uniknya pesantren ekologi ath thaariq garut hingga dianggap kafir karena didatangi pemuka agama lain - News | Good News From Indonesia 2025

Uniknya Pesantren Ekologi Ath-Thaariq Garut hingga Dianggap Kafir karena Didatangi Pemuka Agama Lain

Uniknya Pesantren Ekologi Ath-Thaariq Garut hingga Dianggap Kafir karena Didatangi Pemuka Agama Lain
images info

Pesantren ekologi Ath-Thaariq Garut ini menarik perhatian banyak orang sebab memiliki konsep yang unik; mengajarkan ilmu agama sekaligus menanamkan pemahaman tentang kesadaran ekologis.

Pesantren ini mengajarkan mengenai bagaimana menghormati lingkungan dan merawat ekosistem, mulai dari cara bertani, memanen, dan beternak.

Keunikannya menanamkan kesadaran merawat ekosistem dalam ajarannya ini membuat pesantren Ath-Thaariq dikenal. Tidak hanya dari penganut Islam, pesantren ini juga berhasil menarik para biarawan.

Di sana, mereka belajar berbagai hal, utamanya ekologi berdasarkan perspektif Islam.

Mengenal Pecalang, Garda Terdepan Penjaga Keamanan Desa Adat di Bali

“Tarekat kami, OFM (Ordo Fratrum Minorum) yang didirikan Santo Fransiskus Asisi, beliau sejak dulu menjalankan dialog dengan para muslimin. Semangat itu mau diteruskan kepada para pengikutnya, bagaimana bisa hidup berdampingan dan saling memahami,” kata Juan Carlo Suban Mukin, biarawan yang nyantri di Ath-Thaariq Garut, dikutip dari VOA Indonesia.

Juan mengaku, ajaran yang didapat di Ath-Thaariq selaras dengan ajaran mereka. Meskipun ada perbedaan, ia menilai sebagai sesuatu hal yang wajar.

Dirinya kerap menggali pengetahuan Islam dalam berbagai sesi. Dialog-dialog antaragama itu biasanya dilakukan secara santai, bahkan saat jam makan sekalipun. Juan dapat dengan leluasa berdiskusi dengan para pengasuh pondok.

“Tidak bertentangan, kalaupun ada perbedaan, wajar. Karena prbedaan ajaran pasti punya perspektif atau sudut pandang sendiri. Dari perbedaan itu kita bisa belajar,” ungkapnya.

Mama Sariat Tole: Pelestari Seni Tenun Ikat Alor yang Mendunia

Anggapan Aneh dan Kafir untuk Pesantren Ekologi Ath-Thaariq

Juan Carlo Suban Mukin bukanlah satu-satunya pemuka agama yang nyantri di Ath-Thaariq Garut. Sejak beberapa tahun lalu, pesantren ini telah didatangi oleh para pemuka agama lain.

Bahkan, pada 2019 lalu, Nissa Wargadipura selaku pendiri Pesantren Ekologi Ath-Thaariq menggelar kegiatan bertajuk ‘Jambore Kebangsaan Ekologi untuk Indonesia’. Acara ini mempertemukan banyak lembaga dari lintas agama, di antaranya Katolik, Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), dan Konghucu.

“Dengan jambore itu kami ingin menggaungkan tentang pemulihan ekologi,” tuturnya.

Indonesia Punya Melon Hitam, Varietas Baru Temuan Mahasiswa S3 UB

Sayangnya, konsep pesantren yang diusung Nissa bersama suaminya tidak selalu mendapat respon positif dari masyarakat. Pesantren ini tidak lepas dari label “aneh” dan “kafir” yang disematkan, sebab banyak pemuka agama lain yang turut belajar.

Meski demikian, Nissa tetap yakin dengan apa yang dibentuknya. Ia berprinsip bahwa Pesantren Ekologi Ath-Thaariq ialah rahmatan lil ‘alamin. Artinya, pesantren ini membawa rahmat dan berkat bagi seluruh alam, termasuk penganut agama lain, hewan, bahkan tanaman sekalipun.

“Ekologi ini adalah sebuah prinsip rahmatan lil 'alamin. Jangan manusia, ular, burung, dan bahkan hantu saja kita beri rumah. Agroekologi ini konsep pertanian masa depan. Karena basis kita ini pesantren ekologi. Rahmatan lil 'alamin ini yang diangkat ya harus toleransi,” jelasnya.

Sosok Waitatiri yang Bukunya Jadi Kurikulum Sekolah di Amerika Serikat

Penghargaan yang Diterima Pesantren Ekologi Ath-Thaariq

Keunikan yang dibawa Pesantren Ekologi Ath-Thaariq ini membuatnya tidak pernah sepi dari pengunjung. Beberapa peneliti dari mancanegara seperti Singapura, Malaysia, Filipina, Jepang, Korea, dan Prancis pun turut berkunjung untuk melihat konsep pesantren yang diterapkan Ath-Thaariq.

“Mereka (peneliti mancanegara) datang ke sini untuk melihat konsep yang diterapkan di Pesantren Ekologi Ath-Thaariq,” tutur Ibang Lukman Nurdin, suami Nissa sekaligus pendiri pesantren, sebagaimana dikutip dari NU Online.

Cerita Widianti Widjaya Teruskan Batik Oey Soe Tjoen, dari Terpaksa hingga Penuh Cinta

Kini, Pesantren Ekologi Ath-Thaariq ditetapkan sebagai representatif family farming decade oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk tahun 2018-2028.

"Ath-Thoriq jadi representatif FAO Indonesia di rentang 2018-2028 untuk Family Farming," jelas Nissa.

Tidak hanya itu, Nissa juga ditetapkan menjadi salah satu dari 26 tokoh dunia yang menerima anugerah bergengsi FAO Heroes dari Food & Agriculture Organization (FAO). Penghargaan ini diterima Nissa dalam acara Food Hero’s FAO Global Family Farming Forum yang digelar di Roma, Italia pada Rabu (16/10/2024).

Sawitri Khan, Ketika Dirundung karena Kulit Hitam Kini Justru Jadi Model Internasional

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.