teruna j siahaan pendidikan ui punya landasan kuat antarkan berkarier di luar negeri - News | Good News From Indonesia 2025

Teruna J. Siahaan: Pendidikan UI Punya Landasan Kuat, Antarkan Berkarier di Luar Negeri

Teruna J. Siahaan: Pendidikan UI Punya Landasan Kuat, Antarkan Berkarier di Luar Negeri
images info

Teruna J. Siahaan: Pendidikan UI Punya Landasan Kuat, Antarkan Berkarier di Luar Negeri


Profesor Teruna J. Siahaan adalah salah satu diaspora yang berkarier di bidang akademik di luar negeri. Kini, ia menjadi Ketua Asosiasi Departemen Kimia Farmasi di Universitas Kansas di Lawrence, Kansas, Amerika Serikat.

Tak hanya itu, ia juga dianugerahi Profesor Terhormat Aya dan Takeru Higuchi serta menjadi Anggota, Komite Eksekutif, Sekolah Farmasi.

“Tahun 1991, saya dapat posisi tenure track assistant professor di Department of Pharmaceutical Chemistry, University of Kansas atau KU. Saya dapat tenure dan naik rank ke full professor tahun 2001. Tahun 2016, saya diangkat menjadi Aya & Takeru Higuchi Distinguished Professor,” kata Teruna.

Ini profil inspiratif dan kisah jatuh-bangunnya.

baca juga

Profil Teruna J. Siahaan

Teruna J. Siahaan lahir dan dibesarkan di Indonesia. Ia lahir di Medan, Sumatra Utara dan memulai langkah pendidikannya di Universitas Indonesia. Ia mengambil studi sarjana (B.S.) Kimia dan magister (M.S.) Kimia Organik di Universitas Indonesia.

Nah, saat menempuh S2 di UI, Teruna bertemu dan diwawancarai oleh Prof. George Wilson dari Universitas Arizona (U of A). Kala itu, Prof. George Wilson berkunjung ke UI. Prof. Wilson ternyata terkesan akan potensi Teruna. Ia pun kemudian merekrutnya sebagai calon mahasiswa pascasarjana, sekaligus menjadi asisten dosen di Jurusan Kimia U of A, mulai musim gugur 1982.

Itu lah awal Teruna berani keluar dari Indonesia. Usai menyelesaikan sarjana dan magister, Teruna memutuskan terbang ke Amerika Serikat. Ia memilih melanjutkan Ph.D. di bidang Kimia Organik di Universitas Arizona. Dari sana, kariernya makin moncer. Kecerdasannya membuat ia berprestasi di segala bidang.

baca juga

Selesai Ph.D, Teruna pun melakukan riset post-doktoral di UCSB (University of California, Santa Barbara). Ia menggarap area sintesis total antibiotik berbasis peptida siklik.

Menjalani proses akademik yang panjang. Ada satu hal yang Teruna tekankan, bahwa sebenarnya pendidikan di Indonesia, khususnya Universitas Indonesia, cukup mumpuni untuk mengantarkan mahasiswa berkarier di luar negeri. Pendidikan tinggi di Indonesia tidak terlalu buruk. Ini berbekal pada pengalaman Teruna yang ia rasakan.

 “Pertama kali datang di U of A, saya harus mengambil qualifying exams (ujian kualifikasi), dan saya bisa lulus semua untuk PhD candidacy (pencalonan PhD). Jadi saya rasa, pendidikan yang saya terima di Kimia UI sudah sangat baik untuk mempersiapkan saya untuk belajar dan melakukan penelitian di Amerika,” katanya.

baca juga

Tantangan Berkarier di Luar Negeri

Sebenarnya, perjalanannya di luar negeri tidak semudah itu. Sebagaimana para diaspora lain, Teruna pun tidak lantas mudah beradaptasi. Banyak hal-hal baru yang harus ia kuasai.

Meskipun Teruna termasuk cerdas dan berprestasi, ia tetap harus menyesuaikan diri dengan kecepatan kuliah dan riset yang sangat tinggi. Ia berkata butuh enam bulan untuk adaptasi penuh.

Selain dari segi akademik, Teruna juga bersinggungan dengan batasan sosial dan stereotip yang kerap melekat pada peneliti internasional. Sebagai ilmuwan dari luar negeri di Amerika akhir 1980-an, ia menyadari bahwa kandidat dari negara lain sering kali dinilai kurang mumpuni dari segi komunikasi maupun budaya kerja.

baca juga

“Tantangan besar pertama adalah persepsi saintis-saintis bahwa, karena saya bukan kelahiran Amerika, kemungkinan besar kita tidak bisa berkomunikasi oral (lisan) dan written (tertulis) dengan baik,” katanya, dikutip dari VOA.

Ada salah satu pengalaman kecil yang selalu ia ingat saat di ruang kelas. Suatu hari, Teruna menulis kata “dan” di papan tulis. Satu kata itu membuat para mahasiswa Amerika bertanya dengan heran, “What is Dan?

Mereka mengira “Dan” adalah nama orang, bukan kata sambung. Momen tersebut membuat Teruna sadar bahwa adaptasi juga soal bahasa, budaya, dan cara menyampaikan pikiran.

Selesai menempuh pendidikan, Teruna lantas berkiprah di dunia industri.

baca juga

Perjalanan di Bidang Industri

Setelah menyelesaikan tahap post‐doktoral, Teruna melangkah ke posisi riset dan industri.

Ia mengawali jejak kariernya di La Jolla Cancer Research Foundation (sekarang bagian dari Burnham Institute) pada 1987-1989. Fokus perusahaan tersebut adalah desain peptida siklik RGD dan peptidomimetik untuk menghambat adhesi sel dalam metastasis tumor dan trombosis.

Mereka mendesain peptida siklik RGD, molekul kecil yang dibuat meniru sel tubuh. Tujuannya adalah mencegah sel-sel berbahaya seperti sel kanker menempel dan menyebar ke organ lain.

baca juga

Riset ini menjadi salah satu pendekatan modern yang memadukan bioteknologi, kimia medisinal, dan rekayasa molekul, dengan harapan menghadirkan terapi yang lebih aman dan efektif dibandingkan obat konvensional.

Setelah itu, pada 1989-1991, ia pindah ke rumah obat industri di AS: Sterling Winthrop Pharmaceutical Company. Di sana, Teruna J. Siahaan meneliti berbagai jenis peptida untuk mencari cara mengendalikan enzim yang terlibat dalam penyebaran kanker dan peradangan sendi.

Hasil risetnya kemudian melahirkan molekul buatan bernama peptidomimetik, yang dirancang untuk menghambat aktivitas enzim pemicu metastasis dan rheumatoid arthritis.

Barulah pada 1991, Teruna bergabung sebagai Assistant Professor di University of Kansas (KU) dalam Departemen Kimia Farmasi (Department of Pharmaceutical Chemistry).

baca juga

Kiprah Teruna J. Siahaan di University of Kansas

Setelah lebih dari satu dekade membangun reputasi risetnya, pada tahun 2006 ia dipercaya menjabat sebagai Associate Chair (Wakil Ketua) Departemen Kimia Farmasi KU. Posisi ini membuat Teruna memiliki peran lebih luas dalam mengarahkan arah riset, mendampingi dosen muda, dan memastikan bahwa kultur ilmiah di departemennya tumbuh secara sehat dan kolaboratif.

Sepuluh tahun kemudian, pengakuan yang lebih tinggi datang. Pada 2016, Teruna dianugerahi gelar kehormatan Aya & Takeru Higuchi Distinguished Professor, sebuah titel prestisius yang diberikan kepada profesor dengan kontribusi riset dan pengajaran luar biasa di bidang farmasi dan kimia medisinal. Gelar ini dinamai dari pasangan ilmuwan legendaris KU, Takeru dan Aya Higuchi, yang dikenal sebagai pelopor ilmu farmasi modern di Amerika Serikat.

Selain mengajar dan meneliti, Teruna juga aktif mengembangkan riset lintas disiplin melalui perannya sebagai Direktur Center for Global Health di Sekolah Farmasi KU. Ia duduk dalam komite eksekutif yang merumuskan arah kebijakan akademik dan riset kampus. Hal ini menjadikannya sebagai salah satu figur kunci dalam menghubungkan sains, kebijakan kesehatan, dan kolaborasi global.

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.