apa itu microneedle teknik konsumsi obat lewat kulit yang dikembangkan qonita di queens university belfast - News | Good News From Indonesia 2025

Apa Itu Microneedle? Teknik Konsumsi Obat Lewat Kulit yang Dikembangkan Qonita di Queen's University Belfast

Apa Itu Microneedle? Teknik Konsumsi Obat Lewat Kulit yang Dikembangkan Qonita di Queen's University Belfast
images info

Tahukah Kawan, bahwa konsumsi obat tidak hanya dapat dilakukan melalui mulut? Saat ini ada teknologi yang memungkinkan seseorang mengonsumsi obat lewat kulit yang disebut sebagai microneedle. Qonita Kurnia Anjani, perempuan asal Palu, Sulawesi Tengah tengah mengembangkan teknologi tersebut di Queen's University Belfast (QUB), Irlandia Utara.

Microneedle atau jarum mikro merupakan sebuah jarum berukuran kecil yang berfungsi sebagai pengantar obat. Teknologi ini dikembangkan sebagai alternatif bagi orang-orang yang kesulitan untuk mengonsumsi obat melalui oral.

Qonita, dosen Universitas Megarezky mengembangkan microneedle berangkat dari permasalahan tersebut. Ibunya, merasa kesusahan saat meminum pil tablet sehingga kerap kali obat tersebut dihaluskan terlebih dahulu.

Tanaman Bengkuang Ternyata Beracun, Bisa Dijadikan Pestisida Alami

“Karena melihat dari keluarga, yaitu Ibu saya yang takut menelan obat tablet, sehingga tablet-tablet harus digerus terlebih dahulu. Padahal tidak semua obat itu bisa digerus karena biasanya ada obat yang harus diminum utuh agar lebih efektif,” jelasnya, dikutip dari LDII.

Fokusnya meneliti microneedle dilakukan sejak ia mengerjakan tugas akhir jenjang sarjana (S1). Sejak saat itu, ia konsisten meneliti teknik pengantaran obat melalui kulit. Minat besarnya terhadap microneedle membawa Qonita bergabung dalam Research Fellow di Pharmaceutical Technology, Queen's University Belfast.

Riset Pemanfaatan Rumput Laut Cokelat sebagai Pengendalian Penyakit Akuakultur Dapat Penghargaan Hitachi

Cara Kerja Jarum Mikro atau Microneedle

Konsep konsumsi obat lewat jarum mikro (microneedle) disebut telah ada sejak 1970. Akan tetapi, teknologi tersebut baru diteliti lebih lanjut dan dikembangkan akhir-akhir ini. Jarum mikro dapat menjadi alternatif pengobatan yang tidak menimbulkan rasa sakit dibandingkan jarum biasa.

Jarum mikro berbeda dengan jarum suntik biasanya. Ukuran microneedle jauh lebih kecil dengan spesifikasi panjang 150-1500 mikron (µm), lebar 50-250 mikron, dengan ukuran ujung jarum 1-25 mikron. Dengan desain seperti itu, rasa sakit yang ditimbulkan saat menggunakan jarum mikro lebih minimal sebab jarum mikro dioptimalkan agar tidak bersentuhan dengan ujung saraf di kulit.

Keunggulan Jamur Tempe Temuan Dosen UGM: Bisa Jadi Alternatif Daging

Microneedles tidak akan sampai ke bagian saraf dan pembuluh darah, karena ukurannya yang micro, sehingga tidak terasa sakit atau berdarah ketika digunakan,” tutur Qonita.

Ia menjelaskan jarum mikro hanya akan menembus lapisan interstital fluid, bagian cairan yang berada di ruang sekitar sel. Cairan tersebut berfungsi membawa nutrisi dan oksigen ke sel serta membuang limbah.

Microneedles bisa menghantarkan obat apapun, caranya seperti menempelkan patch atau koyo ke kulit. Sebab needle atau jarum yang ada di microneedles tidak panjang sehingga tidak menyentuh sistem saraf di kulit, makanya kalau diraba, permukaan microneedles teksturnya seperti lidah kucing,” terang Qonita.

Indonesia Punya Melon Hitam, Varietas Baru Temuan Mahasiswa S3 UB

Penelitian Qonita Dapat Sambutan Hangat dari Profesor

Meskipun dihadapkan berbagai kendala fasilitas saat penelitian, usaha Qonita tidak sia-sia. Penelitiannya mendapat sambutan hangat dari profesor agar dapat dikembangkan lebih lanjut.

“Email saya disambut baik oleh salah satu profesor, makanya saya berani untuk melanjutkan merantau jauh sampai ke Irlandia. Dimulai dengan melengkapi berkas-berkas administrasi, mencari supervisor dan sponsor, serta yang paling membuat gugup saat melakukan tes ujian diferensiasi yang merupakan syarat wajib bagi semua mahasiswa PhD di tahun pertama untuk menentukan kita bisa lanjut atau tidak,” paparnya.

Fahrul Nurkolis, Pemegang Hak Paten Antikanker dan Antidiabetes dari Bahan Alam Indonesia

Perjuangan Qonita belum selesai. Ia berharap penelitian microneedles dapat segera dikembangkan dan digunakan secara komersial.

Harapannya, teknologi ini akan mempermudah anak-anak, terutama saat akan divaksin. Orang tua hanya cukup memberikan microneedles dengan cara ditempelkan ke kulit, tanpa menimbulkan rasa sakit.

“Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan hampir semua obat bisa dihantarkan melalui kulit dengan teknologi ini, sehingga dosis obat bisa disesuaikan dengan ukuran microneedles yang ditempelkan pada kulit,” tandasnya.

Unik, Ramuan Penghilang Bau Sampah Justru Terbuat dari Campuran Limbah Sampah

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.