Frans Xaverius Seda atau yang lebih dikenal sebagai Frans Seda menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah. Tokoh kelahiran Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini disebut telah meninggalkan jejak di sektor ekonomi dan pendidikan nasional.
Frans Seda dikenal sebagai ekonom andal di era Orde Baru, politisi ulung, dan pendiri Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya.
Kini, namanya diusulkan sebagai Pahlawan Nasional, sebuah penghargaan yang pantas diberikan atas dedikasinya dalam membangun Indonesia dari sektor ekonomi hingga pendidikan.
Usulan itu muncul dari sejumlah pejabat, mulai dari Wakil Gubernur NTT, Josef A Nae Soi hingga Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate
Kembali Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, KH Anwar Musaddad adalah Pendiri Dua UIN di Pulau Jawa
Perjalanan Hidup Frans Seda
Lahir di Lekebai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 4 Oktober 1926, Frans Seda dibesarkan dalam keluarga yang menanamkan nilai-nilai disiplin dan kejujuran.
Lahir dan besar di tempat yang jauh dari kota tidak membuatnya tertinggal. Ia justru tumbuh dengan semangat belajar yang tinggi.
Pendidikan dasarnya dimulai di Kolese Xaverius Muntilan, kemudian SMP BOPKRI Yogyakarta, dan Hollandsche Burgerschool (HBS) Surabaya.
Tak berhenti di situ, ia kemudian melanjutkan studi ke Katholieke Economische Hogeschool, Tilburg, Belanda, hingga meraih gelar sarjana ekonomi pada 1956.
Di Belanda, Frans Seda tidak hanya sekadar belajar ekonomi. Ia juga menganalisis praktik kolonialisme yang tengah dihadapi tanah kelahirannya. Dari sana, Frans Seda turut andil dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Frans Seda tercatat pernah ikut sebagai anggota laskar Kebangkitan Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS) (1945) dan anggota Batalyon Praja atau Laskar Rakyat Gresik (1945‒1947).
Kisah Mistik 38 Jasad Pejuang Kemerdekaan yang 'Menolak' Dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Malang
Kiprah di Dunia Politik dan Ekonomi: Menjadi Menteri di Tiga Era
Frans Seda adalah salah satu segelintir tokoh yang berhasil menjabat sebagai menteri di tiga era berbeda: Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi.
Karier politiknya dimulai ketika ia menjadi Ketua Umum Partai Katolik Indonesia (1961-1968).
Kemampuannya dalam bidang ekonomi kemudian membawanya ke posisi strategis di pemerintahan. Beberapa jabatan yang pernah ia emban antara lain: Menteri Perkebunan (Kabinet Kerja IV, 1963-1964), Menteri Keuangan (Kabinet Ampera I & II, 1966-1968) dan Menteri Perhubungan dan Pariwisata (Kabinet Pembangunan I, 1968-1973).
Mohammad Natsir, Pahlawan Nasional Indonesia yang Lahir pada 17 Juli 1908
Salah satu prestasi terbesarnya adalah menurunkan inflasi melalui penataan sistem keuangan negara.
Ia memperkenalkan anggaran berimbang dalam penyusunan APBN, yang menjadi fondasi kebijakan fiskal Indonesia.
Selain itu, ia juga berperan dalam pengembangan telekomunikasi antar-pulau, yang menjadi cikal bakal integrasi nasional di bidang komunikasi.
Tak hanya di dalam negeri, Frans Seda juga pernah menjadi Duta Besar RI untuk Belgia dan Luksemburg (1973-1976) serta Kepala Perwakilan Indonesia untuk Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE).
Di masa tuanya, ia masih aktif sebagai Penasihat Presiden BJ Habibie dan masih berlanjut menjadi Penasihat Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri.
Salim Said, Tokoh Pers yang Geluti Banyak Bidang: dari Sastra hingga Militer
Mendirikan Unika Atma Jaya dan Memajukan Generasi Muda
Selain dikenal sebagai ekonom dan politisi, Frans Seda adalah tokoh di bidang pendidikan. Ia meyakini bahwa kemajuan bangsa bergantung pada kualitas sumber daya manusianya.
Pada 1960, bersama sejumlah tokoh Katolik, ia mendirikan Universitas Katolik Atma Jaya. Fakultas Ekonomi adalah program pertama perguruan tinggi ini.
Sebagai sosok yang ahli di bidangnya, Frans Seda saat itu langsung menjadi Dekan Fakultas Ekonomi sekaligus Ketua Yayasan Atma Jaya.
Motivasinya mendirikan universitas ini sangat jelas: melahirkan pemuda-pemudi yang mampu memajukan perekonomian Indonesia.
Ia percaya bahwa pendidikan tinggi harus bisa diakses oleh semua kalangan, tanpa terkendala biaya. Oleh karena itu, ia memperjuangkan beasiswa bagi mahasiswa kurang mampu.
Siapa Aminah Cendrakasih, Tokoh dalam Google Doodle Hari Ini?
Warisan Frans Seda Bagi Bangsa Indonesia
Filosofi pendidikan yang ia anut tidak hanya berfokus pada kecerdasan akademik, tetapi juga keseimbangan antara akal budi dan moralitas. Pesan yang kerap ia sampaikan ialah, “Kalau ingin menjadi manusia yang baik dan berguna, harus menjaga keseimbangan antara akal budi dan hati.”
Frans Seda wafat pada 31 Desember 2009, tetapi pemikirannya tetap hidup melalui kebijakan ekonomi, lembaga pendidikan, dan nilai-nilai integritas yang ia tinggalkan.
Pemerintah dan masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) kini mengusulkannya sebagai Pahlawan Nasional.
Sebagai ekonom, ia berhasil menstabilkan perekonomian Indonesia di masa krisis, meletakkan dasar-dasar kebijakan fiskal yang masih relevan hingga kini.
Selain Sukarno-Hatta, Deretan Tokoh Ini Juga Berperan Penting dalam Proklamasi Kemerdekaan
Sebagai pendidik, ia membuka akses pendidikan tinggi bagi banyak kalangan, mewujudkan impiannya untuk mencetak generasi yang tidak hanya pandai, tetapi juga berkarakter.
Sebagai politisi, ia dikenal sebagai sosok yang jujur dan bersih dari korupsi, sesuatu yang langka di masanya.
Yang tak kalah penting, Frans Seda adalah pejuang pluralisme. Sebagai tokoh Katolik dari Flores, ia selalu menekankan pentingnya persatuan dalam keberagaman.
Ia membuktikan bahwa seorang pahlawan tidak harus berperang dengan senjata; perjuangan melalui ekonomi, pendidikan, dan kebijakan pemerintahan sama mulianya.
Peran Soeharsikin, Ibu Kos yang Menempa Karakter Para Tokoh Nasional
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News