Indonesia sebagai negara dengan potensi energi terbarukan yang melimpah terus berupaya mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Sayangnya, salah satu sumber energi terbarukan belum dimanfaatkan secara optimal, yakni energi geotermal, padahal Indonesia memiliki 40% cadangan panas bumi dunia.
Untuk mengoptimalkan peluang energi terbarukan ini, para peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengembangkan inovasi geotermal dengan memanfaatkan panas bumi, tidak hanya untuk pembangkit listrik, tetapi juga untuk sektor pertanian.
Kolaborasi antara akademisi, industri, dan pemerintah telah melahirkan terobosan baru dalam pemanfaatan fluida panas bumi. Salah satunya adalah pengolahan endapan silika menjadi pupuk cair yang mampu meningkatkan produktivitas tanaman.
Inovasi ini tidak hanya mendukung transisi energi bersih, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat, khususnya di daerah penghasil panas bumi seperti Minahasa, Sulawesi Utara.
BRIN Ungkap Potensi Besar Minyak Jelantah untuk Masa Depan Energi Bersih
Potensi Besar Energi Geotermal di Indonesia
Agenda transisi energi terus digalakkan pemerintah untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Salah satu fokus utamanya adalah mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan beralih ke sumber energi rendah karbon, termasuk energi geotermal.
Tahukah, Kawan? Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia. Sangat disayangkan, pemanfaatannya masih sekitar 11% dari total kapasitas yang ada.
Menurut Ir. Pri Utami, M.Sc., Ph.D., IPM., pakar energi geotermal dari UGM, Indonesia menyimpan 40% potensi panas bumi global, setara dengan 23.965,5 MW. Potensi ini tersebar merata di Sumatera, Jawa, Bali, dan Sulawesi, menjadikannya solusi ideal untuk memenuhi kebutuhan energi nasional sekaligus menekan emisi karbon.
Mengenal Apa Itu Bangunan Gedung Cerdas, Solusi Ruang Hemat Energi dan Ramah Lingkungan
Dibandingkan energi fosil, energi geotermal menghasilkan lebih sedikit karbon dioksida, sulfur dioksida, dan nitrogen oksida, sehingga lebih ramah lingkungan.
Selain itu, panas bumi merupakan sumber energi berkelanjutan karena mengikuti siklus hidrologi alami. Fluida yang telah digunakan dapat diinjeksikan kembali ke reservoir, menjaga keseimbangan sistem.
“Inilah yang membuat energi geotermal stabil dan terbarukan,” jelas Pri Utami dalam laman resmi UGM.
Namun, tantangan utama dalam pemanfaatan energi geotermal ini adalah bagaimana meningkatkan pemahaman masyarakat tentang manfaat panas bumi. Pengembangannya harus melibatkan masyarakat, misalnya melalui integrasi dengan sektor pertanian dan pariwisata.
Sumatra Punya 1.240 GW Energi Terbarukan, Bisa Jadi Lumbung Energi Hijau Indonesia?
Inovasi Geotermal UGM: Memanfaatkan Panas Bumi menjadi Booster Pertanian
Kawan, selama ini, pemanfaatan energi geotermal hanya identik dengan pembangkit listrik. Namun, tim peneliti UGM berhasil mengembangkan inovasi baru dengan mengubah endapan silika dari fluida panas bumi menjadi pupuk cair penyubur tanaman (booster).
Endapan ini mengandung sekitar 60 unsur yang mirip abu vulkanik, sehingga mampu meningkatkan kesuburan tanah.
Melalui kolaborasi lintas disiplin, termasuk ahli nanoteknologi dan konservasi tanah, UGM bersama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) menciptakan booster pertanian bernama Katrili.
Riset Ungkap Bambu Bisa Jadi Sumber Energi Terbarukan di Masa Depan
Produk ini telah diujicobakan pada empat komoditas di Minahasa berupa padi, tomat, kacang Kawangkoan, dan bawang merah dengan hasil yang memuaskan.
“Katrili terbukti efektif meningkatkan produktivitas tanaman,” ungkap Pri Utami.
Dukungan untuk pengembangan inovasi geotermal ini juga datang dari Pemerintah Kabupaten Minahasa.
Get The Fest, Konser yang Manfaatkan Sampah Plastik untuk Suplai Kebutuhan Listrik
Bupati Robby Dondokambey, S.Si., menyambut positif inovasi ini karena sesuai dengan kebutuhan petani setempat. Bahkan, Wakil Bupati Vanda Sarundajang, S.Si., menjadikan lahannya sebagai demonstration plot (demplot) percontohan untuk mengedukasi masyarakat.
Pendekatan ini efektif menjadi contoh bagaimana inovasi dari akademisi bisa diterapkan secara inklusif dan praktis.
Keberhasilan inovasi geotermal ini dirayakan dalam panen raya di Desa Tonsewer Kecamatan Tompaso, Kabupaten Minahasa, pada 26 Mei lalu.
Momen panen raya menjadi ajang para petani membagikan pengalamannya dalam pengolahan ladang pertanian menggunakan booster Katrili.
Pakar IPB University: RI Harus Jadi Agroindustrial Country Agar Maju, Apa Itu?
Petani dari kelompok pria kaum Bapa Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) dan Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM) menyampaikan bahwa Katrili tetap efektif dalam berbagai kondisi cuaca, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.
Dengan pendekatan berbasis riset dan kolaborasi multisektor, energi geotermal tidak hanya menjadi solusi energi bersih, tetapi juga mendorong pertanian berkelanjutan.
Inovasi ini membuktikan bahwa panas bumi bisa memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, sekaligus mendukung transisi energi Indonesia ke arah yang lebih hijau.
10 Desainer RI-Eropa Kolaborasi Bikin Produk Ramah Lingkungan dari Limbah Ceker Ayam hingga Kotoran Sapi
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News