Bangunan Gedung Cerdas (BGC) adalah bangunan yang menggabungkan teknologi dan desain untuk menciptakan ruang yang hemat energi dan ramah lingkungan. BGC memanfaatkan teknologi yang responsif pada konteks lingkungan.
BGC menerapkan sistem manajemen pembangunan gedung pintar yang mengutamakan konteks kawasan, lingkungan, kearifan lokal, dan kebutuhan pengguna yang memenuhi standar teknis bangunan gedung dan sistem keamanan.
Data International Energy Agency (IEA) pada 2021 lalu menunjukkan, bangunan menyumbang kurang lebih 30 persen dari konsumsi energi final global dan 27 persen dari total emisi di sektor energi.
Tidak hanya itu, data World Resource Institute yang dihimpun oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menyatakan bahwa 17,5 emisi gas rumah kaca global berasal dari energi bangunan gedung. Karenanya, bangunan memiliki peran yang amat vital untuk menanggapi keadaan darurat iklim.
Saat ini, semakin banyak negara yang mulai membuat konsep bangunan yang lebih ramah lingkungan, termasuk melalui pembuatan bangunan hijau yang berkelanjutan. BGC seakan menjadi jawaban atas permasalahan yang ada sebagai solusi ruang yang hemat energi dan ramah lingkungan.
BGC yang Dilengkapi Teknologi Canggih
Melalui Peraturan Menteri (Permen) Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2023 tentang Bangunan Gedung Cerdas, prinsip BGC mengutamakan keseimbangan antara aspek manusia, lingkungan, dan teknologi.
Sistem bangunan cerdas ini memakai automasi untuk memantau dan mengendalikan berbagai elemen dalam bangunan gedung agar optimal dan efisien. Tidak hanya itu, penggunaan teknologi yang saling terintegrasi juga menjadi 'poin plus' dalam sistem BGC.
Urbanisasi Diperkirakan Mencapai 72,8% di Tahun 2045, Ini Langkah yang Diambil Kementerian PU
Kawan GNFI, BGC turut menerapkan manajemen energi terpadu untuk mengoptimalkan penggunaan energi. Jumlah konsumsi energi sebisa mungkin akan ditekan dan dikurangi.
Tidak hanya itu, pemanfaatan sumber energi terbarukan juga dilakukan demi meminimalkan dampak lingkungan dari penggunaan sumber energi yang tidak dapat diperbarui.
Bangunan pintar ini turut memaksimalkan sistem keamanannya, utamanya dari ancaman siber atau peretasan. Di sisi lain, kinerja operasionalnya didukung oleh mesin dan teknologi canggih, seperti Internet of Things (IoT) yang dapat mengatur banyak hal, misalnya pencahayaan, suhu udara, hingga sistem deteksi gangguan maupun gerakan.
Menariknya, sistem manajemen gedungnya yang mumpuni juga diklaim memiliki pengendali kelistrikan, gas, air bersih, pengawasan cuaca otomatis, hingga sensor gempa bumi.
Beberapa elemen BGC antara lain, alarm dan pemberitahuan massal, kamera pengawas, kontrol akses, papan informasi digital, audio visual, jaringan akses kabel dan antena, kelistrikan, dan pencahayaan.
Selain itu, ada juga pengondisian udara, ventilasi, penyediaan air minum, pengelolaan air limbah, pengeloaan sampah, transportasi vertikal, parkir, dan pengelolaan utilitas.
Bagaimana Contoh Penerapannya?
Dalam buku panduan yang dirilis oleh Otorita Ibu Kota Nusantara yang bertajuk Pedoman Bangunan Cerdas Nusantara, penerapan BGC sebenarnya sudah dimulai di Indonesia, seperti penerapan sistem parkir dengan sensor, pengawasan lewat CCTV, dan sistem pencahayaan otomatis.
Kawan GNFI, Singapura merupakan salah satu negara ynag sudah menerapkan BGC, tepatnya di JTC Summit. Bangunan ini menggabungkan berbagai jenis teknologi canggih, mulai dari energi cerdas, manajemen gedung, layanan pengiriman robot, dan sebagainya.
Melangkah lebih jauh, ada juga The Crystal, London, yang telah menerapkan teknologi serupa. Menariknya, bangunan ini sudah dibuka sejak 2012 dan terbukti mampu menghemat pengeluaran energi.
BGC Indonesia sendiri bakal diterapkan secara menyeluruh di Ibu Kota Nusantara (IKN), salah satunya di rumah susun. Bangunan itu mengusung konsep Vertical Smart Building.
Pembangunan BGC di ibu kota itu bertujuan untuk meningkatkan efisiensi energi dan kenyamanan penghuni. BGC juga membantu menekan emisi gas rumah kaca (GRK) yang sejalan untuk mendukung SDGs Indonesia.
Menuju Jakarta Sehat, Layak Huni, dan Sejahtera dengan Bangunan Gedung Hijau
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News