Urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota diperkirakan meningkat hingga 72,8 persen pada 2045 mendatang. Dengan demikian, kebutuhan akan bangunan dan gedung besar bakal ikut meningkat.
Kawan GNFI, di tengah kompleksitas perubahan iklim yang semakin parah, bangunan dan gedung memiliki peran yang sangat besar terhadap penggunaan energi dan emisi gas rumah kaca. Bangunan hunian disebut memiliki kontribusi yang lebih besar dibandingkan bangunan komersial.
Di sisi lain, Indonesia juga memiliki impian untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060 nanti. Demi mewujudkan hal tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum menggandeng berbagai pihak untuk mendorong tercapainya NZE 2060 tersebut.
Dorong penerapan bangunan hijau dan bangunan gedung cerdas
Naiknya tren urbanisasi di masa depan harus disikapi dengan baik oleh pemerintah. Kementerian PU dalam hal ini berkomitmen untuk mendorong penerapan Bangunan Gedung Hijau (BGH) dan Bangunan Gedung Cerdas (BGC) di seluruh Indonesia.
Menuju Jakarta Sehat, Layak Huni, dan Sejahtera dengan Bangunan Gedung Hijau
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2021 Tentang Penilaian Kinerja Bangunan Hijau, dijelaskan bahwa BGH adalah bangunan gedung yang memenuhi Standar Teknis Bangunan Gedung dan memiliki kinerja terukur secara signifikan dalam penghematan energi, air, dan sumber daya lainnya melalui penerapan prinsip BGH sesuai dengan fungsi dan klasifikasi dalam setiap tahapan penyelenggaraannya.
Penerapan BGH dilakukan lewat pengelolaan tapak dan desain bangunan yang adaptif dan penggunaan peralatan yang ramah lingkungan. Kementerian PU juga sudah menetapkan peta jalan untuk tahun 2023-2028 dengan mempertimbangkan distribusi populasi, konsumsi energi dan air, dan implementasi BGH di berbagai wilayah di Indonesia.
Kemudian, untuk meningkatkan efisiensi energi dan kenyamanan hunian, konsep BGC juga akan diterapkan sebagai langkah lanjutan dari BGH. BGC mengintegrasikan teknologi canggih untuk meningkatkan efisiensi energi dan responsif terhadap konteks lingkungan.
Kawan GNFI, contoh penerapan BGH dan BGC saat ini dapat dilihat pada pembangunan rumah susun di Ibu Kota Nusantara (IKN). IKN mengadopsi konsep Vertical Smart Building.
Pemanfaatan bangunan gedung yang ramah lingkungan ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi energi dan menciptakan ruang yang nyaman bagi penghuninya. Tidak hanya itu, desain konstruksi bangunan yang “lebih hijau” juga sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia.
Ramah Lingkungan, Inovasi Kereta Listrik Panel Surya Ramai Diminati
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News