Lokasinya berada di Kabupaten Kulon Progo, sekitar 25 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta. Di tempat ini, Kawan GNFI akan menemukan pengalaman liburan yang tidak hanya menyegarkan, tetapi juga penuh makna budaya dan sejarah.
Tak sekadar menawarkan pemandangan yang asri dan udara sejuk, Desa Wisata Tinalah juga dikenal berkat berbagai aktivitas kreatif berbasis komunitas. Prestasinya pun membanggakan, masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 dan menjadi juara empat kategori Desa Wisata Digital.
Kalau Kawan GNFI ingin menjauh sejenak dari hiruk-pikuk kota dan menyatu dengan alam serta tradisi lokal, Desa Wisata Tinalah adalah destinasi yang wajib masuk dalam daftar liburan berikutnya.
Raminten, Warisan Abadi Hamzah Sulaiman, Sang Maestro Budaya Yogyakarta
Sekilas Mengenai Desa Wisata Tinalah
Desa Wisata Tinalah atau yang sering disingkat Dewi Tinalah terletak di ketinggian 117 mdpl dengan suhu harian yang sejuk, berkisar antara 25–32 derajat Celsius.
Desa ini mengusung slogan “Pesona Alam dan Budaya”, yang tercermin dari lanskap hijaunya, aktivitas warganya yang masih alami, hingga beragam kegiatan edukatif berbasis budaya lokal.
Nama Tinalah sendiri diambil dari Sungai Tinalah yang mengalir membelah desa. Pemerintah daerah pun mendukung penuh pengembangan desa ini sebagai bagian dari gerakan wisata berbasis budaya di Yogyakarta, termasuk gerakan Sambanggo, program yang mendorong kegiatan wisata sekaligus ekonomi kreatif masyarakat pegunungan.
Peresmian Museum Sonobudoyo di Yogyakarta pada 1935, Bertepatan dengan Hari Lahir HB VIII
Daya Tarik Desa Wisata Tinalah
Ada banyak alasan mengapa Desa Wisata Tinalah begitu menarik untuk dikunjungi. Yuk, Kawan GNFI, kita lihat beberapa di antaranya:
1. Paket Wisata yang Variatif
Desa Wisata Tinalah menawarkan beragam paket wisata yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan Kawan GNFI, seperti:
- Paket Camping (Rp55.000/orang untuk 3 hari 2 malam)
- Paket Outbound (Rp125.000/orang untuk 1 hari)
- Paket Makrab (Rp50.000/orang untuk 2 hari 1 malam)
- Paket Live In di rumah warga (Rp750.000/orang untuk 1 hari 1 malam)
- Paket Jelajah Alam (Rp139.000/orang)
- Paket Homestay (Rp250.000/orang per malam)
Semua paket sudah termasuk fasilitas lengkap dan asuransi.
2. Pengalaman Menyatu dengan Alam
Buat Kawan GNFI yang suka petualangan, Desa Wisata Tinalah menawarkan trekking ke Puncak Kleco, susur Sungai Tinalah, dan eksplorasi Goa Sriti, yang konon pernah menjadi tempat persembunyian Pangeran Diponegoro.
Mengapa Yogyakarta Disebut Daerah Istimewa?
3. Aktivitas Budaya dan Kreatif
Di sini, wisatawan bisa mengikuti berbagai workshop kreatif seperti:
- Melukis di batu (rock painting)
- Membuat topi dari daun kelapa
- Membuat piring dari lidi
Kegiatan ini bukan hanya seru, tetapi juga bisa menjadi oleh-oleh unik hasil kreasi tangan sendiri.
4. Wisata Edukasi Sejarah
Desa Wisata Tinalah juga punya Museum Sandi Negara, tempat belajar tentang sejarah persandian di Indonesia, termasuk sandi morse. Cocok banget buat Kawan GNFI yang suka wisata edukatif!
5. Udara Segar dan Lingkungan Asri
Kesejukan udara dan suasana yang damai membuat desa ini pas sebagai tempat healing. Kawan GNFI bisa benar-benar recharge energi setelah lelah beraktivitas di kota.
Legenda Asal Usul Gunung Merapi di Yogyakarta yang Menjadi Penyeimbang Pulau Jawa
Akses Menuju Desa Wisata Tinalah
Untuk menuju Desa Wisata Tinalah, Kawan GNFI bisa berkendara sekitar 1 jam dari pusat Kota Yogyakarta ke arah Kabupaten Kulon Progo. Lokasinya tepatnya di Jalan Persandian Km 5, Purwoharjo, Samigaluh.
Transportasi yang bisa digunakan cukup fleksibel, baik mobil pribadi, motor, maupun bus.
Jalan menuju desa sudah memadai dan cukup mudah diakses, meski tetap harus hati-hati karena ada beberapa jalur menanjak khas daerah pegunungan.
Kampung Wisata Taman Sari Yogyakarta, Pesona Sejarah dalam Balutan Budaya
Tips Berkunjung ke Desa Wisata Tinalah
Supaya liburan Kawan GNFI di Desa Wisata Tinalah makin nyaman, berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:
- Gunakan pakaian dan alas kaki nyaman: Karena ada banyak aktivitas luar ruangan seperti trekking dan camping.
- Bawa perlengkapan pribadi: Seperti obat-obatan, power bank, dan sunblock.
- Booking paket wisata lebih dulu: Khususnya untuk rombongan besar atau saat musim liburan.
- Siapkan fisik: Aktivitas di alam terbuka memerlukan stamina yang cukup.
- Hormati budaya lokal: Selalu ramah dan menjaga kebersihan saat berinteraksi dengan penduduk.
Gudeg Mbah Lindu, Warung Gudeg Tertua di Yogyakarta yang Konon Sudah Ada sejak Masa Kolonial
Ayo Berkunjung ke Desa Wisata Tinalah!
Desa Wisata Tinalah bukan sekadar tempat berlibur, tetapi juga ruang untuk belajar, berinteraksi dengan alam, budaya, dan masyarakat setempat.
Mulai dari trekking, camping, belajar sejarah di Museum Sandi, sampai membuat kerajinan unik, semuanya bisa Kawan GNFI temukan dalam satu tempat yang memesona ini.
Jadi, sudah siap bertualang dan merasakan pesona alam dan budaya di Desa Wisata Tinalah?
Tradisi Ruwahan, Warisan Leluhur Menyambut Datangnya Ramadan di Yogyakarta
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News