Indonesia dikenal sebagai bangsa yang kaya akan keberagaman. Indonesia memiliki lebih dari 1.340 suku bangsa di Tanah Air menurut sensus BPS tahun 2010. (Indonesia.go.id, 2017). Keberagaman ini kemudian dikelompokkan menjadi sebuah istilah yang sering dikenal dengan SARA atau Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan yang menjadi ciri khas pluralitas masyarakat Indonesia.
Karena adanya keberagaman, bangsa Indonesia memiliki sebuah semboyan yang menyatukan kita semua, Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu. Semboyan ini merupakan hal yang mencerminkan bangsa Indonesia. Hal yang harus dipegang teguh untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Kebhinekaan berasal dari kata “bhinneka” yang artinya beraneka ragam atau bermacam-macam. Kebhinekaan mengacu pada keberagaman suku, agama, ras, dan golongan yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
Secara luas, kebhinekaan dapat didefinisikan sebagai sikap menghargai dan merayakan perbedaan dalam masyarakat. (Liputan6, 2024). Semboyan ini yang menjadi pedoman bagi bangsa Indonesia dalam bertindak dan fondasi utama untuk terwujudnya harmoni sosial.
Saat ini banyak sekali kasus intoleransi SARA yang terjadi di Indonesia, mulai dari penolakan pembangunan gereja, melarang orang untuk ikut dalam festival kebudayaan lain, merendahkan etnis lain, dan masih banyak lagi.
Salah satu contoh kasus yang terjadi adalah Konflik Sambas (1997-1999) Kalimantan Barat yang melibatkan etnis Dayak, Melayu, dan Madura yang dipicu oleh ketegangan etnis yang diperburuk oleh kesenjangan ekonomi dan kompetisi sumber daya. (Kumparan.com, 2025).
Hal ini tidak sesuai dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” dimana kita sebagai sesama warga Indonesia harus saling menghormati keberagaman dan merangkul keberagaman untuk menjadi kekuatan Indonesia. Akhirnya, masalah ini diselesaikan dengan melibatkan relokasi penduduk etnis Madura dan program rekonsiliasi antar etnis melalui kegiatan kebudayaan dan dialog komunitas.
Oleh karena itu, kebhinekaan menjadi hal yang sangat penting agar dapat mengatasi masalah intoleransi SARA ini. Kebhinekaan bisa menjadi pengingat bagi rakyat Indonesia bahwa Indonesia memiliki banyak keragaman, mulai dari keragaman suku, ras, dan agama.
Keberagaman yang ada di Indonesia seharusnya menjadi suatu hal yang dapat menjadikan Indonesia negara. Pada campaign ini kami ingin menekankan bagaimana Kebhinekaan bisa menjadi solusi untuk mengatasi Intoleransi SARA.
Mulai dari kurikulum yang membahas tentang pentingnya kebhinekaan, membuat event-event yang menunjukkan keberagaman di Indonesia, dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kebhinekaan dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu contoh event keberagaman yang telah dilakukan adalah Karnaval Gemilang Budaya Kalimantan Barat. Di mana karnaval yang diadakan pada 10 Agustus 2025 bertujuan untuk memperkenalkan dan melestarikan keragaman budaya kepada generasi muda. Oleh karena itu, kami sekelompok ingin memanfaatkan sosial media yang ada untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai toleransi antar SARA.
Campaign kami berjudul OneHumanity.id bertujuan untuk mengajak masyarakat menyadari bahwa perbedaan suku, agama, ras, dan budaya adalah kekuatan yang harus dijaga dan bukan sumber perpecahan. Melalui berbagai kegiatan bersama, campaign ini berupaya mengurangi pikiran negatif antar kelompok dan mendorong masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh ujaran kebencian.
Sasaran utama campaign ini adalah generasi muda yang masih berusia 17–30 tahun agar bisa menjadi penggerak toleransi melalui pembentukan komunitas lintas SARA dan penyelenggaraan acara kolaboratif. Campaign ini juga mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan lebih berani melaporkan konten yang bersifat memecah belah, sehingga tercipta lingkungan yang damai dan harmonis.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News