inilah ganyong umbi umbian asli indonesia yang jarang diketahui - News | Good News From Indonesia 2025

Inilah Ganyong, Umbi-umbian Asli Indonesia yang Jarang Diketahui

Inilah Ganyong, Umbi-umbian Asli Indonesia yang Jarang Diketahui
images info

Inilah Ganyong, Umbi-umbian Asli Indonesia yang Jarang Diketahui


Salah satu sumber pangan asli Indonesia yang patut diingat kembali adalah ganyong, tanaman Bernama ilmiah Cannadiscolor, ganyong telah lama hidup berdampingan dengan masyarakat, meski popularitasnya sempat meredup oleh dominasi beras dan komoditas pangan modern lainnya. 

Nama genus "Canna" sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti "tiang", merujuk pada batangnya yang tegak. Sementara itu, spesies "discolor" berarti "berwarna ganda" atau "berbeda warna", yang menggambarkan karakteristik daunnya yang sering kali memiliki dua warna, hijau di bagian atas dan kemerahan atau keunguan di bagian bawah. 

Tanaman ini termasuk ke dalam keluarga Cannaceae, yang masih berkerabat dengan pisang-pisangan (Musaceae) dan jahe-jahean (Zingiberaceae).

Di berbagai daerah di Indonesia, ganyong memiliki sebutan yang beragam, mencerminkan penyebarannya yang luas. Masyarakat Sunda menyebutnya ganyong, orang Jawa mengenalnya sebagai ganyong atau anyong, sementara di Sumatra dan daerah lain, ia mungkin dikenal dengan nama lain seperti sinusu atau laré. 

Ganyong, Umbi-umbian Asli Indonesia

Ganyong memiliki penampilan yang cukup mencolok dan mudah dikenali. Tanaman ini tumbuh tegak dengan ketinggian yang dapat mencapai antara 1,5 hingga 2 meter. Daunnya lebar dan berbentuk seperti jantung atau oval, dengan ujung meruncing. 

Ciri khasnya, seperti yang diisyaratkan namanya, adalah permukaan daun bagian atas yang berwarna hijau, sedangkan bagian bawahnya sering kali berwarna kemerahan, keunguan, atau kecoklatan, terutama pada daun yang muda.

Sistem perakaran ganyong termasuk akar serabut, dan yang menjadi bagian paling bernilai ekonomi adalah umbinya. Umbi ganyong tumbuh di dalam tanah, berbentuk bulat memanjang seperti silinder dengan ujung yang meruncing. Kulit umbinya berwarna cokelat muda hingga keabu-abuan, sementara bagian dalamnya berwarna putih dan bersifat renyah ketika mentah. 

Selain umbi, ganyong juga menghasilkan bunga yang cantik. Bunganya berwarna merah oranye, tersusun dalam rangkaian yang menarik perhatian, sehingga tidak jarang ganyong juga ditanam sebagai tanaman hias.

Tumbuh di Iklim Tropis

Ganyong merupakan tanaman yang sangat adaptif dan mudah tumbuh. Habitat aslinya adalah daerah tropis yang lembap, menjadikan Indonesia sebagai lingkungan yang ideal bagi pertumbuhannya. Tanaman ini sering ditemukan tumbuh di tepi-tepi sungai, pematang sawah, pekarangan rumah, atau di lahan-lahan terlantar. Ia dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut.

Status ganyong seringkali dianggap sebagai tanaman liar karena kemampuannya untuk tumbuh tanpa perawatan intensif. Ia berkembang biak secara vegetatif melalui rimpang atau umbinya. Namun, penting untuk dicatat bahwa "liar" di sini bukan berarti tidak bermanfaat. 

Ganyong sebenarnya merupakan tanaman yang dapat dengan mudah dibudidayakan. Dengan semakin tingginya kesadaran akan ketahanan pangan, ganyong kini mulai ditanam secara lebih serius, tidak hanya mengandalkan populasi yang tumbuh alami. Ia termasuk dalam kategori tanaman pangan lokal yang potensial untuk dikembangkan lebih lanjut.

baca juga

Berpotensi sebagai Sumber Pangan Alternatif

Ganyong telah lama dikategorikan sebagai salah satu sumber karbohidrat non-beras yang penting. Sebuah laporan dari Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian RI menyebutkan bahwa ganyong termasuk dalam kelompok umbi-umbian minor yang potensial untuk mendukung diversifikasi pangan. Bagian yang dimanfaatkan adalah umbinya, yang memiliki kandungan pati yang tinggi.

Secara nutrisi, pati ganyong memiliki karakteristik yang unik. Beberapa penelitian, seperti yang dipublikasikan dalam International Journal of Food Science, menunjukkan bahwa pati ganyong memiliki ukuran granula yang besar, suhu gelatinisasi yang relatif rendah, dan kemampuan pembentukan gel yang baik. Sifat-sifat ini membuatnya sangat cocok untuk berbagai aplikasi di industri pangan. Kandungan karbohidratnya yang tinggi menjadikannya alternatif pengganti tepung terigu atau tepung tapioka.

Dalam pengolahan tradisional, umbi ganyong biasanya dipanen, dikupas kulitnya, kemudian direbus atau dikukus untuk dikonsumsi langsung. Rasanya manis dan teksturnya lembut, mirip dengan ubi jalar. Selain direbus, ganyong banyak diolah menjadi tepung. 

Tepung ganyong berwarna putih dan dapat digunakan sebagai bahan baku aneka kue tradisional seperti kue cubit, kue mangkok, atau bika ambon, memberikan tekstur yang lembut dan kenyal. Olahan modern lainnya adalah menjadikannya sebagai bahan baku mie, cookies, hingga puding dan es krim, sebagai upaya inovasi untuk meningkatkan nilai ekonomis dan daya tariknya bagi generasi muda.

Dengan segala potensinya, ganyong bukan sekadar tanaman liar masa lalu, melainkan aset pangan masa depan. Upaya revitalisasi melalui edukasi, penelitian, dan inovasi olahan pangan sangat diperlukan untuk mengembalikan kejayaan ganyong sebagai salah satu pilar ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan.

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.