jalan sukarno di kota tunis menapaki jejak persahabatan indonesia tunisia yang tertaut sejak lama - News | Good News From Indonesia 2025

Jalan Sukarno di Kota Tunis: Menapaki Jejak Persahabatan Indonesia-Tunisia yang Tertaut Sejak Lama

Jalan Sukarno di Kota Tunis: Menapaki Jejak Persahabatan Indonesia-Tunisia yang Tertaut Sejak Lama
images info

Jalan Sukarno di Kota Tunis: Menapaki Jejak Persahabatan Indonesia-Tunisia yang Tertaut Sejak Lama


Di kawasan elit Kota Tunis, Tunisia, tepatnya Les Berges du Lac, ada sebuah jalan dengan plakat yang amat familier bagi warga Indonesia. Adalah Jalan Sukarno, jalan yang namanya diambil langsung dari nama Presiden pertama Indonesia, sekaligus sosok yang dekat dengan Presiden pertama Tunisia, Habib Bourguiba.

Nama resmi jalan itu adalah Rue du Leader Ahmed Soekarno atau نهج الزعيم أحمد سوكارنو dalam bahasa Arab. Jalan Soekarno di Tunis diresmikan pada tahun 2024, tepat di hari lahir Sang Proklamator, yaitu tanggal 6 Juni.soekarno

Jalan Bapak Bangsa ini menjadi simbol kuatnya hubungan bilateral Indonesia-Tunisia. Penamaan jalan tersebut juga menjadi sebuah penghargaan tinggi atas jasa Soekarno dalam membantu kemerdekaan Tunisia.

Persahabatan Soekarno dan Habib Bourguiba

Soekarno dan Habib Bourguiba 1960 di Tunisia | Kemlu RI
info gambar

Soekarno dan Habib Bourguiba 1960 di Tunisia | Kemlu RI


Tunisia dan Indonesia memiliki persamaan; bekas jajahan negara kolonial. Baik Indonesia maupun Tunisia, masing-masing berjuang dengan caranya sendiri untuk mendapatkan pengakuan dari dunia sebagai negara yang berdaulat.

Saat Belanda kembali menduduki Indonesia pascakemerdekaan, tokoh-tokoh publik Indonesia mendatangi banyak tokoh dunia untuk meminta dukungan. Hal yang sama pun terjadi saat Tunisia tengah memperjuangkan kemerdekaan mereka.

Saat itu, Habib Bourguiba berupaya menggalang dukungan dari negara-negara lain, salah satunya Indonesia. Bourguiba yang kelak menjadi Presiden Tunisia itu tahu jika Soekarno punya ambisi untuk menghapus imperialisme di dunia.

Bourguiba kemudian bertandang ke Indonesia di tahun 1951 atas undangan Soekarno. Mereka berbicara soal gerakan kemerdekaan Tunisia yang juga digemborkan oleh Bourguiba agar terbebas dari kolonialisme Prancis.

Tak lama dari kunjungan Bourguiba, Indonesia mendirikan sebuah kantor yang digunakan bagi utusan Tunisia dan negara Afrika Utara lainnya yang tengah memperjuangkan kemerdekaannya. Lokasinya ada di Jalan Cik Ditiro, No.56, Jakarta Pusat. Kantor ini pernah dipakai sebagai kedutaan besar Aljazair sebelum akhirnya dipindah ke lokasi yang baru.

Tak berhenti di sana, bersama negara-negara bekas penjajahan lainnya, Indonesia menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung pada 1955. Konferensi ini disebut menjadi inspirasi banyak negara untuk melawan imperialisme dan meraih kemerdekaan mereka.

Setahun setelah KAA, Tunisia pun merdeka. Persahabatan Soekarno dan Bourguiba tetap langgeng. Menyadur dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tunisia, Bourguiba kemudian mengundang Soekarno untuk bertamu ke negaranya. Undangan tersebut dipenuhi pada tahun 1960.

baca juga

Soekarno dan Tunisia

Soekarno saat disambut di Tunisia | Kemlu RI
info gambar

Soekarno saat disambut di Tunisia | Kemlu RI


Kawan GNFI, kedatangan Soekarno di Tunisia disambut dengan meriah. Ratusan warga menyambutnya dengan gembira, bak kedatangan sosok yang amat luar biasa nan berjasa bagi negara mereka.

Soekarno juga diberikan kalung kembang khas penyambutan tamu terhormat. Sang Presiden pun diarak berkeliling sambil melambaikan tangannya pada masyarakat.

Bourguiba pernah memberikan Soekarno penghargaan tertinggi sebagai Pejuang Kemerdekaan Tunisia yang dalam bahasa Arab disebut sebagai وسام المجاهدين (Wisam Al Mujahidin).

Melansir dari ANTARA, kedatangan Soekarno ke Tunisia selama beberapa hari itu menjadi momentum spesial terjalinnya hubungan erat Indonesia dengan Tunisia. Persahabatan yang dirajut Soekarno ini dilanjutkan oleh Presiden Soeharto dan Presiden Megawati yang masing-masing pernah mengunjungi Tunisia pada 1992 dan 2003.

Jejak Soekarno itu kemudian diabadikan sebagai nama jalan di di Kota Tunis. Bahkan, Jalan Soekarno itu berada di area modern dan ekslusif—mirip dengan SCBD di Jakarta—di mana menjadi kawasan mahal dan mewah di Tunisia.

Kerja Sama Indonesia dan Tunisia

Meskipun resmi merdeka pada 1956, pergaulan Indonesia dengan Tunisia sudah mulai dijalin sejak kunjungan Bourguiba di Jakarta pada 1951.

Indonesia membuka kedutaan di Tunisia pada 1960, menandai pembukaan hubungan diplomatik resmi antara kedua negara. Sementara itu, Kedutaan Besar Tunisia di Jakarta resmi dibuka pada Oktober 1987.

Namun, saat Indonesia mengalami keterbatasan keuangan negara, pewakilan RI di Tunisia sempat ditutup. Kedutaan dibuka kembali pada tahun 1977 saat kondisi membaik.

Lebih lanjut, relasi kedua negara semakin erat lewat kerja sama di berbagai bidang strategis, yakni perdagangan, investasi, pertanian, pariwisata, meteorologi dan iklim, lingkungan hidup, pendidikan, agama, dan sebagainya.

Di luar kerja sama bilateral, Indonesia dan Tunisia juga sama-sama mendukung penuh kemerdekaan Palestina. Saat konvoi kemanusiaan terbesar jalur laut—Global Sumud Flotilla—Tunisia menjadi lokasi keberangkatan relawan menuju Gaza.

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firda Aulia Rachmasari lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firda Aulia Rachmasari.

FA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.