Hingga 2024, jumlah pondok pesantren di Indonesia telah melampaui 34.000 unit.
Beberapa sumber lain bahkan mencatat jumlah yang lebih tinggi, mencapai 42.433 pesantren di seluruh provinsi. Perbedaan angka ini terjadi karena adanya kriteria tertentu mengenai definisi pesantren dan kategori lembaga (tradisional, modern, kombinasi).
Pesantren di Indonesia umumnya merujuk pada lembaga pendidikan Islam berbasis asrama. Menurut Kemenag, kriteria pesantren setidaknya memiliki unsur kyai (pengajar), santri mukim, masjid/kajian kitab, dan kegiatan pendidikan agama.
Oleh karena itu, lembaga pendidikan keagamaan yang tidak memiliki semua unsur tersebut mungkin tidak termasuk sebagai pesantren dalam data resmi.
Pesantren Hadir Sebelum Pendidikan Formal
Sistem pesantren disebut lahir jauh sebelum pendidikan formal modern berkembang. Jejak awal pesantren bisa ditelusuri hingga abad ke-15, bersamaan dengan penyebaran Islam di Jawa oleh para Wali Songo.
Dari kawasan pesisir, pesantren kini telah hadir di berbagai pelosok negeri. Beberapa provinsi bahkan memiliki puluhan ribu pesantren dan menjadi pusat bagi orang-orang untuk nyantri.
Merujuk data dari GoodStats, Jawa Barat adalah provinsi dengan jumlah pesantren terbanyak. Temuan ini menarik sebab selama ini masyarakat mengenal Jawa Timur sebagai pusat pesantren di Indonesia. Menarik, bukan?
Masih dari data yang sama, GoodStats mencatat 10 provinsi dengan jumlah pesantren terbanyak, di antaranya:
- Jawa Barat sebanyak 12.977 pesantren
- Jawa Timur sebanyak 7.347 pesantren
- Banten sebanyak 6.776 pesantren
- Jawa Tengah sebanyak 5.347 pesantren
- Aceh sebanyak 1.923 pesantren
- Lampung sebanyak 1.357 pesantren
- Nusa Tenggara Barat sebanyak 958 pesantren
- Sumatera Selatan sebanyak 669 pesantren
- Riau sebanyak 543 pesantren
- Jambi sebanyak 480 pesantren
Jawa Barat: Jejak Syekh Quro
Jejak pesantren di Jawa Barat sudah muncul sejak abad ke-15. Menurut catatan lokal, Pesantren Syekh Quro di Karawang berdiri sekitar 1418 M. Lalu, di Cirebon berdiri Pesantren Pasambangan sekitar 1420 M, oleh Syekh Nurjati.
Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, pesantren di Jawa Barat mulai berkembang pesat. Pesantren menjadi pusat belajar agama sekaligus pusat komunitas lokal.
Salah satu pesantren tertua dan paling populer di Jawa Barat adalah Pesantren Babakan Ciwaringin di Cirebon, yang diperkirakan didirikan sekitar tahun 1817 oleh Ki Jatira.
Jawa Timur: Basis Pesantren Moderen dan Tradisional
Jawa Timur menjadi salah satu pusat pesantren terbesar di Indonesia. Tradisi pesantren di Jawa Timur sering dikaitkan dengan penyebaran agama Islam oleh Wali Songo.
Sejak era kolonial, pesantren di Jawa Timur tumbuh sebagai lembaga otonom yang tidak tergantung pemerintah kolonial. Santri menjadi salah satu kelompok sosial yang punya jaringan luas. Banyak kyai Jawa Timur juga berperan dalam pergerakan nasional kemerdekaan. Perkembangan pesantren modern di Jawa Timur semakin cepat pasca kemerdekaan, dengan penggabungan kurikulum keagamaan dan sekolah umum.
Beberapa pesantren yang masyhur di Jawa Timur adalah Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo dan Pesantren Tebuireng Jombang.
Aceh (Dayah): Pusat Keilmuan Islam di Tanah Serambi
Di Aceh, tradisi pesantren dikenal dengan istilah dayah. Dayah telah ada sejak masa kerajaan Islam di Aceh, bahkan sebelum kolonialisme. Seiring waktu, dayah menjadi lembaga pendidikan agama utama di Aceh.
Dalam tulisan Marzuki yang diunggah dalam jurnal Millah, peneliti mencatat bahwa dayah sering berfungsi ganda, yakni pendidikan agama dan sosial. Di era modern, dayah juga menyesuaikan diri dengan kurikulum nasional agar santri tidak tertinggal dalam pendidikan umum
Beberapa pesantren terkenal di Aceh adalah Darul Quran Aceh (DQA) dan Pesantren Imam Syafi’i Aceh.
Nusa Tenggara Barat (NTB)
NTB, terutama Lombok memiliki tradisi pendidikan Islam yang menyatu dengan budaya lokal Sasak. Pesantren tumbuh sebagai lembaga keagamaan utama dalam masyarakat.
Pesantren di NTB hadir saat Islam mulai berkembang pesat di Lombok sejak abad ke-16 melalui dakwah para ulama dari Jawa dan Makassar. Mereka memperkenalkan sistem halaqah (pengajian melingkar), yang kemudian berkembang menjadi bentuk pondok pesantren. Seiring waktu, pesantren menjadi pusat pendidikan, dakwah, dan pembinaan sosial di tengah masyarakat Lombok.
Salah satu pesantren terbaik di NTB adalah Pondok Pesantren Al-Aziziyah, Selong, Lombok Timur. Ponpes Al-Aziziyah menjadi pesantren modern di NTB yang menawarkan pendidikan agama dan pendidikan formal terpadu.
Banten: Lonjakan Pesantren Modern
Walaupun bukan provinsi yang dikenal sebagai pusat pesantren, Banten dalam beberapa dekade terakhir mengalami pertumbuhan pesantren signifikan. Izin pendirian pesantren relatif lebih fleksibel, dan semakin banyak lembaga pesantren modern muncul.
Salah satu pesantren yang terkenal di Banten adalah Pondok Pesantren Attahiyyah. Berdiri 1988, Ponpes Attahiyyah fokus pada kajian Kitab Kuning dan hafalan Al-Qur’an.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News