“Saat pertama kali memulai, kami melihat betapa banyak limbah makanan yang terbuang begitu saja. Dengan membangun sistem yang lebih efektif dan melibatkan lebih banyak mitra, kami mulai melihat perubahan. Sampah yang dulu dianggap tidak bernilai kini bisa menjadi solusi bagi lingkungan dan sumber daya bagi industry,” terang Rendria Labde, founder & CEO Magalarva, saat mengungkapkan motivasinya mendirikan perusahaan pengolahan limbah makanan, Magalarva.
Magalarva merupakan start up pengolahan limbah makanan yang disulap menjadi sistem pangan melalui proses konversi oleh larva Black Soldier Fly (BSF). Jika lalat biasanya dianggap sebagai hama pengganggu, Magalarva justru memanfaatkan lalat hitam sebagai pengurai limbah makanan sekaligus menjadi pakan hewan.
Uniknya Pesantren Ekologi Ath-Thaariq Garut hingga Dianggap Kafir karena Didatangi Pemuka Agama Lain
Proses biokonversi Magalarva mampu mengubah limbah makanan menjadi massa tubuh larva BSF berprotein tinggi. Larva tersebut nantinya diolah lebih lanjut menjadi produk BSF, seperti larva BSF kering, bungkil BSF, minyak BSF, makanan koi, suplemen udang, dan pupuk organik.
Menariknya, produk Magalarva tidak hanya dikenal di dalam negeri, melainkan telah menyasar ke pasar Amerika Serikat. Magalarva telah mengekspor 14 ton produk pakan ke Amerika Serikat pada 2024.
Perusahaan ini hadir tidak hanya sebagai solusi nyata lingkungan, melainkan juga berdampak social dan masyarakat.
Keunggulan Jamur Tempe Temuan Dosen UGM: Bisa Jadi Alternatif Daging
Dampak Lingkungan dan Sosial dari Kehadiran Magalarva
Didirikan pada 2017, perusahaan ini telah memberikan banyak manfaat, dari segi lingkungan maupun sosial.
Magalarva memulai usaha dengan mengolah 60 kilogram sampah per hari. Suksesnya inovasi Magalarva kemudian membuat perusahaan ini mampu mengolah sampah 10 ton per hari, dengan produksi larva mencapai 1-2 ton per hari. Ini artinya, semakin banyak sampah makanan yang berhasil didayagunakan.
Magalarva juga menjalin kemitraan dengan berbagai pihak untuk menyerap lebih banyak limbah makanan yang kemudian diolah dan dimanfaatkan.
Indonesia Punya Melon Hitam, Varietas Baru Temuan Mahasiswa S3 UB
Untuk mendukung proses pengolahan dan produksi tersebut, Magalarva telah membangun dua unit fasilitas pemilahan sampah di Bekasi dan Tangerang Selatan serta menambah jumlah mobil pengangkut.
Selain mendayagunakan sampah, Magalarva juga turut menyerap tenaga kerja lokal. Saat ini, tercatat memiliki karyawan berupa 23 perempuan (dengan empat di antaranya pada posisi manajerial), 43 operator pabrik, dan 130 pemulung dalam ekosistem pemilahan sampah.
Melihat Peluang Budi Daya Cacing dari Sosok Lilis: Hadirkan Cacing Kering dan Bubuk Cacing
Dukungan dari DBS Foundation dan Jalin Kemitraan
Keberhasilan Magalarva dalam mengolah sampah ini juga turut dibantu oleh hibah dari DBS Foundation. Hasil dari hibah tersebut, Magalarva telah menjalin kemitraan dengan 20 organisasi dari berbagai sektor.
Beberapa mitra di antaranya adalah Ceres, Sarirasa, Indolakto, Rekosistem, PT Arie Karya Utama (AKU), dan Jangjo. Kemitraan ini memungkinkan Magalarva untuk mengumpulkan lebih banyak limbah makanan dan mengolahnya menggunakan BSF menjadi pakan ternak berkualitas tinggi, sehingga menekan jumlah sampah organik yang berakhir di TPA.
Dengan hibah tersebut pula, Magalarva berkomitmen akan memperluas upayanya dalam mengolah lebih banyak sampah makanan, serta menjalin kemitraan dengan lebih banyak pelaku industri.
Endang Rohjiani, Aktivis Lingkungan dari Yogyakarta yang Perjuangkan Ekosistem Sungai Winongo
Harapannya, Magalarva dapat mempopulerkan solusi pengelolaan sampah yang bertanggung jawab dan mengurangi beban TPA. Selain itu, Magalarva juga berencana melakukan ekspansi internasional untuk menjajaki pasar pakan ternak hasil olahan sampah makanan.
“Magalarva juga akan terus memperkuat ekspansi internasional, setelah sukses menjajaki pasar Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat,” terang Rendria Labde
Limbah Cair Tahu Mengganggu? Ini Cara Mudah Sulap Jadikan Pupuk Organik
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.