Mbah Saring dikenal sebagai sosok hangat nan ramah di lingkungan kampus. Dulunya, ia adalah seorang tukan kebun yang tiap hari merapikan pepohonan di kawasan sekitar kampus.
Tapi itu dulu. Sekarang, Mbah Saring justru menjadi staf perpustakaan yang juga sekaligus menjadi dosen.
Ini kisah menarik Mbah Saring, seorang tukang kebun yang kemudian menjadi sosok dengan peran sangat penting bagi mahasiswa, yakni “juru kunci” perpustakaan sekaligus dosen di Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya, Bandar Lampung.
Semangat Tak Pernah Padam dari Atlet yang Jadi Petugas Kebersihan: Fauzi Purwolaksono
Siapa Mbah Saring?
Nama sebenarnya ialah Abdurrahim. Akan tetapi, orang-orang menyebutnya Mbah Saring. Ia merupakan pria kelahiran 17 Februari 1974 dari Desa Sulit Air atau Sulik Aia, Solok, Sumatera Barat. Artinya, saat ini Mbah Saring telah berusia 50 tahun.
Di usianya yang mencapai setengah abad itu, Mbah Saring masih memiliki semangat untuk belajar dan terus berkembang.
Mbah Saring, sosok yang sangat berdedikasi dan penuh dengan rasa ikhlas mendapat beasiswa dari Yayasan Alfian Husin, yayasan yang menaungi IIB Darmajaya.Melalui beasiswa tersebut, Mbah Saring berkesempatan untuk menempuh pendidikan tinggi di IIB Darmajaya dengan Program Studi Sistem Informasi.
Sosok Suswaningsih, PNS yang Berjuang Hidupkan Lahan Tandus di Gunungkidul
“Abdurrahim, atau Mbah Saring, adalah contoh nyata dari seseorang yang menjalani hidup dengan ketekunan dan dedikasi,” jelas Sekretaris Yayasan Alfian Husin, Dr. Ir. H. Firmansyah YA, MBA, M.Sc.
Tidak hanya selesai dengan gelar sarjana, Mbah Saring justru semakin semangat untuk bisa meneruskan pendidikan ke jenjang magister atau S2.
Mbah Saring kemudian lanjut menempuh pendidikan ke jenjang S2 di Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung dan meraih gelar Magister Pendidikan Agama Islam.
Dengan latar belakangnya yang telah menyandang gelar magister, Mbah Saring kini tidak lagi berada di kebun. Mbah Saring menjadi “juru kunci” atau staf perpustakaan.
Bolehkah Penganut Agama Lain Kuliah di Kampus Islam? Ini Cerita Unik Delia Yowanda Tanzil
Peran Mbah Saring bagi Mahasiswa
Menjadi “juru kunci” perpustakaan, Mbah Saring mengemban amanah yang cukup vital. Sebab, Mbah Saring akan membantu para mahasiswa menemukan berbagai rujukan yang dibutuhkan.
Setidaknya, Mbah Saring harus memahami ilmu atau topik lain agar ia lebih mudah dalam membantu mahasiswa. Setiap hari, ia juga mengelola ribuan buku dan materi digital sebagai arisp.
Tak jarang, Mbah Saring juga turut berbagi ilmu sebagai dosen Mata Kuliah Dasar Umum Agama Islam.
Bukan Biasa Saja, Hendy Gilang Syahputra Dapat Tiga Gelar di Usia 21 Tahun
Sekretaris Yayasan Alfian Husin, Dr. Ir. H. Firmansyah YA, MBA, M.Sc., mengungkapkan bahwa keberadaan Mbah Saring di IIB Darmajaya turut membawa dampak baik, terutama dari segi semangatnya yang juga menyalakan api semangat bagi setiap orang yang berinteraksi dengannya.
“Kehadirannya di kampus ini adalah bukti bahwa dengan tekad dan kerja keras, setiap langkah kecil dapat membawa perubahan besar dalam hidup seseorang,” imbuh Firmansyah.
Muhammad Farras Mumtaz, Mahasiswa Termuda Telkom University dengan Usia 15 Tahun
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News