Hendy Gilang Syahputra, seorang lulusan Institiut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) baru saja dikukuhkan menjadi wisudawan dengan tiga gelar di usianya yang baru 21 tahun.
Pria tersebut berhasil menyelesaikan pendidikan jenjang magister Departemen Teknik Material dan Metalurgi di ITS dengan mengikuti program fast track sekaligus double degree di National Taiwan University of Science and Technology (NTUST).
Menariknya, di balik capaian prestasi akademiknya itu, Hendy mengakui bahwa dirinya sesungguhnya bukanlah manusia yang ambis dan kompetitif.
Muhammad Farras Mumtaz, Mahasiswa Termuda Telkom University dengan Usia 15 Tahun
Bukan Prestasi yang Tidak Sengaja dan Tidak Ingin Jadi yang Biasa-Biasa Saja
Hendy, menurut dirinya sendiri sebenarnya bukan sosok yang ambisus dan kompetitif terhadap akademik. Bahkan, jenjang pendidikan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) pun ia jalani dengan biasa saja layaknya siswa pada umumnya.
Kemudian, saat memasuki sekolah menengah tingkat atas (SLTA), ia baru terpilih menjadi bagian dari siswa yang lolos dalam program akselerasi.
“Pada saat masuk SMA, itu saya ikut tes psikotes, tapi kurang persiapan. Akhirnya setelah ikut psikotes saya diinfokan bahwa dari 120 siswa, saya terjaring bersama 32 orang yang ternyata memiliki IQ minimal 120,” jelas Hendy saat diwawancarai oleh GNFI, Minggu (29/9/2024).
Melalui program percepatan tersebut, Hendy mampu lulus SMA di usianya yang baru 16 tahun pada 2019 lalu.
Mengenal Dua Doktor Termuda Indonesia dari ITB, Maya Nabila dan Grandprix Thomryes
Ia kemudian memilih untuk melanjutkan pendidikannya di ITS dengan program studi Teknik Material. Uniknya, Hendy memiliki jurusan tersebut sebab terpengaruh oleh sosok yang cukup terkenal seantero dunia, yakni Elon Musk.
“Saya diterima ITS Teknik material karena terpincut oleh iklannya Elon Musk 2019 mengenai Tesla. Itu menjadi salah satu hal yang menarik saat tesla membuka lowongan untuk materials engineer,” tuturnya.
Hendy lantas menjalani perkuliahan sebagaimana mahasiswa pada umumnya. Ia mengaku bahwa ia meerupakan sosok yang gemar berorganisasi.
“Selama semester 1 – 6 saya biasa saja, perkuliahan ya semestinya. Saya bukan orang yang kompetitif. Saya orangnya seneng main, nongkrong, organisasi,” tegasnya.
Nyayu Aisyah, Doktor Termuda di FTUI. Masih 25 Tahun!
Akan tetapi, Hendy merasa bahwa pengalaman yang dimiliki tersebut dirasa saat itu kurang sehingga ia memutuskan untuk mendaftar program fast track saat ia masih berada di semester 6 jenjang sarjana.
“Orang tua saya mendorong untuk tidak menjadi orang yang biasa-biasa saja. Waktu semester 6 akhir, ada pembukaan program fast track S2, saya langsung daftar. Mahasiswa yang berhasil mengikuti serangkaian tes boleh mengambil mata kuliah S2 di semester 7 jenjang sarjana,” tuturnya.
Meski demikian, mahasiswa yang mengikuti program fast track diwajibkan untuk terlebih dahulu lulus dari S1 dan Hendy berhasil meraih gelar sarjana dalam kurun wakgu 3,5 tahun.
“Saya menargetkan lulus kuliah sarjana semester 7 dan alhamulillah lulus. Di semester itu juga saya mulai kuliah S2,” terang Hendy.
Cerita Nur Fauzi Ramadhan, Mahasiswa UI Penyandang Disabilitas yang Tumbuh dengan Mimpi Baru
Setelah itu, di semester ketiga Hendy memutuskan untuk mengikuti program double degree. Ia mendaftar di National Taiwan University of Science and Technology dan National Central University, dan ia berhasil lolos di kedua kampus tersebut
“Saya memilih NTUST karena bidangnya semikonduktor. Saya sangat tertarik belajar semikonduktor karena Taiwan jantungnya. Jadi, kita memulai semester 3 di Taiwan. Semester 1 – 2 nya diakui di NTUST, begitu pula semester 3 – 4 diakui ITS. Jadi ada alih transfer kredit,” terangnya.
Kuliah di dua negara berbeda menjadi tantangan tersendiri bagi Hendy. Meski demikian, ia berhasil wisuda di NTUST pada 25 Mei 2024, sedangkan di ITS pada 28 September 2024, dengan menyabet gelar Master of Science (MSc) dan Master of Engineering (MT).
“Ketiga gelar itu saya peroleh dalam kurun waktu lima tahun masa studi,” beber Hendy.
Fakultas Filsafat UGM Hadirkan Dalang dan Sinden dari Mahasiswa untuk Pentaskan Wayang
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News