PT Lami Packaging Indonesia (LamiPak Indonesia) hari ini secara resmi mengoperasikan pabrik kemasan aseptik pertama di Indonesia.
Peresmian tahap kedua pabrik ini ditandai dengan penambahan lini produksi baru yang meningkatkan kapasitas produksi dari 12 miliar menjadi 21 miliar kemasan per tahun.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam sambutannya menyatakan, "Kehadiran pabrik ini mengakhiri ketergantungan Indonesia pada impor kemasan aseptik yang sebelumnya mencapai 100 persen."
Menurut Airlangga, pabrik ini akan menurunkan biaya kemasan hingga 30% dan mendukung program pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG).
Pabrik yang mulai beroperasi komersial sejak April 2024 ini menempati lahan seluas 16 hektare dari total 130 hektare yang disediakan. "Ini menunjukkan visi jangka panjang investor dengan potensi ekspansi hingga 10 kali lipat," tambah Airlangga.
Kemasan aseptik merupakan kemasan steril untuk produk cair seperti susu UHT, yogurt, dan jus yang tidak memerlukan bahan pengawet atau pendinginan. Selama lebih dari 50 tahun, Indonesia sepenuhnya mengimpor kemasan jenis ini.
Data menunjukkan pasar kemasan aseptik Indonesia terus tumbuh dari Rp 87,6 triliun (2022) menjadi Rp 93,2 triliun (2023), dan diproyeksikan melebihi Rp 100 triliun pada akhir 2024.
Industri ini diperkirakan akan tumbuh 24% dalam lima tahun ke depan, menjadikan Asia Tenggara sebagai salah satu pasar dengan pertumbuhan tercepat.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News