Herman Willem Daendels tiba di Hindia Belanda pada 5 Januari 1808. Dirinya ditugaskan ke Jawa untuk melindungi wilayah tersebut dari kekuatan Inggris yang ingin merebutnya.
Karena itulah, Daendels mendirikan beberapa tangsi militer dan pabrik senjata di Batavia, Semarang dan Surabaya. Di Surabaya, dia mendirikan sebuah pabrik senjata bernama Altelleri Construction Winkel.
“Letaknya di daerah Kalimas. Di daerah Dapuan, dekat (penjara) Kalisosok,” ujar
Sejarawan Universitas Airlangga (Unair) Purnawan Basundoro yang dimuat dari Radar Surabaya.
Seorang keturunan Belanda bernama Von Faber mengungkapkan keberadaan pabrik senjata yang didirikan Daendels. Pada catatannya yang berjudul Oud Soerabaya de Geschiedenis Van Indies Eerste Koopstad Van de Oud-ste Tijden Tot de Instiling Van den Gemeenteraad (1904) dia membenarkan pabrik senjata itu ada di Kalimas.
Hal yang sama disampaikan oleh sejarawan, Nasution yang menyebut ada industri baja terkenal di Surabaya bernama Counstrucsie Winkle. Dikatakannya industri ini dibangun untuk memperbaiki peralatan pabrik gula.
“Industri ini bergerak untuk mereparasi peralatan pabrik gula,” ujarnya dalam buku Ekonomi Surabaya Masa Kolonial.
Pabrik paling modern
Pada buku buku, Java, Sumatra, and the Other Islands of the Dutch East Indies karya Antoine Cabaton dijelaskan bagaimana ratusan pekerja Jawa bekerja di bawah pengawasan insinyur Eropa dan mandor di Artillerie Constructie Winkel yang merupakan pabrik terbesar di Jawa Dwipa.
Dosen Ilmu Sejarah Universitas Airlangga (Unair), Ikhsan Rosyid menjelaskan industri itu sebenarnya tidak hanya dikhususkan untuk pabrik senjata, tetapi juga membangun armada perang bagi tentara.
“Di pabrik itu ada tempat pembuatan senjata, markas tentara, dan sekaligus sebagai tempat reparasi kapal perang,” lanjut Ikhsan yang dimuat dari Liputan6.
Ikhsan mengungkapkan pabrik senjata yang dibangun Daendels di Surabaya adalah pabrik senjata modern pada masanya. Juga bisa mencetak mesin dan mencetak barang-barang yang berbahan dasar logam.
Tetapi pada 1918-1920, pemerintah kolonial Hindia Belanda memutuskan untuk merelokasi sejumlah instalasi ke tempat yang aman yaitu di Bandung. Karena itulah pabrik senjata itu berpindah ke Bandung yang kelak menjadi cikal bakal PT Pindad.
Tinggal puing-puing
Setelah pindah ke Bandung, pabrik yang ada di Surabaya masih berfungsi untuk memproduksi mesin dan kapal. Pabrik ini juga menjadi dasar berdirinya PT PAL dan Pangarmatim.
Tetapi saat ini, puing-puing pabrik senjata itu tidak lagi bisa ditemukan. Berdasarkan penelusuran di sekitar Penjara Kalisosok dan Kalimas sudah berubah menjadi pemukiman dan perkantoran.
Tidak ada yang tahu pasti dimana letak pabrik senjata tersebut. Tidak ada yang tahu juga pabrik senjata ini kapan hilang dan berganti fungsi. Pastinya, keberadaan pabrik tersebut memperkuat persenjataan Surabaya kala itu.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News