Indonesia telah resmi memegang keketuaan kerja sama subregional BIMP-EAGA (Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina-East ASEAN Growth Area) untuk periode 2025-2028.
Dalam masa kepemimpinan ini, pemerintah menempatkan penguatan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai agenda prioritas utama.
Periode keketuaan ini secara resmi dimulai dengan diselenggarakannya Pertemuan Kelompok Kerja Pembangunan UMKM ke-12 BIMP-EAGA di Bali, yang dihadiri oleh perwakilan negara anggota.
Deputi Bidang Usaha Menengah Kementerian UMKM, Bagus Rachman, menegaskan komitmen Indonesia untuk membawa semangat kolaborasi baru.
Program prioritas yang akan didorong meliputi penguatan ekosistem digital, fasilitasi legalitas produk, peningkatan akses pembiayaan, dan perluasan pasar.
“UMKM merupakan tulang punggung perekonomian di Indonesia. Mereka telah membuktikan daya saing melalui fleksibilitas, kreativitas, dan ketahanan di masa krisis,” ujar Bagus.
Ia juga menyoroti potensi penguatan rantai pasok komoditas unggulan, seperti kakao, untuk memperkuat kerja sama regional.
Langkah strategis ini diharapkan dapat mengatasi berbagai tantangan bersama dan memajukan UMKM sebagai penggerak perekonomian kawasan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News