lewat jejak warna dan kata sahabat jiwa bem fema ipb x humanies project hadirkan ruang pulih bagi teman istimewa - News | Good News From Indonesia 2025

Lewat Jejak Warna dan Kata Sahabat Jiwa BEM FEMA IPB X Humanies Project Hadirkan Ruang Pulih bagi Teman Istimewa

Lewat Jejak Warna dan Kata Sahabat Jiwa BEM FEMA IPB X Humanies Project Hadirkan Ruang Pulih bagi Teman Istimewa
images info

Lewat Jejak Warna dan Kata Sahabat Jiwa BEM FEMA IPB X Humanies Project Hadirkan Ruang Pulih bagi Teman Istimewa


Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia (BEM FEMA) IPB kembali menghadirkan aksi nyata melalui pilar pengabdiannya. Melalui Departemen Sosial dan Pengembangan Masyarakat, BEM FEMA berupaya menjembatani mahasiswa dan masyarakat untuk menciptakan perubahan yang bermakna serta berkelanjutan.

Semangat itu diwujudkan dalam program “Sahabat Jiwa”, sebuah inisiatif yang tidak hanya berbicara tentang kesehatan mental, tetapi juga tentang kemanusiaan, empati, dan ruang ekspresi yang inklusif bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

Sahabat Jiwa berkolaborasi dengan Humanies Project, yayasan yang berfokus pada aksi sosial dan kesadaran publik di bidang pendidikan, kebijakan, lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat. Kolaborasi ini mempertemukan semangat muda dengan kepedulian sosial yang mendalam dengan tema “Unity in Empathy & Strength in Collaboration.”

Program ini merupakan rangkaian kegiatan selama tiga minggu berturut-turut yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan ODGJ melalui pendekatan berbasis keilmuan, empati, inklusivitas, dan kreativitas mahasiswa.

Opening Simbolik Sahabat Jiwa oleh Ketua BEM FEMA, perwakilan Humanies Project, dan perwakilan Yayasan, bersama-sama menempelkan cap jempol berwarna pada kaos bertuliskan “Sahabat Jiwa BEM FEMA X HUMANIES PROJECT” sebagai tanda dimulainya kegiatan.
info gambar

Dokumentasi Pribadi Kegiatan Sahabat Jiwa


Jejak Warna dalam Opening Simbolik

Sebagai tanda dimulainya kegiatan, dilakukan opening simbolik yang penuh makna. Ketua BEM FEMA, Perwakilan Humanies Project, dan Perwakilan Yayasan mengecapkan ibu jari mereka ke cat warna-warni, lalu menempelkannya pada kain dan kaos bertuliskan “Sahabat Jiwa BEM FEMA X HUMANIES PROJECT”. Simbolik sederhana ini menjadi simbol kebersamaan, harapan, dan komitmen untuk saling menguatkan.

Peserta kegiatan Sahabat Jiwa setelah menulis di lembar journaling dengan pendampingan fasilitator, menggambarkan ekspresi diri melalui tulisan dalam sesi Journaling Emosi.
info gambar

Dokumentasi Pribadi Kegiatan Sahabat Jiwa


Menulis dari Hati, Melukis dari Jiwa

Kegiatan berlanjut ke sesi Journaling Emosi, di mana peserta menuliskan perasaan mereka ke dalam lembar journaling  dengan didampingi fasilitator dan penanggungjawab kelompok. Saat kegiatan berlangsung ada sebuah karya tulisan dari teman istimewa begitu menyentuh, seperti tulisan yang dibuat oleh AM berjudul “Flashback” yang berisi kerinduan masa kecil dan refleksi tentang perjuangan hidup:

“Kini aku di sini hanya bisa meratapi semua yang telah terjadi dan menanti masa depan yang belum pasti. Aku ingin kembali ke masa itu, masa di mana aku masih lugu… Kini aku hanya bisa merindu.”

Ada pula karya berjudul “Yayasan Bina Tauhid Darul Miftahudin” yang memuat rasa syukur dan refleksi spiritual:

“Kita di sini sama-sama belajar tentang kesederhanaan, kepedulian, dan kebersamaan. Kami belajar mendekatkan diri pada Sang Pencipta agar pulih sehat seperti sediakala.”

Peserta kegiatan Sahabat Jiwa melukis emosi di atas kaos putih bertuliskan “Sahabat Jiwa BEM FEMA X HUMANIES PROJECT” dengan bimbingan fasilitator, mengekspresikan perasaan melalui warna dan goresan kuas.
info gambar

Dokumentasi Pribadi Kegiatan Sahabat Jiwa


Usai sesi journaling, para peserta diajak melukis emosi menggunakan media kaos putih bertuliskan Sahabat Jiwa BEM FEMA X HUMANIES PROJECT. Setiap warna menggambarkan perasaan. Fasilitator dan Penanggung Jawab Kelompok mendampingi sambil berinteraksi dengan teman istimewa mengenai makna di balik setiap goresan. 

Pada sesi akhir sesi menggambar, para peserta menampilkan hasil karya yang mereka buat dengan penuh perasaan. Setiap goresan warna di atas kaos menyimpan kisah dan kerinduan ada tulisan “Mama kangen Andhara Farzan” yang sarat makna, serta gambar hati bertuliskan “Broken home, yang kurindukan adalah berkumpul bersama keluarga.” Pesan-pesan itu menjadi bentuk jujur dari rindu dan harapan mereka untuk kembali merasakan kehangatan keluarga. Tulisan-tulisan ini menjadi saksi nyata bahwa setiap jiwa memiliki cara indah untuk menuangkan ekspresi melalui kata dan warna.

Sementara itu, Fabian menuturkan dengan mata berbinar, “Aku gambar masjid ini karena aku mau bangun masjid kaya gini nanti dan pengen ke baitullah” ungkap Fabian salah satu teman istimewa saat menceritakan hasil lukisannya.

Di sela kegiatan, Bu Isah, salah satu peserta, mengungkapkan, “Tadi saya nulis tentang perasaan saya neng... hati saya senang hari ini karena kakak-kakak dateng jadi kita nggak diem di kamar doang. Udah lama nggak nulis gini neng. Tapi saya juga sedih karena badan saya masih sakit sudah beberapa hari, tapi pas nulis ini rasanya hati jadi lebih ringan neng ” ujar Bu Isah salah satu peserta kegiatan sebagai teman istimewa.

Bagi sebagian orang, menulis dan melukis mungkin kegiatan biasa. Namun bagi mereka, itu adalah bentuk keberanian langkah kecil mengekspresikan diri. Kegiatan ini pun menjadi ruang komunikasi yang inklusif antara mahasiswa dan teman istimewa, tempat mereka belajar bahwa empati bisa disampaikan lewat warna, kata, dan kehadiran.

Melukis bersama dilakukan dalam setiap guratan warna di atas kaos putih polos yang merepresentasikan cerita unik, latar belakang bahkan sebagai ruang ekspresi masing-masing individu. Kemudian cerita diterjemahkan dalam warna dan gambar di atas kaos putih. Kaos putih tersebut sebagai ruang simbolik bercerita teman istimewa.

Sepanjang kegiatan berlangsung, suasana hangat dan penuh keterbukaan terasa di setiap interaksi. Para peserta menunjukkan antusiasme tinggi, sementara tim mahasiswa hadir sebagai pendamping yang mendengarkan dengan empati. Beberapa peserta bahkan membagikan makna di balik warna, gambar, dan tulisan yang mereka pilih untuk melukiskan suasana hati.

Kegiatan Sahabat Jiwa tidak hanya memberi manfaat bagi peserta, tetapi juga menjadi ruang pembelajaran bagi mahasiswa untuk memahami bahwa kesehatan mental adalah isu sosial yang membutuhkan dukungan kolektif. Melalui interaksi langsung, mahasiswa belajar bahwa keberpihakan, kepedulian, dan empati adalah bentuk pengabdian yang sesungguhnya.

Ketua BEM FEMA IPB 2025 Nava Olivia mengatakan, “Semua dimulai dari hal kecil yang dilakukan untuk memberikan dampak dan kebermanfaatan”.

Pernyataan tersebut menegaskan bahwa Sahabat Jiwa bukan sekadar program pengabdian, melainkan gerakan kecil yang dilakukan bersama untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam menciptakan kebermanfaatan di lingkungan sekitar. Hal ini berarti bahwa setiap individu, termasuk Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), memiliki hak yang sama untuk didengar, diterima, dan dihargai.

Seluruh peserta, fasilitator, dan panitia Sahabat Jiwa berfoto bersama dengan ekspresi bahagia setelah rangkaian kegiatan selesai.
info gambar

Dokumentasi Bersama Kegiatan Sahabat Jiwa


Kegiatan ditutup dengan dokumentasi penuh keceriaan. Di akhir acara, kaos yang penuh warna-warni itu dibentangkan menjadi simbol bahwa setiap individu berhak berekspresi dan didengar, apa pun latar belakang dan kisah hidupnya.

Warna-warna yang menempel di sana bukan sekadar cat, melainkan jejak keberanian untuk sembuh, simbol bahwa setiap jiwa berhak memiliki ruang untuk diterima, dipahami, dan dicintai. 

Kedepannya, rangkaian Sahabat Jiwa akan berlanjut pada dua kegiatan berikutnya dengan fokus materi yang berbeda, namun tetap berpijak pada semangat yang sama yaitu membangun empati, menumbuhkan kolaborasi, dan menghidupkan nilai kemanusiaan dalam setiap langkah pengabdian.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.