Gema lantunan ayat suci al-qur’an di sebuah desa, Nusa Tenggara Barat kian terdengar jelas ketika seorang putra daerah dari Lombok ingin mewujudkan impiannya untuk menyebarkan kebaikan Al-Qur’an di tengah arus modernisasi yang semakin krusial.
Satu per satu ayat Al-Qur’an yang terus dibaca menjadi semangat gotong royong dan keyakinan yang melantunkan keharmonisan lembut hingga menjadi simfoni damai di seluruh pelosok desa.
Dari Al-Qur’an, rutinitas menghafal tidak hanya menambah hafalan, tapi juga membentuk sikap serta tanggung jawab seseorang yang menjadi pusat pembentukan karakter, etika, dan kepemimpinan yang terbentuk melalui kualitas spiritual dan moral individu.
Program Satu Desa Satu Rumah Tahfidz namanya, program ini menunjukkan bahwa cahaya Al-Qur’an mampu menyinari setiap sudut terpencil di Indonesia. Melalui program ini juga bukan hanya tentang membangun infrastruktur megah, tapi lebih pada upaya menciptakan desa yang penuh berkah melalui investasi abadi untuk jiwa dan masa depan, serta menjaga spiritualitas di era masa kini.
Ubah Mimpi Menjadi Kenyataan
Berawal dari ketidaksengajaan Hirmayadi Saputra ketika naik pesawat, dirinya melihat lampu di darat yang terlihat indah dari jendela pesawat, lalu menginspirasinya membayangkan jika lampu-lampu itu diibaratkan sebagai rumah tahfidz yang berisi orang-orang yang mengaji dan belajar Al-Qur’an.
Dari sana, program Satu Desa Satu Rumah Tahfidz dimulai, dari impian Hirmayadi Saputra untuk mengaktifkan dan menyebarkan pemahaman Al-Qur’an di masyarakat yang tak mudah, ada tekad, keyakinan yang dirinya miliki hingga terwujud meski jalannya panjang.
Satu Desa Satu Rumah Tahfidz menjadi program positif dan berdampak hingga program ini juga menyediakan kegiatan pendidikan, ekonomi, dan sosial yang didasarkan pada pengembangan tahfidz Al-Qur’an.
Menurut Hirmayadi Saputra, dalam metode pembelajarannya ia dibantu oleh 5 orang tim di Nusa Tenggara Barat. Untuk metode pembelajarannya, ia memulai dengan membentuk bimbingan belajar (bimbel), metode menghafal yang bertujuan untuk mempercepat penghafalan, metode sosial dengan pendekatan kepada masyarakat, serta pembekalan ekonomi kreatif.
Meski masih ada berbagai kendala seperti kesulitan mencari dukungan kegiatan, akses, dan kendala transportasi, program Satu Desa Satu Rumah Tahfidz tetap berjalan dengan jadwal yang rutin. Senin sampai Kamis digunakan untuk menghafal, Jumat dan Sabtu untuk bimbingan belajar ilmu umum dan khusus, sedangkan hari Minggu untuk pelatihan dasar-dasar wirausaha, seperti pengembangan jamur tiram, kopi Lombok, dan pembuatan kolam lele.
Atas dedikasinya, Hirmayadi Saputra kemudian mendapat apresiasi dari SATU Indonesia Awards pada tahun 2022 di kategori pendidikan dari PT. Astra International, Tbk, melalui program Satu Desa Satu Rumah Tahfidz.
Apresiasi ini menunjukkan bagaimana Hirmayadi Saputra bersama tim berusaha keras menggerakkan masyarakat Lombok untuk menjadi penjaga al-Qur'an dan menjadikan wirausaha sukses dalam pengembangan masyarakat di sekitarnya.
Selain itu, program ini juga memberikan pembekalan pengetahuan umum untuk memajukan desa mereka menjadi lebih cerdas, berkarakter, dan berpegang teguh pada al-qur’an sebagai penuntun kehidupan.
Baca juga: Komunitas Pejuang Darah Sekadau, Pahlawan di Balik Tetesan Darah yang Membuka Harapan
Bentuk Generasi yang Memahami Al-Qur’an
Program Satu Desa Satu Rumah Tahfidz adalah salah satu impian Hirmayadi Saputra untuk melahirkan individu dan generasi yang lebih berpikir jernih serta cerdas, dengan dasar keimanan pada al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam yang membawa keberkahan bagi lingkungan sekitar.
Program ini juga menyebarkan bacaan al-Qur'an yang indah melalui keyakinan dari Hirmayadi Saputra dalam mewujudkan desa dengan akses al-Qur'an yang penuh berkah. Kolaborasi, waktu, dan biaya yang semula menjadi hambatan kini bisa terwujud satu per satu, mulai dari hal kecil menjadi dampak besar, hingga menjadi kunci kebangkitan spiritual untuk memajukan peradaban.
Saat ini, program Satu Desa Satu Rumah Tahfidz melalui konsistensi Hirmayadi Saputra di NTB telah memiliki 27 rumah tahfidz yang mendapatkan berbagai penghargaan. Melalui program rutinnya juga seperti pembekalan kemampuan dalam pembacaan al-Qur'an dengan kemahiran berbahasa asing seperti bahasa Inggris dan Arab telah menunjukkan hasilnya dengan masyarakat disana kini kian terbantu dan termotivasi terus belajar untuk dunia maupun akhirat.
Program ini seakan membentuk kebiasaan baru yang berdampak positif bagi kesejahteraan sosial dan spiritual, serta menumbuhkan harapan baru untuk mencetak generasi qurani di masa depan.
Melalui gerakan monumental yang menanamkan benih-benih kebaikan dan kecintaan terhadap al-Qur'an, untuk masa depan yang berakhlak mulia, dari ayat demi ayat, dari desa demi desa, mereka bersatu membentuk tujuan mulia dengan menjadikan al-Qur'an sebagai cahaya penerang bagi generasi penerus bangsa
Tidak ada mimpi yang terlalu besar, tapi mimpi untuk bersatu pada tujuan mulia adalah investasi terbaik untuk dunia dan akhirat, dari setiap ayat yang dibaca dan dihafal hingga menjadi amal jariyah yang tidak pernah putus sampai kapan pun.
#kabarbaiksatuindonesia
Baca juga: Teknologi Asistif Delara, Ubah Aksara Jadi Informasi Audible Bagi Tuna Netra
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News