Di kaki bukit Kabupaten Sumedang, Desa Cinanjung memiliki kisah perubahan yang patut dicontoh. Meskipun berada di Jawa Barat, bukan DKI, semangat masyarakat desa ini bisa menyebar sampai ke kota besar. Desa ini secara aktif menerapkan konsep Ecovillage, yaitu usaha untuk menjaga keseimbangan antara lingkungan, sosial, dan ekonomi di sela kehidupan sehari-hari warga.
Awal Gerak: Kesadaran Bersama
Perubahan besar dimulai dari kesadaran bahwa lingkungan tidak bisa diabaikan. Di Cinanjung, kesadaran itu tumbuh di antara warga melalui diskusi komunitas, pemetaan isu local, serta kerja sama dengan pihak desa dan lembaga pendukung. Ketua tim Ecovillage Cinanjung, Ma'min, menyebutkan bahwa tim ini mewakili beberapa RW di desa tersebut. Ia menyatakan pentingnya masyarakat ikut ambil bagian dalam menjaga alam, sebab "kita disuruh untuk menjaga alam," kata Ma'min Ketua Tim Eco Village Desa Cinanjung, Minggu (2/10/2022).
Dari dialog diatas, dirumuskan bahwa langkah-langkah konkret: pembentukan kelompok peduli lingkungan, edukasi pengelolaan sampah, sosialisasi pola hidup ramah alam, serta penataan pekarangan rumah warga agar fungsinya bukan sekedar dekoratif.
Aksi Nyata: Dari Pekarangan ke Bank Sampah
Salah satu langkah yang paling terasa sehari-hari adalah penanaman sayur di pekarangan rumah. Warga mulai menanam cabai, daun bawang, jahe, selada, dan tanaman sayur lainnya di lahan terbatas milik mereka sendiri. Tujuannya bukan hanya mempercantik pekarangan rumah, tapi juga mengurangi beban belanjaan bahan pangan rumah tangga, sekaligus menumbuhkan kesadaran bahwa alam memberi kembali.
Selain bercocok tanam, warga Cinanjung membentuk Bank Sampah dan Tempat Penampungan Sementara (TPS) untuk mengelola sampah rumah tangga dengan lebih tertata. Sebelumnya, sebagian sampah dibakar atau dibuang sembarangan, yang jelas merugikan lingkungan. Dengan bank sampah, nilai residu bisa di pilah, di daur ulang, dan dikelola bersama.
Pemerintahan desa dan pihak terkait juga mendukung penanaman pohon dan penghijauan di area publik dan jalur perkampungan. Gerakan ini bukan hanya simbolis, tetapi berdampak nyata yang membuat udara menjadi lebih segar, ruang terbuka hijau makin bertambah, dan keasrian lingkungan perlahan pulih.
Tantangan & Sinergi
Tentu tidak mudah melakukan transformasi di desa, ada hambatan seperti keengganan warga lama terhadap perubahan, minimnya fasilitas TPS, serta keterbatasan modal untuk penyediaan pengelola lingkungan.
Namun, langkah bersama antara warna, pemerintahan desa, dan lembaga juga membantu mengatasi kekurangan tersebut. Salah satu bentuk bantuan nyata datang dari program Kampung Berseri Astra (KBA), yang memberikan fasilitas serta dorongan kepada Desa Cinanjung agar terus berkembang dengan menggabungkan empar pilar penting yaitu lingkungan, pendidikan, kesehatan, dan kewirausahaan.
Kolaborasi ini penting saat warga local merasa mereka bukan hanya objek perubahan, melainkan pelaku dan pemilik perubahan, maka gerak bersama menjadi lebih kokoh.
Hasil & Harapan
Kini, Desa Cinanjung telah menjadi salah satu contoh Ecovillage yang mulai dikenal. Keberhasilan ini tampak dari kesadaran warga terhadap lingkungan makin tinggi, pekarangan rumah menjadi are produktif, pengelolaan sampah makin sistematis, lingkungan terasa lebih hijau dan asri, dan semangat kolaborasi antar warga dan lembaga tumbuh kuat.
Kawan GNFI, kisah Cinanjung mengajarkan kita bahwa perubahan besar bisa dimulai dari hal kecil seperti perkarangan, sampah rumah, diskusi RT/RW. Jika kesadaran tumbuh dan tindakan disinkronkan, maka lingkungan dan masyarakat bisa maju bersama. Dari pekarangan rumah hingga gerakan bersama, warga Cinanjung buktikan bahwa menjaga alam bisa dimulai dari hal kecil.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News