Apakah kalian pernah melihat makanan yang sebenarnya masih layak konsumsi namun dibuang begitu saja? Taukah Kawan GNFI, Sampah makanan tidak hanya merugikan ekonomi, tetapi juga memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Tumpukan sampah makanan di TPA menghasilkan gas metana yang 23 kali lebih berbahaya dari karbon dioksida sebagai gas rumah kaca. Dalam Laporan Food Waste Index Report 2024 yang dibuat United Nations Environment Programme (UNEP), tercatat Indonesia menjadi negara ke-8 dalam deretan negara penghasil sampah makanan terbanyak di dunia. Fakta ini tentu menjadi sebuah ironi, karena di samping itu masih banyak orang yang kelaparan bahkan anak-anak yang mengalami stunting karena kurangnya makanan yang sehat.
Di balik fakta mencemaskan itu, ada anak muda inspiratif yang memilih untuk bertindak, melawan pemborosan makanan dan menyelamatkan harapan. Ia adalah Kevin Gani, pemuda kelahiran Jakarta pada Maret 1999. Ia memulai perjuangannya pada tahun 2017 dengan bergabung menjadi sukarelawan di salah satu organisasi food bank yang ada di Surabaya. saat itu ia masih duduk di bangku perkuliahan di Universitas Bhayangkara jurusan ilmu komunikasi.
Suatu ketika, saat Kevin menjalankan tugasnya sebagai sukarelawan di Garda Pangan, ia bertemu dengan seorang nenek tua yang hidup sebatang kara di Joyoboyo. Nenek itu bertahan hidup berkat bantuan tetanganya yang juga mengalami kesulitan pangan. Kevin kemudian memberinya makanan, namun nenek itu menerimanya dengan menggunakan sebuah gayung yang membuat Kevin pun heran. ternyata si nenek tidak memiliki piring. Sungguh kisah memilukan itu membekas di hati Kevin. nenek tua itu, yang membuat Kevin bertekad untuk lebih sering memberikan bantuan kepada si nenek, yang pada akhirnya tak lama kemudian nenek itu telah berpulang. Peristiwa ini juga menjadi salah satu alasan yang membuat Kevin untuk semangat menyerukan misi penyelamatan pangan ini. Ia menyadari bahwa jika ada makanan dan minuman yang terbuang, berarti ada penyia-nyiaan tenaga petani atau produsen, air, hasil panen tersebut.
Dilansir dari Kompas.com meskipun Kevin bukan pendiri dari yayasan Garda Pangan, namun berkat semangat dan kerja kerasnya membuat ia selalu siap menerima tanggung jawab besar seperti menjadi koordinator program sukarelawan, kemudian dipercaya sebagai bagian dari hubungan masyarakat (humas) dan hingga mengemban tugas sebagai ketua yayasan Garda Pangan.
Garda Pangan resmi berdiri pada tahun 2017 yang diinisiasi oleh pasangan suami istri Dedhy Baroto Trunoyudho dan Indah Audivtia bersama Eva Bachtiar. Mereka memiliki keprihatinan serupa melihat begitu banyak makanan berlebih yang terbuang sementara disisi lain masih banyak orang yang kelaparan. Di situlah sebuah food bank Garda Pangan berdiri sebagai jawaban atas isu tingginya jumlah sampah makanan di Indonesia. Dan Kevin hadir sebagai relawan muda yang kemudian menjadi bagian penting dalam perjalanan yayasan ini.
Bersama tim relawan Garda Pangan, Kevin aktif menjalankan berbagai program penyelamatan pangan. Ada Food Rescue, yaitu mengumpulkan makanan berlebih dari restoran, katering, bakery, hingga hotel. Ada juga Food Drive, berupa pengumpulan donasi makanan dari individu atau komunitas yang sedang ada event besar atau pasca hari raya. Selain itu ada program Gleaning, yaitu memanfaatkan sisa panen yang tidak memenuhi standar pasar tetapi masih segar dan layak konsumsi. Semua makanan itu tidak serta merta langsung dibagikan, melainkan melewati uji kelayakan sebelum akhirnya sampai ke tangan masyarakat yang menjadi sasaran yaitu masyarakat pra-sejahtera: dhuafa, anak yatim, lansia, hingga difabel di Surabaya.
Tidak berhenti pada penyelamatan makanan, Kevin bersama Garda Pangan juga gencar melakukan kampanye kreatif. Melalui media sosial, mereka rutin berbagi tips praktis untuk mengurangi potensi sampah makanan di rumah. Di ruang publik seperti Car Free Day (CFD), Kevin dan timnya turun langsung menyapa masyarakat untuk menyebarkan kesadaran tentang pentingnya menghargai makanan. Ia juga percaya bahwa edukasi perlu dimulai sejak dini. Karena itu, Garda Pangan mengemas materi tentang anti-food waste dengan cara menyenangkan, seperti gamifikasi dan permainan interaktif untuk anak-anak.
Konsistensi dan dedikasi itu akhirnya mengantarkan Kevin Gani menjadi salah satu penerima 15th SATU Indonesia Awards pada 29 Oktober 2024 di Menara Astra, Jakarta. Penghargaan bergengsi dari Astra International ini ia raih berkat perannya memimpin Garda Pangan dalam menyelamatkan makanan dan memberi harapan bagi banyak orang. Prosesnya tidak mudah, mulai dari validasi hingga presentasi di hadapan dewan juri. Namun Kevin membuktikan bahwa kerja nyata anak muda bisa mendapat pengakuan nasional. Anugerah ini bukan hanya apresiasi bagi dirinya, tetapi juga simbol semangat generasi muda untuk terus berkontribusi bagi Indonesia.
Kawan GNFI, perjalanan Kevin bersama Garda Pangan melakukan misi penyelamatan makanan mengingatkan kita bahwa makanan yang sering kita anggap sepele, bisa jadi berarti besar bagi orang lain. Dari langkah kecil kita dalam menghargai makanan, lahir harapan baru yang mampu membawa perubahan besar bagi Indonesia.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News