Kekerasan seksual menempati posisi paling tinggi sebagai jenis kekerasan yang dialami anak-anak di Indonesia. Berdasarkan data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA) menunjukkan sejak 1 Januari 2025 hingga 16 September 2025 telah tercatat sebanyak 13.396 laporan kekerasan terhadap anak.
Mirisnya lagi, rumah tangga menjadi tempat kejadian paling tinggi, diikuti dengan orang tua sebagai kategori pelaku berdasarkan hubungan paling tinggi nomor dua setelah pacar/teman. Lingkungan yang seharusnya menjadi tempat aman dan nyaman bagi anak ternyata malah berubah menjadi sumber terciptanya bahaya itu sendiri.
Di masyarakat, apabila muncul sebuah kasus kekerasan seksual, pada umumnya orang-orang akan lebih gencar mencaci para pelaku kekerasan seksual daripada aktif menyuarakan pencegahan untuk mengurangi angka kasus itu sendiri.
Padahal, kemarahan yang ditujukan kepada pelaku biasanya hanya bertahan sebentar, sedangkan trauma yang dirasakan korban bertahan lebih lama.
Upaya pencegahan kekerasan seksual terhadap anak ini telah dilakukan oleh organisasi bernama Yayasan Kakak Aman Indonesia. Gerakan #KakakAman ini berfokus memberikan pendidikan seksual bagi anak dengan cara yang menyenangkan.
Merujuk pada situs resmi Kakak Aman Indonesia (https://kakakaman.id/), organisasi ini bermula dari kemirisan yang dirasakan oleh Hana Maulida, seorang Ibu di Serang, Banten ketika ia menonton berita di televisi mengenai kekerasan seksual terhadap anak yang dilakukan oleh orang terdekatnya.
Kemudian, ia berdiskusi dengan sahabatnya mengenai hal ini. Salah satu pengalaman yang ditemukan Hana saat mengunjungi sekolah tempat sahabatnya mengajar yakni rata-rata siswa SD tersebut mengaku pernah menonton video porno.
Ada pula seorang guru yang pernah menemukan keisengan anak menggambar alat kelamin. Berdasarkan pengalaman tersebut dan ditambah dengan tanggapan positif dari rekan-rekan Hana yang berprofesi sebagai pendidik, maka ia memulai Gerakan #KakakAman ini.
Tidak asal-asalan, untuk membuat modul pembelajaran yang baik dan cocok untuk anak, Hana juga berkonsultasi dengan para ahli seperti psikolog anak, dokter anak, pemerhati anak, serta stakeholder terkait lainnya. Berkat kerja keras tersebut, terciptalah dua modul, antara lain
- Modul Pendidikan Seksual secara Umum. Ditujukan untuk anak di jenjang TK-SD dan kelompok besar. Terdapa dua materi utama dalam modul ini, yaitu konsep bagian tubuh pribadi dan sikap yang dapat mereka lakukan ketika menghadapi situasi sulit atau membahayakan.
- Modul Komprehensif. Ditujukan untuk anak menjelang masa pubertas (9-12 tahun) dan dalam kelompok kecil. Berisi empat topik utama, yaitu mengenal tubuh kita, aku dan perasaanku, aku bisa lindungi diriku, dan membangun hubungan sehat.
Kawan GNFI, pembahasan mengenai pendidikan seksual dalam masyarakat kita merupakan hal yang eksklusif bahkan masih dianggap tabu. Masih banyak yang beranggapan bahwa tidak seharusnya anak-anak sudah diberikan pendidikan seksual.
Kakak Aman Indonesia memiliki solusi untuk permasalahan ini. Mereka percaya melalui perangkat yang mudah, murah, dan menyenangkan, pendidikan seksual dapat lebih cepat tersebar di masyarakat luas.
Perangkat tersebut misalnya seperti worksheet mewarnai, boneka tangan, poster edukasi, dan lain sebagainya. Melalui perangkat itu pula diharapkan terciptanya komunikasi dua arah dengan anak-anak, sehingga mereka dapat teredukasi tanpa merasa seperti diceramahi. Selain anak-anak, Kakak Aman Indonesia juga menargetkan para guru serta orang tua mengenai pencegahan kekerasan seksual.
Merujuk pada Talkshow Good Movement yang telah diselenggarakan Jum’at (12/10/2025) lalu dengan tajuk “Menulis Feature: Seni Menggali, Merangkai, & Menghidupkan Cerita – Di Balik Cerita kakakaman.id, Perjalanan Raih Apresiasi SATU Indonesia Award”, Hana Maulida sebagai narasumber menyebutkan beberapa pencapaian Gerakan Kakak Aman yang telah dimulai sejak 2023. Ia menyebutkan bahwa sebanyak 4000++ anak telah teredukasi, 250+ guru serta orang tua telah teredukasi, dan 17++ daerah telah menerima manfaat.
Pada tahun 2024, Hana Maulida menerima apresiasi Satu Indonesia Award (SIA) di bidang pendidikan. Penghargaan tersebut tentu sepadan dengan kerja keras dan dedikasi Hana Maulida bersama rekan-rekan Kakak Aman Indonesia dalam melawan kekerasan seksual terhadap anak.
Semoga Kawan GNFI dapat ikut serta menyebarkan edukasi pendidikan seksual anak di manapun dan kapan pun.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News