Papua dikenal sebagai salah satu wilayah dengan kekayaan alam luar biasa di Indonesia. Gunung, laut, hingga hutan tropisnya menyimpan keindahan yang membuat siapa pun terpesona. Namun, di balik potret indah tersebut, Papua masih menghadapi persoalan serius di bidang pendidikan.
Akses pendidikan di wilayah pedalaman masih sangat terbatas. Banyak anak belum bisa membaca, menulis, maupun berhitung dengan lancar, bahkan hingga duduk di bangku kelas 5 dan 6 sekolah dasar. Padahal, mereka tetap dituntut mengikuti kurikulum nasional agar dapat melanjutkan ke jenjang berikutnya. Di beberapa kampung, hanya ada satu sekolah dasar dengan fasilitas seadanya, jumlah guru pun terbatas, dan buku pelajaran sangat minim. Kesenjangan ini membuat anak-anak Papua jauh tertinggal dibandingkan anak-anak di kota besar.
Kondisi inilah yang kemudian menggelitik hati seorang pemuda bernama Bhrisco Jordy Dudi Pedatu. Bagi Jordy, pendidikan adalah hak setiap anak, tanpa terkecuali. “Mungkin bagi sebagian orang setuju bahwa pengalaman adalah guru terbaik, tetapi bagi saya menjadi seorang guru adalah pengalaman terbaik. Karena kalau bukan sekarang kita berkontribusi, kapan lagi? Dan kalau bukan kita pemuda, siapa lagi?” ungkapnya.
Kakak Aman Indonesia: Gerakan Hana Maulida yang Menjadi Sahabat Pelindung Anak dari Kekerasan Seksual
Lahirnya Papua Future Project
Didorong rasa kemanusiaan dan keresahan melihat kesenjangan pendidikan, pada tahun 2020 Jordy mendirikan Papua Future Project (PFP). Meski bukan putra asli Papua, ia merasa terpanggil untuk hadir dan mendampingi anak-anak di Pulau Mansinam, Papua Barat. Melalui PFP, ia ingin membuktikan bahwa anak muda bisa mengambil peran penting dalam memajukan pendidikan, khususnya di daerah tertinggal.
Latar belakang pendidikan Jordy juga turut membentuk visinya. Ia menempuh studi S1 di President University, jurusan Hubungan Internasional dengan fokus Diplomasi. Tahun 2024-2025, ia melanjutkan program Community College Initiative (CCI) di Northern Virginia Community College, Amerika Serikat. Dari pengalaman belajar di dalam dan luar negeri itulah, ia semakin yakin bahwa pendidikan adalah jalan utama membangun kualitas manusia dan masa depan bangsa.
Visi dan Misi
Dengan moto “Every Child Matters”, PFP hadir untuk memastikan setiap anak Papua berhak mendapat kesempatan belajar, berkembang, dan percaya diri meraih cita-cita. Visi ini diwujudkan melalui berbagai program yang berfokus pada literasi, pemberdayaan pemuda, dan pembangunan komunitas.
Beberapa program unggulan PFP antara lain:
- Bimbingan Belajar Gratis, berfokus pada literasi dan kesadaran lingkungan.
- Pojok Membaca, menyediakan fasilitas membaca di wilayah terpencil.
- Pelatihan Relawan, memberdayakan pemuda lokal agar berkontribusi bagi lingkungannya.
Hingga saat ini, PFP telah menjangkau 17 kampung di 3 provinsi di Papua, melibatkan 250 relawan, dan memberi manfaat nyata bagi lebih dari 1.000 anak.
Program Desa Sejahtera Astra Mendongkrak Pamor Gula Aren Temon ke Panggung Dunia
Perjalanan yang Penuh Tantangan
Langkah Jordy bersama Papua Future Project tidak selalu mulus. Di awal berdirinya, keberadaan PFP sempat diragukan sebagian warga. Misalnya ketika program vaksinasi digelar, banyak masyarakat yang menolak karena beranggapan vaksin berbahaya. Hal ini membuat program sulit dijalankan.
Namun, Jordy tidak patah semangat. Dengan pengalamannya di dunia organisasi dan relawan pendidikan, ia memilih pendekatan kolaboratif. Ia menggandeng tokoh masyarakat, gereja, hingga pihak sekolah agar setiap program PFP bisa diterima dengan baik. Perlahan, masyarakat mulai percaya dan bahkan terlibat langsung.
Dampak Nyata di Lapangan
Hampir lima tahun berjalan, dampak nyata PFP mulai terlihat. Anak-anak di Pulau Mansinam kini semakin lancar membaca, menulis, dan berhitung. Mereka juga menunjukkan antusiasme luar biasa dalam mengikuti kegiatan kreatif, salah satunya memilah sampah dan mengolahnya menjadi kerajinan sederhana.
Selain di Pulau Mansinam, PFP juga memperluas jangkauan ke berbagai kampung terpencil lain di Papua Barat dan Papua Barat Daya. Hingga kini, sudah ada 13 pojok baca yang berdiri dan menjadi ruang belajar baru bagi anak-anak. PFP tidak hanya membawa perubahan bagi generasi muda Papua, tetapi juga menumbuhkan semangat gotong royong dan kepedulian di kalangan relawan muda dari seluruh Indonesia.
Prestasi dan Pengakuan
Kerja keras dan konsistensi Papua Future Project mendapat apresiasi luas. Pada 2022, PFP dinobatkan sebagai Mitra NGO Potensial oleh UNICEF dan Kementerian Kesehatan berkat kontribusinya dalam edukasi imunisasi. Di tahun yang sama, mereka juga ditunjuk sebagai delegasi lokal Pra-KTT ke-4 Y20 Indonesia di Manokwari, mewakili komunitas pemuda yang mengusung pendidikan inklusif.
Tidak berhenti di situ, sang pendiri, Bhrisco Jordy, juga berhasil meraih penghargaan bergengsi SATU Indonesia Awards 2022 di bidang Pendidikan. Capaian ini menjadi pengakuan bahwa langkah kecil anak muda bisa berdampak besar jika dilakukan dengan tulus dan konsisten.
Menginspirasi Gerakan Anak Muda
Bagi Jordy, pencapaian ini bukan akhir, melainkan pemantik semangat untuk terus memperluas program Papua Future Project. Ia ingin semakin banyak anak muda Papua dan Indonesia terlibat dalam gerakan pendidikan. Baginya, membangun pendidikan tidak bisa dilakukan sendirian, tetapi harus menjadi gerakan bersama.
Kini, PFP telah berkembang menjadi komunitas yang bukan hanya memberi manfaat bagi anak-anak, tetapi juga menginspirasi generasi muda untuk peduli dan mengambil peran nyata di tengah masyarakat.
Kisah Papua Future Project adalah bukti bahwa satu langkah kecil bisa membawa perubahan besar. Semoga perjalanan Jordy dan ratusan relawan PFP bisa menginspirasi kita semua untuk ikut peduli pada masa depan pendidikan Indonesia.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News