Sungai Maruwai merupakan salah satu sungai yang ada di Pegunungan Cycloop, Papua. Terdapat sebuah cerita rakyat dari Papua yang mengisahkan tentang asal usul Sungai Maruwai di Pegunungan Cycloop tersebut dulunya.
Konon daerah yang dialiri Sungai Maruwai pada saat ini dulunya merupakan tempat yang kering. Lantas bagaimana cerita rakyat dari asal usul Sungai Maruwai yang ada di Pegunungan Cycloop, Papua tersebut?
Legenda Asal Usul Sungai Maruwai di Pegunungan Cycloop, Cerita Rakyat dari Papua
Dikutip dari buku Agnes Bemoe yang berjudul Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara, dikisahkan pada zaman dahulu di Pegunungan Cycloop hiduplah seorang anak yang bernama Maruwai. Dirinya hidup di rumah sederhana bersama sang ibu.
Pada suatu waktu, Pegunungan Cycloop tengah dilanda kemarau panjang. Ibu Maruwai kemudian menyuruh putranya untuk mencari air.
Ibu Maruwai memberikan upih nibung kepadanya. Upih nibung merupakan wadah air yang terbuat dari pohon nibung.
Maruwai kemudian menerima upih nibung tersebut dari sang ibu. Dirinya kemudian bergegas masuk ke dalam hutan untuk mencari air.
Setelah mencari sekian lama, Maruwai tetap tidak bisa menemukan sumber air. Akhirnya dia memutuskan untuk beristirahat sambil memakan daun pakis yang dia temukan di dalam hutan.
Ketika sedang beristirahat, Maruwai melihat awan mendung mulai memenuhi langit. Maruwai merasa senang karena dia merasa hujan akan segera turun.
Dirinya kemudian bergegas pergi ke atas bukit. Maruwai berpikir bahwa dia akan bisa mendapatkan banyak air ketika menampung hujan dari bukit tersebut.
Namun sesampainya di atas bukit, awan mendung tersebut ternyata bergerak menjauh. Maruwai hanya bisa terdiam dan merasa sedih.
Ternyata gerak-gerik Maruwai diperhatikan oleh Bodutan dan Waumeng. Kedua orang ini merupakan penduduk di bukit tersebut.
Bodutan dan Waumeng kemudian datang menghampiri Maruwai. Mereka bertanya mengapa Maruwai tampak sedih dan duduk terdiam di sana.
Maruwai kemudian menjelaskan bahwa dia diperintahkan oleh sang ibu untuk mencari air. Namun hingga saat itu dirinya masih tidak berhasil menemukan satupun sumber air.
Bodutan kemudian berkata bahwa di balik bukit tersebut ada sebuah air terjun yang mengalir jernih. Bodutan berkata bahwa Maruwai bisa mengambil air dari sana.
Namun Waumeng berkata bahwa Maruwai mesti mengambil air dengan hati-hati. Dia tidak boleh menumpahkan air yang diambil dari air terjun tersebut.
Maruwai merasa senang mendengarkan perkataan Bodutan dan Waumeng. Dirinya kemudian berterima kasih dan pamit pergi menuju air terjun tersebut.
Sesampainya di sana, Maruwai merasa senang melihat air terjun yang mengalir dengan derasnya. Dia langsung mengisi upih nebungnya hingga penuh.
Maruwai kemudian kembali pulang ke rumah. Di tengah perjalanan, dia melihat seekor kasuari.
Dirinya langsung mengambil panah dan hendak memanah kasuari tersebut. Namun dia teringat pesan Waumeng untuk menjaga air yang dibawanya tersebut.
Maruwai kemudian mengurungkan niatnya. Sepanjang perjalanan, dia melihat berbagai macam hewan, tetapi tidak tergoda untuk memburunya.
Setelah berjalan cukup lama, sampailah Maruwai di Pegunungan Cycloop. Kali ini dia melihat rusa yang berukuran besar.
Maruwai langsung menarik panah yang dia miliki. Dia lupa dengan pesan Waumeng untuk menjaga air terjun yang dibawanya tersebut.
Tiba-tiba tali upih nebung Maruwai terputus. Air yang dibawa di wadah tersebut langsung tumpah.
Air tersebut kemudian terus mengalir hingga membentuk sungai. Konon dari cerita rakyat inilah yang diyakini sebagai asal usul Sungai Maruwai yang ada di Pegunungan Cycloop, Papua.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News