kapal selam ginagan usaha letnan ginagan dalam merancang kapal selam pertama indonesia - News | Good News From Indonesia 2025

Kapal Selam Ginagan: Usaha Letnan Ginagan dalam Merancang Kapal Selam Pertama Indonesia

Kapal Selam Ginagan: Usaha Letnan Ginagan dalam Merancang Kapal Selam Pertama Indonesia
images info

Kapal selam, sejak Perang Dunia II, dikenal sebagai senjata bawah laut yang mematikan. Dengan kemampuan untuk bersembunyi dan bergerak tanpa terdeteksi, kapal selam dijuluki sebagai "The Silent Killer".

Karena itu pada 1947, Letnan J Ginagan, seorang perwira muda Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI), berambisi merancang kapal selam pertama untuk memperkuat armada Indonesia.

Ginagan, yang lahir di Sibolga, Sumatra Utara pada 23 April 1918, adalah lulusan Akademi Angkatan Laut Belanda di Den Helder. Dia mencatatkan namanya dalam sejarah ketika dia tercatat sebagai penumpang kapal MV Marnix van Sint Alriegonrie yang berlayar dari Jakarta ke Amsterdam pada 11 Agustus 1937.

Berdasarkan laporan Algemeen Handelsblad yang dimuat pada 18 Agustus 1937, Ginagan berangkat ke Belanda untuk melanjutkan pendidikan. Kepergiannya ke Belanda pada 1939, sebagaimana diungkapkan oleh Heldersche Courant pada 22 Juli 1939, adalah untuk mengikuti kursus pelatihan mualim. Sebelum kembali ke Indonesia, Ginagan sempat bekerja sebagai mualim di sebuah perusahaan pelayaran.

Ginagan tidak hanya mengikuti kursus pelatihan, tetapi juga belajar di Gemeentelijke Zeevaartschool (Sekolah Pelayaran Pemerintah) di Den Helder. Pengalaman inilah yang mendorongnya untuk merancang kapal selam pertama bagi ALRI. Historia mencatat bahwa upaya Ginagan merancang kapal selam ini dilakukan sebagai respons terhadap blokade yang diberlakukan Angkatan Laut Kerajaan Belanda terhadap kapal-kapal Indonesia, dengan tujuan untuk mengisolasi dan menghancurkan ekonomi Indonesia.

Pembuatan Kapal Selam

Menurut Moehkardi dalam bukunya Akademi Militer Yogya dalam Perjuangan Fisik 1945–1949 (2019), Ginagan, meskipun terdaftar sebagai anggota Angkatan Laut Belanda, adalah seorang pendukung pergerakan nasional Indonesia. Akibat peranannya itu, ia diusir dari Belanda pada Desember 1946. Setelah kembali ke Indonesia, Ginagan ditempatkan di Kementerian Penerangan sebagai perwira Angkatan Laut.

Dalam buku Kapal Selam Indonesia (2008) karya Indroyono Soesilo, Ginagan dibantu oleh M. Susilo, seorang pegawai yang memiliki keahlian dalam perencanaan kapal, untuk merancang desain kapal selam tersebut. Desain kapal selam tersebut kemudian mulai dikerjakan di sebuah pabrik besi di Yogyakarta pada Juli 1947.

Kapal selam yang memiliki ukuran 7x1 meter ini memerlukan biaya sebesar 5 ribu ORI (Oeang Republik Indonesia) dan waktu pembuatan yang cukup lama. Kapal tersebut memiliki bobot mati sebesar 5 ton dan digerakkan oleh mesin mobil Fiat 5 PK.

Kapal ini dirancang untuk satu awak dan dilengkapi dengan torpedo peninggalan Jepang yang ditemukan di lapangan terbang Maguwo. Jarak tembak torpedo tersebut diperkirakan sekitar 1 mil dan dirancang untuk merusak kapal perusak Belanda. "Rencananya, midget ini akan digunakan untuk operasi khusus (special operation) yang awaknya sedang dilatih di Sarangan, Karanganyar," tulis keterangan dari Dinas Sejarah TNI AL, dikutip di Jakarta, Jumat (13/9).

Uji Coba Kapal Selam Ginagan

Pada Juni 1948, kapal selam tersebut menjalani serangkaian uji coba di Kalibayem, yang terletak di sebelah barat Kota Yogyakarta. Uji coba ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, seperti Presiden Soekarno, Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Mohammad Hatta, Panglima Besar Jenderal Sudirman, dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Kolonel Raden Subijakto.

Uji coba tersebut berjalan lancar, dengan kapal selam berhasil melewati uji gerak, apung, dan selam tanpa kendala berarti. Namun, pada saat uji torpedo, terjadi masalah teknis. Tali pengikat torpedo tidak dapat dilepas dari kapal, yang mengakibatkan torpedo tersebut justru menarik kapal selam. "Dalam uji coba kapal selam tersebut berhasil melaju dan menyelam, kekurangannya belum bisa meluncurkan torpedo," ujar salah satu laporan yang dikutip.

Kehilangan Kapal Selam Ginagan

Kapal selam yang dibuat dengan penuh kerja keras ini tidak pernah digunakan dalam pertempuran. Pada 19 Desember 1948, kapal selam tersebut disita oleh pasukan Belanda saat menyerbu Yogyakarta dalam Agresi Militer II. "Belum sempat dioperasikan oleh ALRI, kapal ini disita oleh Belanda pada Agresi Militer II," ungkap keterangan tersebut.

Meskipun kapal selam Ginagan tidak sempat digunakan dalam perjuangan kemerdekaan, kisahnya tetap menjadi bagian penting dari sejarah militer Indonesia. Usaha Ginagan dalam merancang kapal selam pertama Indonesia menunjukkan dedikasi dan semangat perjuangan yang tinggi dalam menghadapi tantangan besar.

Sumber:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.