cerita rakyat dari sumatera selatan legenda kancil dan berang berang - News | Good News From Indonesia 2025

Cerita Rakyat dari Sumatera Selatan, Legenda Kancil dan Berang-Berang

Cerita Rakyat dari Sumatera Selatan, Legenda Kancil dan Berang-Berang
images info

Legenda kancil dan berang-berang merupakan salah satu cerita rakyat yang berasal dari daerah Sumatera Selatan. Legenda ini berkisah tentang tuduhan induk berang-berang kepada kancil yang sudah menginjak anak-anaknya hingga mati.

Namun si kancil tidak terima begitu saja tuduhan yang diberikan. Meskipun mengakui bahwa dia tidak sengaja karena sudah menginjak anak berang-berang, tapi hal itu tidak semata-mata dilakukan begitu saja.

Akhirnya permasalahan ini diserahkan kepada kura-kura yang menjadi pengadil di antara para hewan. Lantas bagaimana keputusan serta cerita lengkap dari legenda kancil dan berang-berang tersebut?

Legenda Kancil dan Berang-Berang, Cerita Rakyat dari Sumatera Selatan

Dilansir dari buku Subadiyono, dkk., yang berjudul Sembesat Sembesit: Kumpulan Cerita Rakyat Sumatera Selatan, pada zaman dahulu para hewan diceritakan bisa berbicara selayaknya manusia. Bahkan mereka juga menjalani kehidupan layaknya manusia.

Pada suatu hari di sebuah sungai, ada seekor kancil yang tengah sibuk mencari makan. Di sana juga ada dua anak berang-berang yang juga tengah mencari makan sambil bermain bersama.

Ketika sedang mencari makan, si kancil sayup-sayup mendengar suara nyanyian burung kambing. Burung kambing memang dikenal memiliki suara yang merdu jika dibandingkan hewan-hewan lainnya.

Mendengarkan suara nyanyian dari burung kambing tersebut, si kancil langsung saja menari dengan riang gembira. Tanpa sadar, dirinya menginjak kedua anak berang-berang yang sedang bermain di sana.

Kedua anak berang-berang ini mati seketika akibat diinjak oleh si kancil. Kematian anak-anaknya ini ini tentu memancing amarah dari induk berang-berang.

Berang-berang kemudian melaporkan hal ini kepada kura-kura. Pada waktu itu, kura-kura menjadi penengah jika ada perselisihan yang terjadi di antara para hewan.

Kura-kura kemudian memanggil kancil untuk menghadap. Kura-kura kemudian menanyakan apakah benar laporan yang disampaikan oleh induk berang-berang.

Kancil kemudian mengakui bahwa dia sudah menginjak anak berang-berang hingga mati. Namun kancil berkata jika dirinya menari akibat suara nyanyian burung kambing.

Mendengarkan hal itu, kura-kura kemudian memanggil burung kambing untuk menghadap. Kura-kura menyalahkan burung kambing yang membuat si kancil menari dan menginjak anak berang-berang.

Burung kambing kemudian menampik hal tersebut. Burung kambing berkata bahwa dia bernyanyi karena takut melihat ikan baung yang membawa pisau yang tajam.

Kura-kura kemudian memanggil ikan baung. Sama seperti sebelumnya, kura-kura menganggap ikan baung bersalah akibat perbuatannya.

Ikan baung kemudian menjelaskan alasan mengapa dia membawa pisau yang tajam. Ternyata ikan baung membawa pisau tersebut karena takut melihat kehadiran ikan sepat yang matanya berwarna merah.

Setelah mendengarkan penjelasan ikan baung, kura-kura kemudian memanggil ikan sepat untuk menghadap. Dirinya kemudian bertanya mengapa ikan sepat berkeliaran dengan kondisi mata merah sehingga berdampak pada matinya anak berang-berang.

Ikan sepat kemudian menjelaskan bahwa kondisinya ini disebabkan oleh induk berang-berang. Ketika mencari makan, induk berang-berang selalu mengeruhkan air untuk menangkap ikan kecil.

Air keruh inilah yang membuat mata ikan sepat menjadi merah. Kura-kura kemudian mendapatkan sebuah keputusan dari cerita para hewan yang dia panggil tersebut.

Kura-kura kemudian menyatakan bahwa induk berang-berang sendiri yang bersalah dalam kasus ini. Sebab perbuatannya lah yang kemudian berdampak pada perilaku hewan lain hingga si kancil menginjak anak-anaknya.

Akhirnya si kancil dibebaskan dari tuduhan dan induk berang-berang hanya bisa menerima keputusan yang disampaikan oleh kura-kura. Begitulah kisah dari legenda kancil dan berang-berang, salah satu cerita rakyat Sumatera Selatan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.