Banyak alat musik tradisional Indonesia yang masuk dalam kategori alat musik membranofon. Mereka pun tersebar di berbagai penjuru daerah. Rebana contohnya, alat musik itu berasal dari Bengkulu dan banyak digunakan rakyat keturunan melayu muslim.
Alat musik membranofon atau membranophone sendiriadalahjenis alat musik yang menggunakan selaput tipis sebagai sumber bunyi. Dikutip dari laman Cambridge Dictionary, selaput tipis yang salah satunya berasal dari kulit itu diregangkan, kemudian dimainkan dengan cara ditepuk berulang kali. Nah, getaran/vibrasi dari gerakan tepukan berulang tersebut yang kemudian menghasilkan suara.
Untuk Kawan yang ingin tahu apa saja contoh alat musik membranofon tradisional Indonesia serta informasi seputar fakta unik dan daerah asalnya, simak sampai habis ya!
Alat Musik Membranofon Tradisional Khas Indonesia
Berikut 6 contoh alat musik membranofon tradisional khas Indonesia:
1. Kompang
Dilansir dari situs resmi Museum Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, kompang mulanya berasal dari area Arab. Namun, kompang kemudian sampai ke Melayu oleh saudagar India Muslim di zaman Kesultanan Malaka. Pendapat lain memperkirakan kompang dibawa saudagar Arab di abad 13 melalui Jawa kemudian masuk Tanah Melayu.
Alat musik kompang biasanya terbuat dari kulit kambing, tetapi kini berkembang memakai kulit lembu, kerbau, serta getah sintetik.
Laman Dinas Kebudayaan Kepulauan Riau menjelaskan bahwa kompang biasanya dimainkan bersama sejumlah pemain yang umumnya laki-laki. Alat musik ini digunakan untuk hiburan dalam acara budaya misalnya menjadi musik arak-arakan yang mengantar pengantin pria ke rumah calon pasangannya.
2. Tifa
Dikutip dari laman resmi Kemendikbud, tifa adalah alat musik tradisional Papua yang sekilas mirip dengan kendang. Suku Asmat merupakan salah satu suku yang memainkan tifa dalam ritual adat dan juga menjadikannya sebagai salah satu identitas para laki-laki.
Selain tifa, masyarakat Papua menyebut alat musik ini sebagai kandara, wachu, sirep/sandip, kalin kla, eme, dan lain-lain.
Lain dengan kendang yang bentuknya agak mirip tabung, tifa bentuknya menyerupai jam pasir. Tifa pun punya ukiran indah di bagian samping dan biasanya memakai kulit kanguru atau biawak. Kulit tersebut biasanya dipanaskan dan ditarik kencang supaya menghasilkan suara nyaring.
3. Tuma
Berasal dari Kalimantan Barat, alat musik membranofon satu ini bentuknya menyerupai kendang versi panjang. Dua alat musik ini pun sama-sama dimainkan dengan cara ditepuk serta biasanya menjadi pengiring dalam pentas tari tradisional bersama dengan alat musik tradisional lain.
Laman Perpustakaan Digital Budaya Indonesia menerangkan bahwa rangka tuma dibuat dengan kayu berukuran panjang 1 m dan diameter 25 cm, sementar itu selaput penutupnya biasanya memakai kulit lembu.
4. Kendang atau Kendhang
Kendang atau kendhang adalah alat musik membranofon tradisional dari Pulau Jawa. Ia dapat dengan mudah ditemui di pentas seni yang memanfaatkan alat musik tradisional misalnya dalam acara pentas wayang.
Alat musik ini dibuat dengan sebatang kayu utuh yang kemudian dilubangi bagian tengahnya. Kedua sisi kayu itu kemudian ditutupi menggunakan kulit binatang.
Dalam buku Album Alat Musik Tradisional diterangkan bahwa kendang berperan penting dalam permainan Gamelan karena dirinya berfungsi untuk mengatur irama cepat atau lambatnya suatu lagu/gending serta menjadi penentu kapan berhentinya lagu itu.
5. Rebana
Mirip dengan kendang, rebana adalah alat musik tradisional yang dibuat dengan kulit sapi atau kambing. Bedanya hanya satu sisi rebana yang ditutupi kulit tersebut.
Ia seringkali difungsikan sebagai pengiring tarian melayu atau nyanyian misalnya pentas kasidah di upacara pernikahan para warga melayu beragama Islam. Rebana sendiri disebut berasal dari Bengkulu.
6. Tambua
Tambua adalah alat musik membranofon yang berasal dari Minangkabau. Tambua dimainkan secara berkelompok, biasanya oleh 6 orang pemain yang berpakaian adat. Bersama tassa dan talempong, alat musik ini digunakan untuk memeriahkan acara pesta atau alek (budaya-indonesia.org).
Badan tambua atau gandang diambil dari kayu jenis ringan misalnya kayu pulai atau kapok dengan diameter sekitar 60 cm dan panjang 80 cm. Dua sisi tambua dilapisi kulit kambing atau sapi. Berbeda dengan kendang, tambua digendong menghadap depan dengan tali yang dikaitkan di dua sisi bahu pemain. Ia kemudian dimainkan dengan cara dipukul dengan pemukul kayu berukuran besar dan kecil (Wardizal, 2022).
Sekian artikel seputar 6 contoh alat musik membranofon tradisional Indonesia dan daerah asalnya, semoga artikel ini membantu!
Baca juga: Mengenal 5 Alat Musik Tradisional Indonesia yang Belum Banyak Diketahui
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News