Legenda Bujang Jambi merupakan salah satu cerita rakyat yang berasal dari daerah Jambi. Menurut ceritanya, Bujang Jambi merupakan seorang putra panglima perang yang dibuang oleh orang tuanya.
Hal ini terjadi akibat sebuah ramalan yang berkata bahwa kelak Bujang Jambi akan membunuh orang tuanya. Meskipun sudah dibuang ke negeri yang jauh, kelak ramalan ini ternyata akan terbukti juga.
Bagaimana kisah perjalanan Bujang Jambi dalam cerita rakyat tersebut?
Legenda Bujang Jambi, Cerita Rakyat dari Daerah Jambi
Dinukil dari buku Astri Damayanti yang berjudul Kumpulan Legenda Nusantara Favorit, pada zaman dahulu berdiri sebuah Kerajaan Melayu Jambi di tanah Sumatra. Di kerajaan tersebut ada seorang yang sangat disegani, yakni Tan Telenai.
Tan Telenai merupakan seorang panglima perang yang berasal dari Negeri Keling. Setelah sekian lama tinggal di Melayu Jambi, Tan Telenai memutuskan menikah dengan seorang gadis dan menetap di sana.
Beberapa bulan kemudian, istri Tan Telenai hamil anak pertama mereka. Tan Telenai kemudian memanggil ahli nujum untuk memeriksa kehamilan istrinya tersebut.
Setelah memeriksa dengan seksama, ahli nujum ini memberikan pesan yang mencemaskan bagi Tan Telenai. Ahli nujum tersebut berkata bahwa Tan Telenai akan memiliki seorang anak laki-laki yang perkasa.
Meskipun demikian, Tan Telenai mesti berhati-hati dengan anak laki-lakinya tersebut. Sebab ketika dewasa, anak laki-lakinya ini kelak akan membunuhnya.
Tan Telenai merasa cemas dengan ramalan itu. Apalagi ahli nujum yang dia panggil terkenal akan ramalannya yang tidak pernah meleset.
Akhirnya Tan Telenai menyiapkan sebuah peti kayu. Kelak peti kayu ini akan dia gunakan untuk menghanyutkan anaknya ketika lahir.
Benar saja, ketika putranya lahir, Tan Telenai langsung memasukkannya ke peti itu. Tan Telenai juga mengukir nama sang bayi di peti itu, yakni Bujang Jambi.
Tan Telenai kemudian menghanyutkan peti itu ke laut. Dia berharap peti itu sampai ke negeri yang jauh agar bayi yang ada di dalamnya tidak tahu dari mana asal usulnya.
Setelah terombang-ambing di lautan, peti tersebut kemudian sampai di pinggiran pantai Negeri Siam. Putra mahkota yang sedang memancing melihat peti itu dan langsung membawanya ke istana.
Sesampainya di istana, putra mahkota memberikan peti itu kepada Raja Siam. Ketika membuka peti itu, alangkah terkejutnya Raja Siam karena melihat seorang bayi laki-laki di dalamnya.
Raja Siam percaya bahwa bayi tersebut merupakan anak dari seorang bangsawan. Sebab peti yang digunakan menggunakan bahan dasar yang berkualitas.
Setelah melihat sekian lama, Raja Siam kemudian memutuskan mengangkat bayi yang bernama Bujang Jambi tersebut sebagai anak angkatnya. Namun Raja Siam meminta semua orang merahasiakan asal usul dari Bujang Jambi tersebut darinya hingga kelak dia dewasa.
Raja Siam membesarkan Bujang Jambi seperti anak kandungnya sendiri. Dia memberikan pendidikan dan wawasan yang layak untuk putra angkatnya itu.
Meskipun penghuni istana berusaha merahasiakan asal usulnya, Bujang Jambi akhirnya mengetahui rahasia itu. Dirinya kemudian diam-diam menyelidiki asal usulnya.
Setelah melakukan pencarian sekian lama, akhirnya Bujang Jambi tahu bahwa dia merupakan putra dari Tan Telenai di Negeri Melayu Jambi. Sayangnya, reputasi ayah kandungnya tersebut sangat buruk di Negeri Siam.
Tan Telenai dikenal sebagai orang jahat yang suka memeras rakyat jelata. Semua harta rampasan yang dia dapatkan digunakan untuk kesenangan sendiri.
Bujang Jambi yang dididik dengan baik terusik dengan reputasi ayah kandungnya tersebut. Dirinya merasa terpanggil untuk menumpas ketidakadilan yang dilakukan oleh Tan Telenai di Negeri Melayu Jambi.
Setelah berpikir sekian lama, Bujang Jambi membulatkan tekad untuk kembali ke kampung asalnya. Dia kemudian meminta bantuan kepada Raja Siam agar mempersiapkan satu pasukan perang yang akan mendampingi dirinya menuju Kerajaan Melayu Jambi.
Raja Siam merestui permintaan putra angkatnya itu. Dia mempersiapkan pasukan untuk Bujang Jambi dan melepas kepergiannya.
Beberapa waktu kemudian, kapal Bujang Jambi merapat di kampung asalnya. Kedatangan pasukan Bujang Jambi ini ternyata sampai di telinga Tan Telenai.
Dirinya kemudian memikirkan bahwa ini takdir yang sudah diramalkan ahli nujum dulunya. Meskipun demikian, Tan Telenai yang merupakan bekas panglima perang memilih tidak menyerah begitu saja.
Dia memilih berperang dengan pasukan Bujang Jambi. Akan tetapi, Tan Telenai bisa dikalahkan dengan mudah dan mengakhiri hidupnya di tangan anaknya sendiri, Bujang Jambi.
Itulah kisah lengkap dari legenda Bujang Jambi yang menjadi salah satu cerita rakyat daerah Jambi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News