Di Negeri Tifu, Pulau Buru, Maluku, ada sebuah cerita rakyat yang menceritakan tentang legenda elang raksasa. Menurut legendanya, elang raksasa ini dulunya suka memangsa kapal-kapal asing yang melintas di sekitar laut Pulau Buru.
Bagaimana kisah lengkap dari legenda elang raksasa di Negeri Tifu tersebut?
Legenda Elang Raksasa di Negeri Tifu, Cerita Rakyat dari Maluku
Dilihat dari artikel Dwi Yuniar Marasabessy, "Elang Raksasa di Negeri Tifu" dalam buku Antologi Cerita Rakyat Pulau Buru, pada zaman dahulu di selatan Pulau Buru terdapat sebuah daerah bernama Negeri Tifu. Di negeri tersebut hiduplah sepasang burung elang raksasa.
Sepasang elang raksasa ini tinggal di sebuah gunung yang ada di sana. Gunung tersebut dikenal oleh masyarakat setempat dengan nama Gunung Garuda.
Kedua burung elang ini memiliki kemampuan yang mumpuni. Tidak ada seekorpun hewan yang mampu mengalahkannya.
Apalagi dia juga suka memangsa berbagai macam makhluk hidup yang ada di sana. Tidak hanya hewan, kedua burung elang ini juga suka memakan manusia.
Hal ini membuat masyarakat Negeri Tifu takut dengan keberadaan burung elang tersebut. Untungnya, belum ada satupun korban dari masyarakat Negeri Tifu yang menjadi santapan pasangan burung elang tersebut.
Kedua burung ini memang hanya menyerang manusia lain yang mendekat ke Negeri Tifu. Mereka tidak pernah memakan manusia yang tinggal di sekitar sarangnya.
Keganasan kedua burung elang ini membuat laut di sekitar Negeri Tifu terkenal dengan keganasannya. Banyak kapal-kapal asing yang karam akibat diserang oleh burung elang raksasa tersebut.
Pada suatu hari, ada sebuah kapal yang hendak melintasi laut Pulau Buru. Nahkoda kapal ini tahu dengan kondisi kedua burung elang yang sering mengancam kapal asing.
Nahkoda ini kemudian mempersiapkan awak kapalnya untuk mengatasi kondisi tersebut. Dia pun menyusun rencana agar bisa melewati laut Pulau Buru dengan aman.
Nahkoda kemudian memerintahkan anak buahnya untuk mempersiapkan tombak yang mereka miliki. Ujung tombak kemudian dipanaskan agar mampu membakar sayap-sayap burung elang tersebut nantinya.
Ketika kapal mendekati Pulau Buru, tepatnya Negeri Tifu, nahkoda beserta para awaknya sudah siap sedia dengan senjata mereka masing-masing. Tombak yang sebelumnya sudah dipanaskan juga sudah dipersiapkan untuk melawan kedua burung elang raksasa tersebut.
Dari puncak Gunung Garuda, kedua burung elang ini melihat kedatangan kapal asing tersebut. Mereka langsung terbang ke arah mangsanya tersebut.
Kedua burung elang ini terbang dengan cepatnya. Dalam sekejap mereka berhasil mendekati kapal asing tersebut.
Ketika kedua burung elang tersebut mendekat, para awak kapal langsung mengeluarkan senjata yang sudah mereka persiapkan. Pertempuran antara burung elang dengan awak kapal akhirnya tidak terelakkan.
Rencana nahkoda kapal ternyata berjalan lancar. Sayap-sayap kedua burung elang tersebut terbakar dan mengeluarkan darah.
Kedua burung elang ini kemudian terdesak. Akhirnya mereka terbang tinggi untuk menghindari serangan.
Tanpa diduga, kedua burung elang tersebut menukik tajam menuju kapal asing tersebut. Mereka berhasil menghancurkan kapal tersebut dan membuat semua nahkoda serta awak yang ada di dalamnya tenggelam.
Dengan sisa-sisa tenaga, kedua burung elang raksasa ini kemudian mencoba terbang kembali ke Gunung Garuda. Namun sayang, mereka terkapar di tepi pantai Negeri Tifu.
Tidak lama kemudian, kedua burung elang tersebut mati di sana. Seiring berjalannya waktu, tempat jatuhnya kedua burung elang tersebut berubah menjadi tanifal, sebutan untuk gundukan pasir putih oleh masyarakat Negeri Tifu.
Di tengah tanifal tersebut ada dua buah batu besar yang ditumbuhi semak-semak. Oleh masyarakat, kedua batu tersebut diyakini sebagai mata dari elang raksasa.
Kini di sekitar tanifal tersebut banyak burung elang yang beterbangan. Mereka dipercaya sebagai keturunan pasangan burung elang raksasa yang dulunya ada di Negeri Tifu.
Itulah kisah lengkap legenda elang raksasa di Negeri Tifu yang jadi salah satu cerita rakyat dari Maluku.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News