Masjid Kapal Bosok merupakan salah satu masjid yang ada di Desa Curugmanis, Serang, Banten. Terdapat sebuah cerita rakyat yang menceritakan tentang asal usul dari Masjid Kapal Bosok di Banten ini dulunya.
Lantas bagaimana kisah lengkap dari legenda Masjid Kapal Bosok tersebut?
Legenda Masjid Kapal Bosok, Cerita Rakyat dari Banten
Dilihat dari buku Wahyu Setyorini dan Tim Wong Indonesia Nulis yang berjudul 78 Legenda Ternama Indonesia, alkisah pada suatu hari datanglah sebuah kapal asing ke daerah Banten. Kapal ini datang dari kerajaan lain yang jauh dari daerah tersebut.
Masyarakat Banten merasa heran melihat kapal asing tersebut. Sebab mereka belum pernah melihat kapal asing tersebut bersandar sebelumnya.
Namun sayang, ternyata kedatangan kapal asing tersebut memiliki niat buruk. Orang-orang asing yang ada di kapal tersebut ternyata ingin menguasai kekayaan yang ada di daerah Banten.
Setelah kapal tersebut bersandar di pelabuhan, orang-orang yang ada di kapal langsung turun dan merampas semua kekayaan yang ada di Banten. Tidak hanya itu, semua surat-surat berharga yang ada di daerah tersebut juga dikuasai oleh orang asing itu.
Sultan Banten yang menjadi penguasa tidak bisa berbuat banyak. Semua pasukan yang dikerahkan oleh Sultan Banten tidak berdaya menghadapi serangan itu.
Pasukan orang asing tersebut memiliki senjata yang lebih lengkap jika dibandingkan pasukan Sultan Banten. Akibatnya pasukan yang dikirim oleh sang sultan bisa dikalahkan dengan mudah.
Kondisi ini ternyata mengusik perasaan Ki Angga Derpa. Sebagai rakyat Banten, dia tidak sudi daerahnya dikalahkan begitu saja.
Ki Angga Derpa memang dikenal sebagai seseorang yang memiliki ilmu beladiri yang tinggi. Tidak hanya itu, dia juga memiliki dua ekor harimau yang dulunya ditaklukkan ketika mengembara di hutan.
Akhirnya Ki Anggar Derpa menuju ke markas orang asing tersebut bersama dua ekor harimaunya. Melihat kedatangan Ki Anggar Derpa, pasukan orang asing tersebut menjadi ketakutan karena ada dua hewan buas yang membersamainya.
Pemimpin pasukan orang asing tersebut menjadi kesal melihat kelakuan pasukannya. Akhirnya dia memerintahkan pasukannya untuk angkat senjata dan menangkap Ki Anggar Derpa.
Pertarungan Ki Anggar Derpa dengan pasukan asing tersebut akhirnya tidak terelakkan. Namun sayang, kecanggihan senjata pasukan asing tersebut ternyata mampu mengalahkan Ki Anggar Derpa.
Akhirnya Ki Anggar Derpa diikat di kapal oleh pemimpin orang asing tersebut. Ki Anggar Derpa diikat di antara semua harta yang dirampas oleh pasukan asing tersebut.
Pada suatu hari, badai besar datang melanda daerah Banten. Ternyata badai ini membuat kapal asing tersebut terombang ambing ke lautan.
Akibatnya kapal asing tersebut terdampar jauh dari markas pasukan asing tersebut. Akhirnya kapal asing itu terdampar di sebuah desa kecil yang bernama Curugmanis.
Ki Anggar Derpa yang terperangkap seorang diri akhirnya bisa melepas diri di dalam kapal tersebut. Namun dia merasa kesal karena terdampar jauh bersama kapal asing itu.
Dirinya kemudian mengambil seutas tali dan memukulkannya ke kapal asing itu untuk melampiaskan emosi. Ki Anggar Derpa berkata, "Kapal sira dicambuk bosok salawase." (Kapal, kamu dicambuk, busuk selamanya)
Namun sesaat kemudian Ki Anggar Derpa sadar bahwa dia sudah melakukan tindakan yang salah. Sebab tidak ada gunanya dia melampiaskan kemarahan kepada benda mati tersebut.
Akhirnya Ki Anggar Derpa memutuskan untuk menetap di Desa Curugmanis. Di sana dia memperdalam ilmu agama di sebuah pesantren yang ada di desa itu.
Seiring berjalannya waktu, kapal asing yang terdampar di Desa Curugmanis menjadi hancur dan membusuk. Ki Anggar Derpa juga menghabiskan hidupnya dan meninggal dunia serta dimakamkan di sana.
Bertahun-tahun kemudian, terdapat tujuh belas santri dari pesantren tempat Ki Anggar Derpa yang membangun masjid dari sisa-sisa kapal asing tersebut. Para santri ini memanfaatkan sisa besi yang ada di kapal tersebut untuk membangun masjid.
Proses pembangunan masjid ini diketahui berlangsung selama empat tahun. Bentuk masjid tersebut juga dibuat mirip seperti kapal laut.
Akhirnya masjid tersebut kemudian diberi nama Masjid Kapal Bosok. Pemberian nama ini sendiri merujuk kepada penggunaan sisa kapal yang membusuk yang digunakan untuk membangun masjid itu.
Begitulah kisah di balik asal usul Masjid Kapal Bosok yang menjadi cerita rakyat dari Banten.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News