angklung rencana integrasi angkutan umum listrik bandung di masa mendatang - News | Good News From Indonesia 2025

Angklung, Rencana Integrasi Angkutan Umum Listrik Bandung di Masa Mendatang

Angklung, Rencana Integrasi Angkutan Umum Listrik Bandung di Masa Mendatang
images info

Jika mendengar kata Angklung mungkin Kawan GNFI akan langsung teringat dengan alat musik tradisional dari budaya Sunda yang terbuat bambu. Kawan mungkin bingung, meski judulnya “Angklung” tetapi kok foto yang dijadikan untuk cover malah bus?

Nah! Belum lama ini, salah satu perusahaan kendaraan listrik di Bandung memperkenalkan satu inovasi barunya kepada Walikota Bandung. Penasaran seperti apa itu? Yuk, simak sampai akhir!

Prototipe Angkutan Listrik Bandung

Pada 8 Agustus 2025 lalu PT Marlip Indo Mandiri memperkenalkan sebuah mobil listrik ke Kantor Dinas Perhubungan Bandung. Sekilas berwarna biru seperti DAMRI, tetapi ukuran bus ini lebih kecil dari bus pada umumnya.

Disebut Angklung karena mengambil singkatan dari Angkutan Listrik Untuk Bandung, dilansir laman Kompas, kendaraan ini dapat menampung hingga 14 penumpang dewasa selain supir.

Angklung sendiri sebenarnya sudah diperkenalkan oleh PT Marlip sejak akhir Juli 2025 lalu lewat kanal YouTube-nya. Video tersebut bertujuan untuk menyebutkan dan menjelaskan apa saja fasilitas yang dimiliki kendaraan ini baik luar dan dalam, tetapi tak hanya menjelaskan itu, di sini juga menjelaskan tentang cara mengisi daya hingga informasi bahwa mobil listrik ini merupakan hasil produksi tahun 2025 yang bekerja sama dengan 3 koperasi yakni

  • Kobanter Baru
  • Koputri Jabar
  • Kopamas Jabar

Fasilitas Angklung

Melansir dari videonya, Angklung mempunyai konsep seperti moda Transjakarta yang menggunakan runningtext sebagai sistem informasi rute, cara bayar tapin dengan kartu elektronik di dalam kendaraan, pintu penumpang di tengah, pendingin ruangan, stop kontak pengisi daya untuk penumpang, dan kursi yang berhadapan.

Namun, meski sudah siap beroperasi dan diperkenalkan ke publik. Senin lalu Muhammad Farhan selaku Walikota Bandung menegaskan, bahwa ini baru presentasi prototipe awal. Ini merupakan inisiatif beberapa pengusaha angkutan umum untuk memajukan perkembangan mobilitas khususnya di Bandung.

“Ini prototype. Kita belum membuat komitmen untuk membelinya. Jadi saya yakinkan kepada para pemilik serta para pengemudi angkot, rencana penggantian belum ada secara spesifik. Konsep ini masih berupa wacana untuk membangun integrasi kendaraan umum. Jika diwujudkan, pastinya kita akan melibatkan semua pemilik hingga supir angkot,” ujarnya dilansir dari laman Kompas pada Senin lalu.

Transum Bandung

Berbicara tentang integrasi transum di kota Bandung, meski di tengah ramainya moda transportasi online, angkot masih cukup terbilang banyak. Rute angkutan umum di kota ini terbilang mudah diingat dengan adanya perbedaan warna mobilnya.

Seperti salah satunya rute Cicaheum—Ledeng, Cicaheum—Binong, dan Cicaheum—Ciroyom dengan warna kendaraan hijau. Perbedaannya hanya pada warna sekunder dari setiap rutenya. Kemudian ada mobil pink untuk rute Dago—Gedebage, mobil biru muda untuk rute Margahayu—Ledeng, dan masih ada beberapa warna lainnya.

PR Angkutan Umum Bandung

Jika tentang rute dan kuantitas angkot, integrasi transum Bandung masih cukup tersebar, melewati beberapa titik keramaian, dan waktu antar kedatangannya juga tidak relatif lama.

Namun jika mau mengupayakan kenyamanan mengupayakan kenyamanan penumpangnya pemerintah setempat masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang , adapun beberapa kekurangannya adalah tidak ada pendingin di mobil, tarif jauh—dekat yang tidak jelas argonya, hingga tidak ada titik turun naik penumpang yang tertata.

Sudako Medan, Legenda Angkutan Kota yang Masih Populer Hingga Kini

Beberapa hal di atas merupakan beberapa pendapat yang dilontarkan dari pengguna sosial media Instagram ketika ada beberapa media yang mengabarkan tentang ini. Lalu beberapa lainnya mengungkapkan antusiasnya dan mau kembali beralih menggunakan transum.

Tentu hal ini juga didorong karena langkah ini dirasa dapat mengurangi polusi asap kendaraan dan adanya kejelasan untuk regulasi tarif.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.