Melihat namanya lolos sebagai calon mahasiswa baru National University of Singapore (NUS), Clairine Aurel Aliwarga jelas bahagia. Apalagi, ia mendapat beasiswa penuh di sana. Usaha dan strategi yang ia terapkan selama duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA), tidak sia-sia.
Langkah Clairine Aurel Aliwarga menuju National University of Singapore (NUS) bukanlah hasil dari keberuntungan semata, melainkan buah dari proses panjang. Ada banyak langkah yang ia lalui, mulai dari menentukan peminatan, analisis potensi diri, hingga memilih lingkungan tempat belajar.
Ini yang bisa Kawan pelajari dari keberhasilan Clairine tembus di salah satu kampus ternama dunia.
Pentingnya Kenali Kemampuan Diri Sejak Dini
Clairine, alumni SMA Kristen Calvin (KC) angkatan ke-14, berhasil diterima di jurusan Matematika. Bukan di Indonesia, Clairine lolos di universitas terbaik Asia, National University of Singapore dengan beasiswa penuh.
Ia membagikan pengalamannya mengenai pentingnya mengenali kekuatan diri sejak dini, dan mulai merancang strategi sejak kelas 10, sebagaimana yang telah ia lakukan agar dapat meraih mimpi.
Meskipun dapat dibilang kelas 10 adalah awal peralihan masa remaja dan mulai mengenali dunia baru, tidak ada salahnya untuk menggali potensi diri. Sebab, menurut Clairine, momen kelas 10 menjadi titik awal yang menentukan arah masa depan.
"Nah, untuk kelas 10 sendiri menurut saya itu momen di mana kita harus menentukan target kita. Kita eksplorasi dulu nih, diri kita ini sebenarnya kuat di mana, terus kita mau ke mana," ujarnya.
Dalam hal ini, sejak kelas 10, Clairine menyadari bahwa dirinya unggul di Matematika. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk memilih jurusan Matematika saat mendaftar di NUS.
Menurutnya, Matematika adalah dasar pengetahuan. Aplikasinya sangat luas. Bahkan, Matematika memiliki fondasi dari banyak bidang, termasuk menyokong dalam berlogika.
Riset Perguruan Tinggi
Ia melanjutkan, setelah proses pengenalan diri sendiri, menemukan potensi serta minat, kelas 11 merupakan waktu yang cocok untuk mulai riset mendalam tentang universitas dan persyaratan masuk.
Dalam kasus Clairine, ada banyak perguruan tinggi yang menawarkan jurusan Matematika, di dalam maupun luar negeri. Akan tetapi, ada berbagai pertimbangan yang akhirnya membuatnya memilih NUS, misalnya terkait kualitas perguruan tinggi, jarak, biaya, dan masih banyak lagi.
Setelah mengumpulkan informasi dan yakin dengan satu pilihan, tiba saatnya di kelas 12. Pada tahap ini, semua berkas telah disiapkan sehingga Kawan, termasuk Clairine hanya membutuhkan informasi tambahan untuk mendaftar.
Hingga akhirnya, Clairine berhasil diterima di NUS jurusan Matematika dengan beasiswa penuh.
Tidak Hanya Akademik, Portofolio Nonakademik juga Diperlukan
Tak hanya fokus pada akademik, Clairine juga sadar bahwa keberhasilan masuk kampus top dunia membutuhkan portofolio yang lebih. Keseimbangan antara nilai akademis dan keterlibatan organisasi menjadi kombinasi penting dalam memperkuat profilnya di mata universitas internasional.
“Saya harus memiliki portfolio yang menyeluruh. Jadi untuk akademik biasanya saya mempertahankan nilai, kalau misalnya mengambil IELTS atau SAT. Dan secara non-akademik saya juga mengikuti berbagai organisasi di sekolah atau juga di luar sekolah,” tuturnya.
Clairen tercatat pernah menyabet Juara 2 Matematika Olimpiade Sains Nasional Tingkat Kabupaten/Kota (OSN-K) Jakarta Pusat (2024).
Clairine Juara 2 Matematika Olimpiade Sains Nasional Tingkat Kabupaten 2024
Selain prestasi, ia juga menyoroti peran ekosistem sekolah yang turut mendukung prosesnya belajar, dari segi teman, guru, hingga organisasi yang ia ikuti. Clairen aktif di OSIS SMA Kristen Calvin sebagai bagian dari Divisi Manajemen.
“Dengan kehadiran teman-teman yang saling mendukung, saya itu merasa terkuatkan dan proses yang sulit ini bisa terasa sedikit lebih menyenangkan,” ungkapnya.
Pengalaman Clairine menjadi refleksi bagaimana keberhasilan besar bisa diraih melalui proses yang konsisten, terarah,
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
