pelan tapi pasti seni menjalani hidup tanpa membandingkan diri - News | Good News From Indonesia 2025

Pelan tapi Pasti: Seni Menjalani Hidup Tanpa Membandingkan Diri

Pelan tapi Pasti: Seni Menjalani Hidup Tanpa Membandingkan Diri
images info

Di era digital yang serba cepat ini, hidup terasa seperti perlombaan. Setiap hari, kita disuguhi kisah pencapaian orang lain melalui media sosial, ada yang baru menikah, punya rumah, mendapat pekerjaan baru, naik jabatan, atau berlibur ke luar negeri.

Tanpa disadari, kita mulai membandingkan pencapaian tersebut dengan keadaan diri saat ini.

Rasa membandingkan diri sendiri dengan orang lain adalah hal yang mwajar. Namun, jika dibiarkan berlarut, itu bisa menjadi racun bagi kesehatan mental.

Padahal hidup bukan soal siapa yang paling cepat, tapi siapa yang tetap melangkah, walau pelan tapi pasti.

Mengapa Kita Sering Membandingkan Diri?

Menurut social comparison theory yang dikemukakan oleh Leon Festinger (1954), manusia secara alami membandingkan dirinya dengan orang lain untuk menilai diri mereka sendiri. Di satu sisi, hal ini bisa memotivasi. Namun di sisi lain, bisa menjebak kita dalam siklus ketidakpuasan dan rasa iri.

Masalahnya, kita sering membandingkan proses kita dengan hasil orang lain. Kita tidak tahu perjuangan di balik pencapaian mereka. Bisa jadi, saat mereka terlihat “berhasil”, mereka juga sedang berjuang keras menghadapi tantangan yang tidak kita lihat.

Dampak Negatif Membandingkan Diri

Membandingkan diri secara terus-menerus bisa berdampak buruk, antara lain:

  • Menurunnya kepercayaan diri. Kita mulai merasa tidak layak dan menarik diri dari lingkungan sosial.
  • Munculnya stres dan kecemasan. Merasa tertinggal bisa membuat kita khawatir berlebihan terhadap masa depan.
  • Mengganggu fokus dan produktivitas. Energi yang harusnya kita gunakan untuk memperbaiki diri, justru habis untuk memikirkan orang lain.

Pelan Tapi Pasti: Jalan Setiap Orang Berbeda

Sadarilah bahwa setiap orang memiliki waktu dan jalur yang berbeda. Ada yang menikah di usia 25, ada juga yang memilih fokus karier sampai usia 35. Ada yang sukses di awal, ada yang baru bersinar di usia 40. Semuanya sah-sah saja.

Berikut beberapa cara agar kita bisa lebih tenang menjalani hidup tanpa terus membandingkan diri:

1. Fokus pada Progres, Bukan Hasil

Ukur perkembanganmu dengan dirimu yang kemarin, bukan dengan standar orang lain. Perubahan kecil tetaplah langkah maju. Kamu tidak perlu sempurna, cukup lakukan secara konsisten.

2. Kurangi Paparan Media Sosial

Kita sering lupa bahwa media sosial hanya menampilkan sisi terbaik kehidupan orang lain. Jika merasa terbebani, tidak ada salahnya melakukan digitaldetox atau membatasi waktu bermain media sosial.

3. Latih Rasa Syukur

Banyak studi menyatakan bahwa menuliskan tiga hal yang kita syukuri setiap hari bisa meningkatkan kesejahteraan mental. Syukur adalah cara ampuh untuk mengalihkan fokus dari apa yang tidak kita miliki ke apa yang sudah ada.

4. Beri Apresiasi Untuk Diri Sendiri

Rayakan setiap pencapaian kecilmu. Bisa bangun pagi, menyelesaikan pekerjaan, atau bahkan bertahan di hari yang berat. Semuanya layak diapresiasi.

5. Kelilingi Diri dengan Orang yang Mendukung

Lingkungan yang positif akan membantu kita merasa diterima dan dihargai. Hindari orang-orang yang hobi meremehkan atau memicu rasa insecure.

Ingatlah, tidak semua bunga mekar bersamaan. Akan tetapi semuanya akan mekar indah pada waktunya. Kamu tidak terlambat. Kamu hanya sedang berada di jalur yang berbeda.

Ada orang yang memulai dari nol, ada orang yang sudah memiliki previlage dari orang tuanya. Bahkan, ada beberapa orang yang memulai dari minus untuk mencapai kesuksesannya.

Jangan biarkan kecepatan orang lain membuatmu ragu pada perjalananmu sendiri. Yang terpenting bukan siapa yang sampai duluan, tapi siapa yang tetap melangkah meski pelan. Kamu dengan langkah kecilmu hari ini, sudah membawamu berada di jalan yang benar.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IR
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.