Sesi inspiratif pada sesi kelima bootcamp Gerakan 100 Komunitas Bermain Tanpa Gadget pada Selasa (10/6/2025) mendatangkan pendiri Yayasan Kampung Lali Gadget Achmad Irfandi yang membagikan wawasan tentang pentingnya menghidupkan kembali permainan tradisional sebagai media pembelajaran yang kaya nilai.
Bootcamp ini merupakan bagian dari kegiatan Gerakan 100 Komunitas Bermain Tanpa Gadget yang digagas oleh GNFI dan Kampung Lali Gadget dengan tujuan menciptakan ruang tumbuh kembang anak yang lebih sehat dan bermakna.
Nilai Fundamental Permainan Tradisional
Irfandi memaparkan bahwa permainan tradisional sebenarnya menyimpan filosofi pendidikan yang sangat dalam. Setiap permainan mengandung unsur kesadaran diri yang mengajarkan anak untuk mengenali kemampuan dan batasannya.
Selain itu, permainan tradisional mengandung unsur kesadaran lingkungan yang menumbuhkan kepekaan terhadap alam sekitar, serta kesadaran ketuhanan yang menanamkan nilai-nilai spiritual secara alami. Hal ini terancam hilang ketika anak-anak beralih ke gawai
Salah satu tantangan utama adalah mengumpulkan kembali pengetahuan tentang berbagai permainan tradisional yang mulai terlupakan. Irfandi menjelaskan metode penggalian data yang efektif, mulai dari wawancara dengan generasi tua, eksplorasi antardaerah, hingga diskusi kelompok terfokus.
Proses ini tidak hanya mengumpulkan informasi tetapi juga membangun jembatan emosional antar generasi. Menurut Irfandi, setiap daerah memiliki kekhasan permainannya sendiri yang menjadi bagian dari identitas budaya.
Baca juga Melihat Manfaat Permainan Tradisional, Ternyata Penting bagi Tumbuh Kembang Anak!
Pendekatan Pembelajaran Melalui Bermain
Kampung Lali Gadget sendiri mengembangkan metode pembelajaran unik yang memadukan aktivitas fisik dengan refleksi kognitif. Anak-anak diajak untuk tidak hanya bermain, tetapi juga memahami makna di balik setiap permainan.
Misalnya, setelah bermain congklak, mereka diajak berdiskusi tentang nilai berhitung dan strategi. Pendekatan ini menciptakan pengalaman belajar yang menyeluruh dan mendalam.
Irfandi membagikan pengalaman praktis dalam menerapkan program ini di berbagai komunitas. Tahapannya dimulai dari pengenalan permainan sederhana, pembuatan alat permainan dari bahan lokal, hingga penyelenggaraan festival permainan tradisional.
"Kunci keberhasilannya ada pada konsistensi dan keterlibatan seluruh anggota komunitas," ujarnya. Orang tua, guru, dan relawan berperan aktif sebagai fasilitator yang menciptakan lingkungan bermain yang aman dan menyenangkan.
Permainan Tradisional Tingkatkan Kemampuan Sosial
Hasil yang terlihat setelah implementasi program ini cukup menggembirakan. Anak-anak menunjukkan peningkatan dalam kemampuan sosial, kreativitas, dan kesadaran lingkungan.
Yang lebih penting, mereka mulai mengembangkan kecintaan terhadap warisan budaya lokal. Permainan tradisional disebut bisa menjadi alat yang powerful untuk membentuk karakter anak.
Meski menghadapi tantangan seperti minimnya minat generasi muda dan pesatnya perkembangan teknologi, Irfandi optimis tentang masa depan gerakan ini. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan dunia pendidikan.
Baca juga Permainan Tradisional Kupas Kelapa dari Raja Ampat yang Menjadi Simbol Kekuatan dan Kecepatan
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News