memiliki banyak minat apakah multi passionate atau kendala kesehatan mental - News | Good News From Indonesia 2025

Punya Banyak Minat, Multi-Passionate atau Kendala Kesehatan Mental?

Punya Banyak Minat, Multi-Passionate atau Kendala Kesehatan Mental?
images info

"Everything you want’s a dream away. Under this pressure, under this weight, we are diamonds."
— Coldplay, Adventure of a Lifetime

Dalam dunia yang serba cepat dan menuntut spesialisasi, memiliki banyak ketertarikan kadang justru dianggap membingungkan.

Pernahkah Kawan GNFI merasa terdorong untuk mencoba berbagai hal, mulai dari musik, olahraga, hingga matematika? Hal ini wajar terjadi. Namun, di tengah tuntutan zaman sekarang, masyarakat kerap mengharuskan seseorang untuk fokus hanya pada satu bidang tertentu.

Pandangan ini muncul karena masyarakat masih lebih menghargai keahlian mendalam dibandingkan pengalaman yang luas. Akibatnya, banyak orang kemudian menyalahkan diri sendiri ketika merasa kesulitan untuk memilih satu fokus utama.

Tekanan untuk menjadi ahli dalam satu bidang pun kian besar, baik yang muncul dari dalam diri maupun dari dorongan lingkungan yang mengatakan, “Fokus saja di satu bidang”.

Menulis Antologi, Tips Jitu untuk Pemula yang Ingin Karyanya Terbit

Padahal, memiliki banyak ketertarikan bukan berarti plin-plan. Justru, hal ini mencerminkan semangat untuk meraih pengalaman beragam, pengembangan diri yang utuh, serta kebijaksanaan dalam memaknai kehidupan.

Mempunyai hobi dan ketertarikan yang banyak bukanlah kelemahan, melainkan bagian dari cara seseorang menemukan nilai-nilai personal dan mengejar kehidupan yang kaya makna. 

Fenomena ini disebut multipassionate, yaitu ketika seseorang memiliki ketertarikan pada berbagai bidang secara bersamaan, bukan hanya fokus pada satu hal saja. Banyak orang keliru menilai bahwa pemahaman dangkal di banyak bidang tidak sebanding nilainya dengan penguasaan mendalam pada satu bidang tertentu.

Padahal, tidak sedikit tokoh sukses yang justru dikenal sebagai multipassionate. Marie Forleo, misalnya, dikenal sebagai pebisnis, penulis, pembicara, dan kreator konten.

Agnes Monica pun bukan hanya dikenal sebagai penyanyi, tetapi juga dancer dan pernah berperan dalam dunia akting. Bahkan Steve Jobs, pendiri Apple Inc., selain terkenal di bidang teknologi, juga memiliki minat mendalam terhadap seni.

Meski demikian, penting bagi kamu untuk membedakan antara harmonious passion dan obsessivepassion.

Harmonious passion adalah gairah yang selaras dengan nilai-nilai diri. Aktivitas yang dijalani dengan harmonious passion biasanya dilakukan secara sukarela dan penuh kesadaran.

Penelitian menunjukkan bahwa individu yang memiliki harmonious passion cenderung lebih fleksibel, terbuka, dan merasa lebih puas. Mereka juga memiliki asosiasi positif terhadap aktivitasnya, sehingga mampu menjaga keseimbangan hidup dan performa yang lebih baik (HumansRelations 04/2019).

Menurut Talentics.id/2024, sebaliknya, obsessive passion muncul ketika gairah menjadi begitu mendominasi hingga memicu tekanan dan kecemasan. Individu dengan obsessive passion merasa terdorong secara tak terkendali dan sering kali menjadikan aktivitas tersebut sebagai pusat identitas diri. Hal ini justru dapat mengganggu keseimbangan hidup.

Generasi yang Menulis Diri, Renungan di Hari Buku Nasional

Dalam Amarnani, R. K.,et.al/2019 dijelaskan, individu yang terjebak dalam obsessive passion cenderung menyusun hidupnya sepenuhnya di sekitar satu minat saja, sehingga menyingkirkan aktivitas lain yang juga penting.

Bila Kawan GNFI merasa memiliki banyak ketertarikan, tetapi justru mengalami kecemasan dan stres berlebihan, kamu dapat mempertimbangkan untuk berbicara dengan tenaga profesional.

Namun, Kawan juga dapat mencoba beberapa langkah sederhana di rumah. Pertama, sisihkan waktu untuk berlibur atau bersantai bersama teman dan keluarga. Kedua, latih diri kamu untuk mengubah pola pikir: alih-alih melihat aktivitas sebagai “keharusan”, fokuslah pada keinginan dan kesenangan.

Ketiga, terapkan prinsip-prinsip kesadaran penuh (mindfulness) agar kamu tidak terjebak dalam siklus obsesi yang memicu stres (Lee, Y. H., & Cho, H./2024).

Kesimpulannya, menjadi multipassionate bukanlah kelemahan. Banyak tokoh besar yang justru sukses karena ketertarikan mereka yang luas. Namun, penting untuk tetap waspada.

Jika gairah tersebut sudah mulai mendominasi dan mengganggu kesehatan mental, segera lakukan langkah-langkah pengendalian agar keseimbangan hidup tetap terjaga.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

PP
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.