generasi yang menulis diri renungan di hari buku nasional - News | Good News From Indonesia 2025

Generasi yang Menulis Diri, Renungan di Hari Buku Nasional

Generasi yang Menulis Diri, Renungan di Hari Buku Nasional
images info

Setiap tahun, Hari Buku Nasional menjadi momen penting untuk merayakan kekuatan kata dan cerita. Namun, di tengah derasnya arus informasi dan perubahan sosial yang serba cepat, buku-buku terbaru karya penulis Indonesia justru mengajak kita untuk berhenti sejenak dan melihat ke dalam diri.

Generasi masa kini tampaknya semakin memilih menulis bukan untuk bercerita, tetapi untuk mencari, memahami dan merawat identitas mereka sendiri melalui narasi-narasi pribadi. Melalui tulisan, mereka menjahit potongan-potongan pengalaman, luka batin, dan harapan menjadi sebuah cerita yang utuh dan berarti.

Inilah wajah literasi generasi baru —yang menulis dengan jujur dan terbuka — yang patut kita rayakan di Hari Buku Nasional ini.

Tema Besar 2025 :Survival & Self-Growth

Dari sederetan buku laris di sepertiga tahun ini, penulis menemukan sebuah benang merah. Penulis melihat bahwa buku-buku yang terbit di tahun 2025 ini merupakan cermin keresahan kolektif generasi muda.

Menyadari bahwa mereka tumbuh dalam iklim yang tidak ramah – pemanasan global, pandemi, ketidakpastian ekonomi, ekspektasi sosial yang tidak realistis, generasi saat ini membutuhkan semacam panduan untuk bisa melalui rintangan hidup.

Maka survival menjadi tema besar, bukan hanya secara fisik, tapi juga mental, spiritual dan finansial.

Menulis Diri sebagai Cermin Zaman

Banyak dari penulis masa kini memiliki kecenderungan reflektif dan personal. Beberapa judul seperti “Tanpa Rencana”, “Ayah Ini Arahnya ke Mana, Ya?”, hingga “Ternyata Tanpamu” menuangkan pengalaman pribadi penulisnya ke dalam tulisan.

Buku-buku ini seperti menolak gagasan bahwa hidup harus lurus-lurus saja atau penuh dengan rencana dan target besar.

Alih-alih demikian, bagaimana menyikapi keadaan tak terduga, menjadi lebih penting. Buku-buku ini bercerita tentang kehilangan dan duka, penerimaan, menyembuhkan luka, dan transformasi diri setelah bisa melalui itu semua.

Menulis untuk Bertahan: Kesehatan Mental sebagai Narasi

Judul seperti “Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati” dan “Seorang Wanita yang Ingin Menjadi Pohon Semangka di Kehidupan Berikutnya” mengangkat isu kesehatan mental yang menjadi kepedulian generasi masa kini di mana kasus bunuh diri dan depresi meningkat.

Kedua buku ini, sekalipun dibawakan dengan gaya ringan dan jenaka, ditulis berdasarkan kisah nyata di sekitar kedua penulis.

Merancang Hidup, Bertahan, dan Bertumbuh

Setelah pertanyaan-pertanyaan kontemplatif seperti: siapa aku, apa tujuan hidupku, mengapa aku terus menghadapi ujian hidup, pertanyaan berikutnya adalah “Apa yang harus kulakukan?” Buku-buku berikut ini menjawab pertanyaan terakhir dengan praktis.

“From Zero to Survive” berisi panduan bagaimana cara melewati rintangan hidup, pola pikir dan strategi dibutuhkan untuk tumbuh dan berjejaring, khususnya terkait finansial.

Sementara “Self-Improved Me” memberi panduan terperinci tentang pengembangan diri untuk memunculkan versi terbaik dari pembacanya.

Cahyo Satria Yakin Kehadiran Buku di Kedai Kopi Pancing Minat Baca

Daftar Buku Reflektif 2025: Inspirasi untuk Pengembangan Diri

Seperti yang tertulis di atas, berikut deskripsi singkat buku-buku terbitan 2025 yang akan membawa Kawan GNFI mengembara jauh ke dalam diri:

1. “Tanpa Rencana”, Merayakan Hidup yang Tak Terduga (Dee Lestari)

Tanpa Rencana adalah antologi cerpen Dee Lestari yang berisi kisah-kisah kehilangan, refleksi diri, berdamai dengan duka dan romansa. Seperti judulnya, cerita-cerita di dalamnya menawarkan perenungan mendalam dan perayaan spontanitas dalam hidup.

2. “Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati”, Nuansa Satire dalam Kejenakaan (Brian Khrisna)

Bercerita tentang tokoh Ale, buku ini bercerita tentang penyintas depresi, perundungan, kegelisahan, dan keinginan mengakhiri hidup. Buku ini disukai karena ceritanya tak jauh dari kisah nyata yang dialami banyak orang.

Dalam proses penulisannya, Brian melakukan riset mendalam dan berkonsultasi dengan psikiater sehingga isu kesehatan mental yang dibawakan begitu mengena, meskipun dibawakan dengan gaya jenaka.

3. “Seorang Wanita yang Ingin Menjadi Pohon Semangka di Kehidupan Berikutnya” (dr. Andreas Kurniawan, Sp.KJ)

Meskipun ditulis oleh seorang pakar kesehatan jiwa, buku ini jauh dari kesan teoritis. Penulis menyuguhkan sudut pandang yang berbeda dalam membahas isu kesehatan mental, seperti cara menghadapi kecemasan, memahami makna kebahagiaan, dan meresapi rasa kehilangan.

Salah satu bagian yang menyentuh adalah percakapan antara tokoh Lalin, wanita dalam judul buku, yang berkonsultasi dengan penulis.

Tulisan berjudul "Tutorial Menanam Bunga Matahari" memikat pembaca karena menghadirkan panduan menanam yang dibalut narasi penuh makna, dengan tiap langkah diselipi tafsir kehidupan—seperti perlunya luka untuk bisa tumbuh.

4. “From Zero to Survive” (Theo Derick), Literasi Finansial Mulai dari Nol

Sebagai seseorang yang tumbuh tanpa privilege, Theo Derick membagi pengalamannya, usaha keras, pergulatan, bahkan konflik yang dihadapinya untuk bertahan dan berkembang. Buku ini juga berisi saran pengembangan diri, bahwa untuk bertumbuh secara finansial, seseorang juga harus memiliki mindset, strategi, dan lingkungan yang tepat.

5. “Self-Improved Me”, Perjalanan Refleksi Diri Terasa Menyenangkan

Ditulis dalam bahasa Inggris, buku ini ditulis oleh salah satu penulis Indonesia. Melalui tulisan yang memotivasi disertai ilustrasinya, pembaca diajak memahami diri lebih baik di tengah ekspektasi sosial.

Di dalamnya terdapat pula stiker dan card deck berisi afirmasi positif yang membuat perjalanan pengembangan diri pembaca lebih menyenangkan.

Mengapa Membaca Itu Tabu? Sebuah Refleksi di Hari Buku Nasional

Di Hari Buku Nasional ini, mari merayakan diri lewat buku. Di tengah tekanan sosial ekonomi kian menghimpit, serta meningkatnya tantangan kesehatan mental yang dialami banyak anak muda, semoga buku-buku yang disebutkan di atas bisa menemani perjalanan Kawan GNFI menemukan diri.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

TR
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.