menulis antologi tips jitu untuk pemula yang ingin karyanya terbit - News | Good News From Indonesia 2025

Menulis Antologi, Tips Jitu untuk Pemula yang Ingin Karyanya Terbit

Menulis Antologi, Tips Jitu untuk Pemula yang Ingin Karyanya Terbit
images info

Menjadi penulis antologi bisa jadi pintu masuk ke dunia literasi. Namun, bagaimana caranya agar tulisan Kawan tak hanya selesai ditulis, tapi juga layak terbit? Inilah panduan praktis untukmu yang ingin mulai menulis antologi.

Apa Itu Antologi dan Mengapa Cocok untuk Pemula?

Antologi adalah kumpulan karya tulis dari beberapa penulis (atau satu penulis) yang mengangkat tema tertentu. Format ini sering menjadi pilihan para penulis pemula karena:

  • Tidak harus menulis panjang seperti novel.
  • Waktu pengerjaan relatif singkat.
  • Ada komunitas dan pendampingan (jika ikut proyek antologi).
  • Bisa menjadi portofolio awal untuk membangun branding sebagai penulis.

Selain itu, menulis antologi bisa jadi ajang healing, berbagi pengalaman, atau menyalurkan keresahan yang relate dengan banyak orang.

Hobi Menulis dan Ingin Berkarier Menjadi Penulis Kreatif? Ini Tahapan Jenjangnya!

Langkah Awal: Mulai dari Membaca dan Mengenali Gaya Sendiri

Sebelum menulis, cobalah Kawan membaca beberapa buku antologi. Amati gaya penulisan, ragam sudut pandang, dan bagaimana penulis menyampaikan pesan.

Ini akan membantumu menemukan gaya menulis yang paling nyaman, apakah Kawan suka bercerita ringan, melankolis, kocak, atau puitis?

Tips: Jangan takut ‘tidak mirip’ dengan penulis lain. Justru gaya unikmu itulah yang jadi kekuatan. Ilustrasi: Lisa Pexels.com
info gambar
  1. Pilih Tema yang Dekat dan Bermakna

Tema adalah ruh dari antologi. Saat mengikuti open call atau project naskah, pastikan Kawan memahami dan meresapi tema yang ditentukan. Jika Kawan menulis kisah sendiri (true story), pilih pengalaman yang menyentuh dan punya pelajaran hidup.

Jika fiksi, pastikan idemu tidak hanya menarik tapi juga masuk akal dan relevan dengan tema utama.

Contoh tema: “Kenangan Masa Kecil”, “Luka yang Membentukku”, atau “Perjalanan Spiritualku”.

  1. Bikin Kerangka Cerita Dulu, Jangan Langsung Ngetik!

Tantangan pemula biasanya adalah nulis ngalor-ngidul dan bingung ujungnya. Dengan kerangka (outline) yang jelas, awal, konflik, dan penutup, Kawan bisa tetap on track. Kerangka juga membantumu mengatur alur supaya tidak terlalu melebar atau malah datar tanpa klimaks.

  1. Perhatikan Panjang Tulisan dan Ketentuan Teknis

Mayoritas proyek antologi membatasi jumlah kata (misalnya 800–1500 kata). Maka penting untuk menulis padat, jelas, dan langsung ke inti. Hindari pengulangan dan deskripsi yang terlalu panjang.

Baca ulang syarat teknis yang diberikan: font, spasi, format file, penamaan dokumen, dan lain-lain. Hal-hal sepele ini bisa jadi alasan naskahmu ditolak, lho!

Merayakan Hari Buku Sedunia, Mari Mengenal Penulis Muda Indonesia
  1. Tulis dari Hati, Edit dengan Logika

Tulis dulu dengan bebas. Tuangkan isi pikiran dan perasaanmu sejujur mungkin. Setelah itu, jeda sejenak, lalu baca ulang dan edit. Di sinilah Kawan bisa melihat apakah kalimatmu membingungkan, apakah penutupnya kurang mengena, atau apakah paragrafmu terlalu panjang.

Tools bantu: Grammarly, Google Docs, atau minta teman sesama penulis untuk saling mengulas naskah (peer review).

  1. Jangan Takut Ditolak, Jangan Ragu Revisi

Penolakan naskah itu bukan akhir segalanya. Bisa jadi naskahmu bagus, tapi belum cocok dengan tema atau gaya kurasi penerbit. Evaluasi, revisi, dan coba kirim ke proyek lain. Ingat: semua penulis besar pernah ditolak, tapi mereka tidak berhenti menulis.

  1. Bangun Koneksi dan Aktif di Komunitas

Bergabunglah dengan komunitas menulis atau grup WA proyek antologi. Di sana Kawan bisa belajar dari pengalaman orang lain, ikut tantangan menulis, dan saling menyemangati. Kadang, satu kesempatan kecil bisa membawamu ke jaringan yang lebih luas.

  1. Bonus: Tips SEO jika Ingin Menulis Antologi Digital

Jika Kawan menulis untuk media daring atau blog pribadi, perhatikan kata kunci (keyword) yang sering dicari pembaca, seperti:

  • “Tips menulis antologi pemula”
  • “Cara menulis kisah true story”
  • “Contoh tulisan antologi tema cinta/keluarga”

Letakkan keyword tersebut secara natural di judul, subjudul, dan paragraf pertama.

Jangan Tunggu Sempurna, Mulailah Sekarang

Menulis antologi bukan soal siapa yang paling jago menulis, tapi siapa yang berani menuangkan kisah dan menyelesaikannya. Jika Kawan punya cerita, maka Kawan punya alasan untuk menulis. Tak perlu menunggu jadi hebat, karena dengan menulis, Kawan akan jadi lebih hebat.

Ingat: setiap cerita punya rumahnya, dan bisa jadi rumah itu adalah antologi berikutnya.

10 Penulis Indonesia Terpilih Mengikuti Program Emerging Writers UWRF 2025

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AM
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.