Bekasi mungkin bukan Augusta, tapi siapa sangka kota yang terletak di timur Jakarta ini melahirkan seorang pegolf muda berbakat yang siap bersaing di kancah internasional.
Rayhan Abdul Latief, seorang alumni SMAN 8 Kota Bekasi kini telah menorehkan prestasi gemilang di dunia golf junior. Dengan tekad kuat dan latihan rutin enam kali seminggu, ia membuktikan bahwa passion dan disiplin bisa membawanya ke puncak prestasi.
Kisah Yongki Cari Peluang: dari Dicap Nakal hingga Jadi Wasit Internasional
Golf sebagai Proses Hidup
Sejak usia delapan tahun, Rayhan sudah akrab dengan lapangan golf. Berkat sang ayah, ia mengenal olahraga ini dan memutuskan untuk serius menekuninya di Leadbetter Golf Academy. Apalagi, katanya, golf adalah olahraga paling sulit.
“Kesulitan dalam berlatih pasti ada, karena golf ini digadang-gadang menjadi olahraga paling sulit. Tapi saya tetap semangat dalam berlatih karena bermain golf it’s not about how good is your good shot but is about how good is your bad shot,” ujar Rayhan.
Filosofi itu membawanya meraih berbagai penghargaan, seperti juara IJG Premier League (2021) dan runner-up Olympic Jabar Amateur Open (2021).
2024 lalu Rayhan berhasil menjuarai Mandiri Ciputra Golfpreneur Junior World Championship dan tahun ini ia kembali mempertahankan tahtanya sebagai juara. Ia kembali merajai Mandiri Ciputra Golfpreneur Junior World Championship 2025 yang digelar di Damai Indah Golf, PIK Course, dengan total 205 pukulan (11 di bawah par).
Meski sempat mengalami tantangan di hari terakhir, performa gemilangnya di dua hari awal mengamankan posisinya sebagai pemenang.
Kholidin, Atlet Penakluk Angin dengan Andalkan Kekuatan Gigi
Mimpi Besar Rayhan Abdul Latief di Tanah Rantau
Tahun depan, Rayhan tak lagi bisa berlaga di turnamen junior. Ia pun bersiap melangkah lebih jauh; kuliah di University of North Texas sambil terus mengasah kemampuan golf melalui kompetisi seperti US Junior Amateur Open dan Western Amateur Championship.
Dengan rendah hati, ia mengakui bahwa dirinya belum siap menjadi pegolf profesional.
“Belum sih, (saya) belum cukup matang. Permainan-permainan segini belum ada apa-apanya, karena memang target saya bukan pro di sini tapi pro di US,” ucap Rayhan.
Di balik pilihannya mengambil jurusan Business Commerce, ada strategi matang untuk tetap bermain di liga NCAA tanpa mengorbankan akademik.
Buntu di Bulu Tangkis, Pencak Silat Sukses Antarkan Safira Dwi Meilani Raih Berbagai Juara
Selain golf, Rayhan juga mengandalkan ketenangan batin dan spiritualitas. Terinspirasi oleh Khabib Nurmagomedov dan Scottie Scheffler, ia percaya bahwa keyakinan pada Tuhan membawa ketenangan dalam hidup dan karier.
“Semua agama itu mengajarkan yang bagus-bagus. Jadi menurut saya ketika kita pegang itu. Ketika kita memang yakin adanya Tuhan dan yakin akan kuasanya juga, pastinya semua jalannya lancar Mau dari segi aspek apapun itu, Hidup, karier, golf juga Pasti Insya Allah semuanya tenang, aman, damai, lancar semuanya,” ungkapnya.
Dengan semangat pantang menyerah, Rayhan Abdul Latief membuktikan bahwa mimpi besar bisa dimulai dari mana pun, termasuk Indonesia. Kini, tinggal menunggu waktu untuk kita melihat Rayhan semakin bersinar di panggung golf dunia.
Hidup di Dunia Sejatinya Hanya Bermain: Jadi, Ayo Main di Luar Rumah!
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News