perayaan hari dongeng sedunia 2025 di semarang - News | Good News From Indonesia 2025

Perayaan Hari Dongeng Sedunia 2025 di Semarang

Perayaan Hari Dongeng Sedunia 2025 di Semarang
images info

Semarang, 25 April lalu komunitas Omah Dongeng Sangkara mengadakan acara memperingati Hari Dongeng Sedunia 2025 yang bertempat di Cue Kopi Patemon, Gunungpati. Acara ini berlangsung tiga hari dan dimeriahkan juga oleh penampilan kolaborasi beberapa seniman dan budayawan lokal di Semarang.

Perayaan Seni Mendongeng

Perayaan hari dongeng ini berawal dari gerakan mendongeng di Swedia pada tahun 1991 yang kemudian menyebar ke berbagai negara. Hari dongeng sedunia juga menjadi momen untuk merayakan cerita dongeng di seluruh dunia sebagai medium lintas generasi yang tak hanya memberikan hiburan namun juga mendidik dan menghubungkan individu manusia dengan yang lain.

Dengan mengangkat tema "Kamar Tidur: Kami Mendongeng, Dunia Mendengar" acara Hari Dongeng Sedunia 2025 ini mengangkat budaya membacakan dongeng dari orang tua ke anak sebagai pengantar tidur. Acara tersebut tidak hanya merayakan dongeng di Indonesia namun juga di seluruh dunia, dengan Tales Gallery pameran yang memamerkan karya audio tentang dongeng lima benua.

Perayaan ini juga dimeriahkan dengan berbagai penampilan, salah satunya adalah pertunjukan kisah Dewi Kunti dan Karno oleh dalang muda Jagad pada hari pembukaan. Dilanjutkan dengan penampilan dari Keroncong Kedai Romo, pembacaan puisi dari komunitas ATAP (Antar Teman Antar Puisi), dan penampilan teater Pejuang Mimpi oleh Lentera Sastra di hari kedua.

Pada malam puncak Hari Dongeng Sedunia 2025 ditutup dengan penanyangan film dan penampilan teater berjudul "Kado Buat Bawang Merah" sebuah karya orisinil dari Omah Dongeng Sangkara.

Pertunjukan "Kado Buat Bawang Merah" oleh Omah Dongeng Sangkara ini ditujukan untuk memaknai ulang dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih yang lebih dekat dengan masyarakat modern. Mengisahkan tentang kisah dua saudara tiri perempuan yang mencoba memahami trauma dan masa lalu dari satu sama lain, memberikan nilai baru pada kisah Bawang Merah dan Bawang Putih yang biasa kita kenal bahwa dunia bukanlah hanya hitam dan putih, namun abu-abu yang menjadikan kita juga perlu memahami satu sama lain dan mencoba mendengarkan.

Sesi diskusi kebudayaan "Apakah dongeng masih relevan?" Minggu (27/04/2025). (Foto: Tim Dokumentasi Omah Dongeng Sangkara)

Membuka Diskusi Kebudayaan Seni Mendongeng

Di masa modern ini seni mendongeng dari orang tua ke anak mulai tergantikan dengan cerita modern menggunakan media audiovisual yang bisa dengan mudah di akses melalui gadget dan internet. Hal tersebut tak dapat dipungkiri mempengaruhi bagaimana generasi muda sekarang melihat dongeng sebagai sesuatu yang kuno.

Dengan munculnya fenomena tersebut, Omah Dongeng Sangkara yang menjadi salah satu fasilitator dongeng di Semarang berinisiasi membuka diskusi kebudayaan mengangkat tema "Apakah Dongeng Masih Relevan?" pada perayaan Hari Dongeng Sedunia 2025 kemarin.

Bersama Gunawan Budi Susanto seorang sastrawan, Heru Mugiarso seorang sastrawan dan akademisi, dan Ahmad Alfan seorang ahli filologi sebagai narasumber diskusi. Diskusi tersebut dipantik dan di moderatori oleh Galuh Nadhita seorang dosen di UIN Salatiga.

Diskusi ini diikuti dengan interaktif oleh peserta dari berbagai kalangan membahas perkembangan budaya hingga langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk melestarikan seni mendongeng. Salah satu peserta diskusi juga menanyakan bagaimana pengaruh Artificial Intelligence dan teknologi ke budaya mendongeng yang menjadikan dongeng semakin langka khususnya di generasi muda di masa sekarang.

Dengan membuka diskusi ini diharapkan memunculkan kesadaran baik dari masyarakat umum dan pemerintah untuk melestarikan seni mendongeng yang terancam punah. Omah Dongeng Sangkara sendiri sebagai fasilitator dongeng di Patemon, Semarang berharap dari acara Hari Dongen Sedunia 2025 ini bisa memunculkan peran yang lebih aktif dari Pemerintah Kota untuk ikut andil dalam pelestarian kebudayaan khususnya seni mendongeng di Semarang.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

CN
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.