Sudahkah Kawan menyiapkan jawaban atas berbagai kemungkinan pertanyaan dari saudara atau tetangga saat lebaran nanti?
Kawan tentu tahu, Idul Fitri adalah waktu untuk berkumpul dengan keluarga. Tidak hanya keluarga, lebaran juga menjadi momen untuk berkunjung atau bersilaturrahim ke tetangga. Tujuannya jelas baik, untuk memohon maaf dan saling memaafkan.
Cara Masyarakat Betawi Memeriahkan Suasana Lebaran Idulfitri di Masa Lalu
Sayangnya, dalam perkumpulan tersebut, tidak jarang Kawan akan disodorkan berbagai pertanyaan yang menurut Kawan adalah hal privasi. Terkadang, bahkan pertanyaan tersebut membuat Kawan merasa tidak nyaman.
Hal ini juga turut memengaruhi kondisi psikologis Kawan sehingga muncul perasaan untuk enggan bersosialisasi bahkan saat Idul Fitri.
Sebenarnya, kenapa orang lain kerap menanyakan privasi saat Idul Fitri?
Berbeda dengan Indonesia, Ini Alasan Perayaan Idulfitri di Arab ‘Kurang Meriah’
Kenapa Orang Sering Menanyakan Hal Privasi Saat Lebaran?
Ada beberapa kemungkinan mengapa keluarga atau tetangga seringkali menanyakan hal-hal personal saat lebaran. Salah satunya ialah kurangnya kemampuan seseorang untuk menggali topik pembicaraan. Akibatnya, pertanyaan yang pertanyaan yang dilontarkan kerapkali berkaitan dengan hal-hal personal, bahkan cenderung sensitif bagi sebagian besar orang.
Lebih lanjut, Atika Dian Ariana, M.Sc., M.Psi., Psikolog, Dosen Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR) mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan tersebut sebenarnya sebuah kepedulian. Lawan bicara ialah hanya ingin mengetahui kabar dan progres dari kehidupan seseorang.
Hal ini tidak terlepas dari budaya kolektivistik pada masyarakat Indonesia. Budaya ini menganggap kepentingan individu adalah bagian dari kepentingan bersama.
Momen Lebaran di Jakarta 1987, dari Salat Idulfitri di Istiqlal hingga Kondisi Kota yang Sepi
“Sebenarnya, dalam konteks positif mereka ini peduli, memberikan perhatian satu sama lain. Mereka ingin mengetahui bahwa orang yang sedang berinteraksi dengannya dalam kondisi baik-baik saja, bahkan mungkin ada improvement dari Lebaran tahun lalu,” jelas Atika, dikutip dari laman Unair.
Meski demikian, komunikasi bisa dianggap kurang berhasil jika maksud pesan yang hendak disampaikan komunikator tidak ditangkap dengan baik oleh komunikan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya ialah pengalaman pribadi bersifat traumatis yang dirasakan oleh komunikan. Akibatnya, kepedulian tersebut dapat ditangkap sebagai suatu hal negatif.
“Akan tetapi, dalam konteks negatif, hal ini dianggap kepo dan melanggar batas privasi, itu yang kemudian menjadi persoalan. Apalagi ketika apa yang ditanyakan itu sebenarnya merupakan pertanyaan yang sudah membebani kita,” imbuh Atika.
Kupatan Kendeng, Tradisi Perayaan Hari Raya Idulfitri ala Masyarakat Kendeng Utara
Cara Merespon Pertanyaan Privasi Saat Lebaran
Atika memberikan dua tips respon yang dapat Kawan lakukan jika diberikan pertanyaan saat lebaran nanti, yakni respon fight dan flight.
Fight dalam hal ini adalah melawan emosi dan perasaan kurang nyaman yang Kawan rasakan. Respon fight ini dapat Kawan lakukan jika Kawan tidak memungkinkan untuk mencari peralihan yang dapat menanangkan perasaan.
Dalam respon fight, Kawan perlu menyiapkan rancangan jawaban yang dapat Kawan gunakan saat pertanyaan tersebut benar-benar dilontarkan oleh seseorang.
Festival Meriam Karbit, Tradisi Ledakan Sambut Perayaan Lebaran di Pontianak
“Salah satu cara fight-nya, yaitu menyiapkan jawaban. Namun, tentu ini perlu kita pertimbangkan apakah jawaban kita akan membuat lawan bicara tidak bertanya lebih lanjut atau justru bertanya semakin personal. Jadi yang bisa kita lakukan adalah menyiapkan diri sedini mungkin sebelum kita mengikuti event sosial dan mengelola ekspektasi kita,” jelas Atika.
Lain halnya dengan fight, respon kedua, yakni flight adalah bentuk dari melarikan diri dari emosi negatif. Jika Kawan memilih respon ini, Kawan dapat mengalihkan ketidaknyamanan dalam diri dengan Teknik grounding.
Teknik grounding merupakan upaya mengalihkan perasaan cemas melalui aktivitas panca indra, seperti olah mengatur pernapasan, jalan-jalan, dan tidur.
Tips Mengatur Keuangan di Masa Lebaran: Sebelum, Sesudah, dan Cara Mengelola THR
Terlepas dari apapun respon yang Kawan berikan, Atika menegaskan bahwa setiap individu tidak memiliki kontrol akan munculnya pertanyaan personal saat silaturahih keluarga. Akan tetapi, individu tersebut memiliki kontrol dalam memberi jawaban.
“Tidak semua pertanyaan harus kita jawab, kita perlu melihat juga siapa yang bertanya. Kita bisa menjawab dengan senyum atau dengan kata ‘oke’, yang maksudnya menjawab dengan jawaban yang sifatnya permukaan untuk orang yang tidak terlalu kita kenal,” pungkas Atika.
Kue Kering Identik dengan Lebaran: Sejarah, Asal-Usul, Makna, dan 7 Jenis yang Wajib Ada
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News