Tidak terasa momen lebaran pada tahun ini akan segera tiba. Pernahkah Kawan berpikir bagaimana perayaan momen lebaran atau Idulfitri bagi umat Muslim Indonesia di masa lampau?
Kawan bisa saja mengetahui momen lebaran di masa lampau ini dengan melihat beberapa arsip koran yang masih bisa diakses hingga sekarang. Salah satu momen lebaran yang bisa Kawan ketahui pada saat ini adalah perayaan Idulfitri di Jakarta pada 1987 lalu.
Lantas bagaimana momen lebaran di Jakarta pada 1987 lalu tersebut? Apakah ada perbedaan dengan perayaan Idulfitri terbaru beberapa tahun belakangan.
Simak ulasan lengkapnya dalam artikel berikut ini.
Salat Idulfitri di Masjid Istiqlal
Idulfitri atau lebaran memang menjadi salah satu momen penting bagi umat Muslim di seluruh dunia. Hari raya ini menjadi momentum bagi umat muslim setelah menjalankan puasa dan ibadah lainnya sebulan penuh pada saat Ramadan.
Kemeriahan momen lebaran ini juga terjadi di Jakarta pada 1987 lalu. Hal ini seperti yang tergambar dalam artikel "Jakarta Sepi Bila Lebaran" yang terbit di surat kabar Berita Harian edisi 16 Juni 1987.
Dalam artikel tersebut, digambarkan bagaimana kemeriahan lebaran bagi masyarakat Jakarta pada waktu itu. Padahal kondisi udara Jakarta pada cukup terik di siang hari.
Sama seperti momen di waktu lainnya, masyarakat berbondong-bondong melakukan salat Idulfitri di masjid maupun lapangan di sekitar tempat tinggal. Namun dari semua tempat, Masjid Istiqlal tetap menjadi rujukan utama bagi masyarakat Jakarta untuk melaksanakan salat Idulfitri ini.
Tidak hanya masyarakat, para pemangku kebijakan juga melaksanakan salat Idulfitri di masjid terbesar se-Asia Tenggara tersebut. Presiden Soeharto sebagai pemimpin tertinggi Indonesia pada waktu itu juga hadir di tempat yang sama pada momen tersebut.
Banyaknya jamaah yang hadir ke Masjid Istiqlal membuat keamanan makin diperketat pada momentum ini. Setiap jamah mesti melalui pintu detector terlebih dahulu sebelum memasuki lingkungan masjid.
Selain itu, pintu detector ini juga sengaja dipersempit agar mobilitas jamaah masuk ke dalam masjid bisa lebih teratur dan terarah.
Fenomena Mudik
Kemeriahan lebaran di Jakarta sebenarnya sudah dimulai beberapa hari sebelumnya. Pada tahun ini, para pekerja diberi waktu cuti bersama lebaran selama tiga hari berturut-turut.
Momen ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Jakarta yang berasal dari luar daerah untuk mudik ke daerah asal. Hal ini membuat pergerakan transportasi di ibu kota menjadi sibuk menjelang hari lebaran.
Beberapa moda transportasi dikerahkan untuk memperlancar mobilisasi mudik bagi masyarakat Jakarta. Berbagai macam armada bus dan kereta api dipadati oleh banyak penumpang dari berbagai kalangan yang ingin kembali pulang ke kampung halaman mereka.
Kondisi Kota yang Sepi
Banyaknya masyarakat pendatang yang mudik kembali ke kampung halaman membuat suasana Kota Jakarta menjadi lebih sepi jika dibandingkan dengan hari-hari biasa. Hal ini tentu menjadi pemandangan unik yang belum tentu bisa ditemui setiap saat.
Pada momen cuti bersama ini, jalanan Jakarta terlihat sepi. Pedagang kaki lima yang biasanya memadati jalanan Jakarta tidak terlihat selama momen tersebut.
Sekilas momentum lebaran di Jakarta pada 1987 tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi beberapa tahun belakangan. Suasana lebaran di ibu kota Indonesia ini masih bisa Kawan rasakan hingga saat ini, meskipun dengan pemandangan yang tidak persis sama tentunya.
Semoga kemeriahan dari perayaan hari besar bagi umat Muslim ini masih bisa terus terjaga hingga di masa yang akan datang.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News