Dusun Karang Kenik yang terletak di Dusun Kandang Barat, Desa Olean, Kecamatan Situbondo memiliki kisah uang unik. Karena di tempat ini, penghuninya hanya diperbolehkan berjumlah 26 orang.
Dimuat dari Detik, desa yang terletak 7 KM ini berada di tengah area persawahan. Karena itu juga dikenal dengan nama Karang Kenik (Dalam bahasa Madura; artinya pekarangan/lahan kecil).
Mengenal Rumah Joglo Situbondo yang Punya Jejak Sejarah Sejak Zaman Majapahit
Hal yang unik kampung ini juga terletak di RT 2 /RW 6, sehingga sering disebut disebut 'KK-26'. Menurut Ketua Adat Dusun KK-26, Syaiful Arif, jumlah penduduk ini sudah ada secara turun temurun.
"Sebenarnya bukan diatur harus 26 KK. Tapi secara kebetulan saja, jumlahnya memang segitu," ujar Syaiful Arif.
Karena kutukan
Kutukan ini dipercaya bermula dari kisah Pangeran Tunggul Angin keturunan keluarga kerajaan Adolang di Pulau Madura. Ketika itu Pangeran memiliki 30 murid namun empat orang terbunuh oleh segerombolan orang dari luar Desa Karang Kenek.
Sementara versi yang kedua berkisah mengenai Pangeran Tunggul Angin yang memiliki perjanjian dengan makhluk gaib. Pangeran Tunggul Angin memerintahkan empat muridnya untuk pergi meninggalkan Dusun Karang Kenek.
Ada juga kepercayaan, kutukan ini berasal dari pendahulu desa yang marah karena keturunannya tidak ada yang ingin tinggal menetap. Karena itu leluhur mengutuk desa itu hanya bisa dihuni oleh 26 kepala keluarga saja.
Dhurung dan Roma Tabing Tongkok, Bangunan Warisan Tak Benda Jatim 2024
Penduduk desa sempat melakukan ritual untuk meminta maaf sehingga tempat tinggalnya bersih dari kutukan. Tetapi ritual itu tidak membuahkan hasil.
Karena itu, hingga kini warga tidak berani menambah jumlah kepala keluarga. Pasalnya, bila ada yang berani melanggar akan mendapatkan musibah.
"Kami tidak pernah mengatur jumlah KK harus menjadi 26. Tapi berjalan secara alami. Pada akhirnya, tetap berjumlah 26 KK," jelas Ketua Adat yang karib disapa Pak Arif ini.
Selalu ada kendala
Hal yang sama diutarakan oleh Ipung mengenai kampungnya yang jumlah penduduknya tak pernah bertambah. Dia mengaku setiap ingin menambahkan penduduk ini pasti ada kendala.
Cerita Kota di Jawa Timur Berusia 206 Tahun, Namanya Diambil dari Pangeran yang Ditolak Cintanya
"Biasanya, kalau akan ada pertambahan KK baru, selalu saja ada kendala. Misalnya tetiba meninggal, sakit, atau pindah dengan sendiri percaya ke luar daerah. Sehingga, jumlah KK-nya selalu tetap. Boleh percaya atau tidak, tapi ini fakta," pungkas Ipung.
Sumber:
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News