Legenda Kelingking sakti merupakan salah satu cerita rakyat yang berasal dari Kepulauan Riau. Legenda ini berkisah tentang seorang pemuda yang awalnya hidup miskin, tetapi bisa memenangkan sayembara dan menikahi putri raja.
Bagaimana kisah lengkap dari legenda Kelingking sakti tersebut?
Legenda Kelingking Sakti
Dinukil dari buku Irwan Rouf dan Shenia Ananda yang berjudul Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia: dari Sabang sampai Merauke, dikisahkan pada zaman dahulu terdapat sebuah desa di daerah Kepulauan Riau. Di desa tersebut hiduplah pasangan suami istri yang sangat miskin.
Pasangan suami istri ini memiliki tiga orang anak, yakni Salimbo, Ngah, dan Kelingking. Ibu dari ketiga anak ini meninggal dunia ketika Kelingking berusia lima bulan.
Sejak saat itu, ketiga anak ini hanya hidup bersama sayang ayah. Mereka berempat berusaha tetap hidup meskipun serba berkekurangan.
Setelah beberapa tahun berlalu, Kelingking sudah mulai menginjak usia dewasa. Melihat kondisi keluarganya, Kelingking berniat untuk pergi merantau keluar dari desanya.
Kelingking pun menyampaikan keinginannya ini kepada sang ayah. Pada awalnya sang ayah tidak menyetujui keinginan anak bungsunya tersebut.
Namun sang ayah tidak bisa menahan keinginan Kelingking. Akhirnya dirinya mengizinkan Kelingking untuk pergi merantau.
Keesokan harinya, Kelingking pergi dari rumahnya. Dia diberi tujuh buah ketupat sebagai bekal perjalanannya.
Kelingking pun melewati hutan rimba selama perjalanan. Dirinya memakan buah-buahan yang dia temukan di jalan untuk menghemat bekal yang dibawa dari rumah.
Pada suatu siang, Kelingking memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon yang rimbun. Tanpa sadar Kelingking ternyata terlelap dalam tidurnya.
Ketika sedang tertidur, Kelingking mengalami sebuah mimpi. Dalam mimpi tersebut Kelingking mendengar sebuah suara yang mengatakan bahwa dia akan menikahi seorang putri raja.
Namun Kelingking mesti melakukan suatu hal terlebih dahulu. Suara tersebut berkata bahwa Kelingking harus mengikat semua ketupat yang dia miliki di sebuah akar tuba.
Kemudian dia harus memasukkan ke sungai yang mengalir di dekat dirinya sedang tidur. Nantinya lama kelamaan akan muncul buih di sungai tersebut dan akan muncul ikan besar yang sudah mati.
Setelah itu, Kelingking harus mengambil ikan besar tersebut. Tidak lama kemudian, Kelingking terbangun dari tidurnya.
Kelingking langsung melakukan suara yang dia dengarkan dalam mimpinya. Benar saja, Kelingking langsung mendapatkan ikan besar yang disampaikan suara tersebut.
Setelah mendapatkannya, Kelingking memutuskan untuk membakar dan memakan ikan tersebut. Namun hingga semua ikan habis dan hanya meninggalkan kepalanya, dia tidak menemukan tanda-tanda kemunculan seorang putri.
Kelingking pun merasa kesal akibat hal tersebut. Dirinya langsung menendang kepala ikan tersebut dan melanjutkan kembali perjalanannya.
Tidak jauh dari sana, Kelingking menemukan sebuah kampung. Di sana sedang ada sayembara yang sedang diadakan oleh seorang raja.
Sang raja mengadakan sayembara untuk memindahkan kepala ikan yang mengganggu pemandangan di kediamannya. Pemenang dari sayembara tersebut nantinya akan dinikahkan dengan putrinya.
Semua orang berbondong-bondong untuk mengikuti sayembara itu. Namun tidak ada satupun orang yang berhasil mengangkat kepala ikan tersebut.
Kelingking yang melihat hal ini merasa tidak asing dengan kepala ikan yang ada di kediaman sang raja. Dia baru sadar bahwa itu adalah kepala ikan yang dia tendang sebelumnya.
Si Kelingking kemudian mencoba peruntungannya dan mendaftar untuk ikut sayembara. Semua orang kemudian meremehkan Kelingking karena tubuhnya yang kecil dan tidak sekuat yang lainnya.
Namun ajaibnya, Kelingking bisa dengan mudah mengangkat kepala ikan tersebut dan membuangnya. Melihat hal itu, raja merasa senang dan menyatakan Kelingking sebagai pemenang sayembara.
Kelingking kemudian dinikahkan dengan putri raja. Sejak saat itu, Kelingking hidup bahagia dan menjemput ayah dan kedua kakaknya untuk tingga bersama dirinya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News