sejarah monumen badak putih - News | Good News From Indonesia 2025

Sejarah Monumen Badak Putih yang Erat Kaitannya dengan Kota Bandung

Sejarah Monumen Badak Putih yang Erat Kaitannya dengan Kota Bandung
images info

Monumen Badak Putih merupakan monumen yang menyimpan sejarah dan erat kaitannya dengan Kota Bandung. Patung ini dapat Kawan temui di pusat Kota Bandung: di Jalan Wastu Kencana atau tepatnya di Balai Kota Bandung.

Monumen Badak Putih diresmikan pada 10 Oktober 1981 oleh Wali Kota Bandung pada saat itu, Husen Wangsaatmadja. Monumen ini merupakan karya dari Drs. Nyoman Nuarta dan Ketut Winata.

Lantas, bagaimana sejarah dipilihnya badak putih sebagai monumen yang dibangun di pusat Kota Bandung ini? Simak artikelnya di bawah ini!

Baca Juga: Taman Hutan Raya Djuanda Bandung, Ruang Hijau Raksasa di Ujung Dago

Makna Filosofis Monumen Badak Putih

Monumen Badak Putih dibangun sebagai ikon lingkungan, budaya, dan kepercayaan politik tradisional Sunda. Badak putih dilambangkan sebagai kerinduan Kota Bandung akan kehadiran kembali kelestarian alam yang sehat, tertib, tanpa kekurangan air, serta pepohonan yang rindang.

Badak merupakan hewan yang dibanggakan di Indonesia, terlebih lagi badak bercula satu yang hanya ada di Indonesia. Badak berkaitan erat dengan keberlangsungan lingkungan. Penciumannya yang tajam membantu badak mencari sumber air dan makanan dengan baik. Itu sebabnya badak menyenangi lingkungan hutan yang lebat dan subur.

Badak putih juga menjadi simbol bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa keberadaan binatang. Kemusnahan atau kelangkaan hewan-hewan juga akan berdampak pada kehidupan manusia dan lingkungannya.

Dari segi politik, menurut Nina Lubis, seorang sejarawan, dalam kepercayaan politik tradisional Sunda, pusat pemerintahan biasanya dibangun di tempat yang dipercaya menjadi bekas berkubangnya badak putih.

Menurut budayawan Sunda, Budi Dalton, badak putih dipilih sebagai simbol teritorial Sunda melalui proses pendalaman makna. Leluhur dan masyarakat yang ada saat ini tidak hanya berkomunikasi secara lisan, tetapi juga bisa melalui pola atau simbol.

Seperti diberitakan laman Pikiran Rakyat, Husen Wangsaatmadja menjelaskan, warna putih dalam monumen tersebut dipilih karena dari banyaknya badak yang ada, badak putih diduga menjadi pemimpin karena warnanya yang berbeda.

Selain di Kota Bandung, badak putih juga merupakan simbol ikonik beberapa daerah di Jawa Barat dan Banten. Daerah lain yang memiliki monumen badak putih adalah Situ Buleud, Purwakartam dan di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten.

Peran Monumen Badak Putih dalam Identitas Kota Bandung

Dilansir dari akun Instagram @humas_bandung, pada 1866, kawanan badak sering berkeliaran di daerah Cisitu hingga menghambat pembangunan yang sedang dilakukan. Kota Bandung pada zaman dahulu penuh dengan hutan rimbun, sungai, rawa-rawa, dan padang rumput sehingga menjadi habitat badak.

Pada zaman dahulu, beberapa daerah di Bandung pernah menjadi tempat pangguyangan atau tempat badak putih berkubang. Selain di Balai Kota Bandung yang bertempat di Jalan Wastukencana, tempat pangguyangan badak lain yang terkenal ialah di Jalan Cibadak yang saat ini menjadi wilayah pertokoan.

Tempat lainnya yang pernah menjadi lokasi pangguyangan badak yakni Rumah Sakit Umum Rancabadak (sekarang Rumah Sakit Hasan Sadikin), dan juga Institut Teknologi Bandung (ITB). Hal inilah yang menjadi alasan mengapa terdapat nama Jalan Badak Singa di sekitar kawasan ITB.

Bekas tempat berkubangnya badak juga dinilai menjadi tempat yang subur dan tidak kekurangan air. Oleh sebab itu, banyak masyarakat menjadikan tempat berkubangnya badak menjadi pemukiman.

Baca Juga: Braga, Simbol Kehidupan Kota Bandung yang Tak Pernah Padam

Badak putih memang bukan lambang daerah, tetapi monumen ini ada untuk mengenang kelestarian alam yang sempurna pada masa lalu sembari mencoba mengembalikan kembali kondisi itu bagi masa kini dan mendatang.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

ED
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.