Tempe, makanan berbasis kedelai yang berasal dari Indonesia, telah menjadi perhatian dunia berkat manfaat nutrisinya dan perannya sebagai alternatif protein nabati yang lezat.
Namun, tahukah Kawan GNFI bahwa metode produksi tempe secara tradisional dan modern memiliki karakteristik yang berbeda? Hal ini lantas menimbulkan pertanyaan: mana yang lebih baik?
Sebuah studi terbaru memberikan wawasan mendalam tentang dampak metode produksi terhadap keberagaman mikroorganisme dan manfaat kesehatan tempe. Mari, kita simak sama-sama!
Perbedaan Produksi Tradisional dan Modern
Tempe tradisional sering diproduksi di skala rumahan atau industri kecil dengan proses fermentasi menggunakan air dari sumber alami dan minim kontrol higienis. Sebaliknya, tempe modern diproduksi dengan standar higienis tinggi seperti yang diatur dalam Standar Nasional Indonesia (SNI), untuk memastikan keamanan dan konsistensi produk.
Menurut penelitian yang terbit dalam jurnal Food Research International, tempe tradisional memiliki keberagaman mikroorganisme yang lebih tinggi dibandingkan dengan tempe modern. Keberagaman ini mencakup bakteri bermanfaat seperti Lactobacillus dan Enterococcus yang berkontribusi pada produksi vitamin B kompleks (B1, B7, B12) dan K, serta mendukung kesehatan saluran pencernaan.
Selain itu, tempe tradisional juga mengandung mikroorganisme seperti Leuconostoc dan Paenibacillus yang berperan dalam produksi asam lemak rantai pendek (short-chain fatty acids) dan transport mineral seperti zat besi dan seng.
Sebaliknya, tempe modern didominasi oleh bakteri seperti Lentilactobacillus dan Weissella. Meskipun jumlahnya lebih sedikit, bakteri ini tetap berkontribusi pada proses fermentasi serta menghasilkan vitamin K dan mencegah pertumbuhan bakteri patogen.
Keunggulan Tempe Tradisional
Tempe tradisional menawarkan potensi besar untuk mendukung kesehatan manusia. Mikrobioma yang kaya di dalamnya mampu menghasilkan asam lemak rantai pendek yang bermanfaat bagi kesehatan usus. Selain itu, tempe tradisional memiliki kandungan vitamin B12 yang lebih tinggi, yang jarang ditemukan pada makanan nabati lainnya.
Namun, tempe tradisional tidak luput dari risiko. Karena diproduksi dalam lingkungan yang kurang higienis, tempe ini lebih rentan terhadap keberadaan bakteri patogen seperti Enterobacter dan Pseudomonas. Bakteri ini dapat membawa gen resistansi antibiotik, yang berpotensi menjadi ancaman keamanan pangan.
Tempe Modern, Aman tetapi Kurang Beragam
Di sisi lain, produksi tempe modern yang mengikuti standar higienis tinggi berhasil menurunkan risiko kontaminasi patogen seperti Salmonella dan E. coli. Produk ini lebih aman untuk dikonsumsi secara luas dan memenuhi standar pasar global akan produk makanan yang higienis.
Namun, proses modernisasi ini juga menurunkan keberagaman mikrobioma dalam tempe. Mikrobioma yang kurang beragam dapat berdampak pada manfaat kesehatan jangka panjang, khususnya dalam mendukung sistem imun dan metabolisme tubuh melalui mikrobiota usus.
Menggabungkan Tradisi dan Modernisasi
Apakah mungkin untuk mendapatkan yang terbaik dari kedua metode? Salah satu solusi adalah mengadopsi metode produksi yang memadukan kebersihan dengan upaya mempertahankan keberagaman mikrobioma. Misalnya, menggunakan air yang tersterilisasi, tetapi tetap menjaga penggunaan starter fermentasi alami yang kaya mikroorganisme.
Tempe bukanlah sekadar kebanggan lokal. Namun, juga representasi budaya dan inovasi Indonesia. Permintaan global yang meningkat terhadap makanan nabati membuka peluang besar bagi tempe untuk menjadi produk ekspor unggulan.
Namun, untuk bersaing di pasar internasional, produsen harus terus berinovasi sambil mempertahankan nilai tradisional.
Studi ini menunjukkan bahwa tempe adalah model ideal untuk memahami hubungan antara praktik produksi pangan, keberagaman mikrobioma, dan manfaat kesehatan.
Dengan strategi yang tepat, tempe dapat menjadi ikon keberhasilan Indonesia dalam memadukan tradisi dengan sains modern.
Sebagai masyarakat Indonesia, kita memiliki alasan kuat untuk bangga akan tempe. Tidak hanya lezat, tetapi juga menawarkan manfaat kesehatan yang luar biasa.
Dengan mendorong produksi tempe berkualitas, baik tradisional maupun modern, kita dapat menjaga warisan budaya ini sekaligus mempromosikannya ke dunia. Mari, kita dukung tempe sebagai bagian dari gaya hidup sehat dan identitas bangsa.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News


