Siapa tak kenal tempe? Makanan berbahan kedelai yang difermentasi ini dipercaya berasal dari Indonesia, tepatnya di Provinsi Jawa Tengah.
Konon, tempe sudah berusia lebih dari 400 tahun, loh, Kawan! Tempe pertama kali ditemukan pada tahun 1600-an di Desa Tembayat, Klaten, Jawa Tengah. Uniknya, makanan ini juga tercatat dalam Serat Centhini.
Serat Centhini sendiri merupakan buku kesusastraan Jawa yang berisi rangkuman ilmu pengetahuan dan kebudayaan lokal. Serat Centhini ditulis berdasarkan segala macam peristiwa yang terjadi pada masa pemerintahan Sultan Mataram.
Di dalam buku tersebut, tempe ternyata pernah disajikan sebagai hidangan tamu. Sejauh ini, hidangan berbahan tempe tertua yang terdokumentasi adalah sambal tumpeng atau sambal lethok.
Saat ini, tempe menjadi salah satu bahan masakan yang sangat sering dikonsumsi masyarakat Indonesia. Rasanya yang lezat, ditambah lagi dengan harganya yang murah meriah membuat tempe tidak pernah lekang oleh waktu.
Kawan GNFI, jika di Indonesia tempe dapat ditemukan dengan sangat mudah, di luar negeri, tempe justru menjadi makanan mewah. Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, tempe bisa dijual seharga ratusan ribu rupiah.
Hal tersebut dikarenakan perbedaan suhu dan kelembaban di luar negeri yang berbeda dengan Indonesia. Belum lagi bahan baku yang sulit didapatkan. Tidak mengherankan apabila tempe dihargai fantastis di sana.
Namun, di Swedia mungkin sedikit berbeda. Negara yang terletak di Eropa Utara ini ternyata memiliki pabrik tempe yang dikelola langsung oleh diaspora Indonesia.
Sweden Tempe Food AB, perusahaan keluarga yang didirikan oleh Sen Tjiauw Gustafsson, sukses menjelma menjadi produsen tempe terkemuka di Swedia. Sen, demikian ia dipanggil, mendirikan perusahaan tempe itu sejak tahun 2023.
Perusahaan tempe tersebut memproduksi berbagai variasi tempe dengan merek dagang “Hallstavik Tempe”. Tempe-tempe segar itu diantar ke restoran hingga pelanggan swasta.
Sen sudah mulai merintis usaha tempe kecil-kecilan sejak 2019 dengan mengirimkan pesanan tempe segar lewat pos. Kemudian pada 2023, bersama suami dan anaknya, Sen mendirikan perusahaan tempenya.
Sering Dipandang Sebelah Mata, Padahal Tempe Sudah Go Internasional!
Tempe dengan bahan lokal Swedia hingga juarai kompetisi domestik
Produk tempe yang dijual tidak hanya berbahan dasar kacang kedelai, tetapi juga kacang-kacangan lain yang mudah diperoleh di Swedia. Bahan biasa digunakan di antaranya kacang parang, kacang polong hijau-kuning, kacang hitam, dan kacang putih.
Berkat inovasi tanpa hentinya, di tahun 2022, Hallstavik Tempe pernah memperoleh penghargaan di Ät! Stockholm. Kemudian, pada bulan November 2024, Hallstavik Tempe kembali mendulang kemenangan di ajang yang sama.
Menariknya, syarat utama untuk mengikuti lomba itu adalah menggunakan bahan lokal asal Swedia. Dalam perlombaan tersebut, Sen dan keluarganya menampilkan Tempe Fava, tempe yang dibuat dari kacang parang dan twist biji mawar.
Produknya bahkan mampu memukau dewan juri dan masyarakat. Alhasil, kreasi tempe itu mendapatkan penghargaan sebagai produk terbaik pilihan pemirsa.
Dikutip dari Vego, media vegetarian asal Swedia, Hallstavik Tempe mendapatkan skor yang bagus dalam hal keberlanjutan. Bahkan, tempe dipuji dewan juri karena memiliki rasa yang enak, bersih, pedas, dan lembut.
Berkat kemenangan Hallstavik Tempe, terbukti bahwa minat masyarakat Swedia terhadap makanan berbahan nabati, seperti tempe meningkat. Ditambah lagi, bahan-bahan yang digunakan juga segar dan bergizi.
Tempe Diajukan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda untuk Kemanusiaan ke UNESCO
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News