Legenda I Tui Tuing merupakan salah satu cerita rakyat yang berasal dari Sulawesi Selatan. Legenda ini berkisah tentang seorang pemuda buruk rupa yang akhirnya menemukan cinta sejatinya.
Bagaimana kisah lengkap dari legenda tersebut? Simak cerita dari legenda I Tui Tuing dalam artikel berikut ini.
Legenda I Tui Tuing
Dilansir dari buku Marina Asril Reza yang berjudul 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi, dikisahkan pada zaman dahulu hiduplah seorang pemuda bernama I Tui Tuing. Dirinya merupakan seorang pria yang baik hati dan suka bekerja keras.
Sehari-hari I Tui Tuing membantu kedua orang tuanya untuk memenuhi kehidupan keluarga mereka. Tidak hanya itu, I Tui Tuing juga suka membantu setiap orang yang kesusahan.
Namun kebaikan yang dimiliki oleh I Tui Tuing ternyata tidak selaras dengan perasaan masyarakat sekitar. Masyarakat yang ada di desanya lebih suka mengucilkan I Tui Tuing.
Namun perlakuan ini sebenarnya tidak ada kaitannya dengan sifat pemuda tersebut. Masyarakat setempat menjauhi I Tui Tuing karena memiliki bentuk fisik yang buruk rupa dan kulitnya yang bersisik.
Bahkan, nama "Tui Tuing" yang berarti ikan terbang disematkan masyarakat karena kondisi kulitnya tersebut. I Tui Tuing merasa sedih dengan perlakuan yang dia terima.
Hanya kedua orang tuanya saja yang sangat menyayangi dirinya. Hal ini membuat I Tui Tuing sering merenung memikirkan nasibnya tersebut.
Pada suatu hari, kedua orang tua I Tui Tuing melihat anaknya sedang termenung. Kedua orang tuanya kemudian bertanya apa yang dipikirkan oleh anaknya.
I Tui Tuing kemudian bercerita bahwa dirinya ingin memiliki seorang istri. Namun dirinya sadar dengan kondisi yang tengah dia alami.
Pemuda tersebut tidak ingin muluk-muluk dalam memilih istri. Dia hanya ingin ada seorang wanita yang mengerti dan menerima kondisi yang tengah dialaminya sebagai pendamping hidup.
Kedua orang tua I Tui Tuing mengerti dengan keinginan anaknya tersebut. Mereka kemudian pergi berkeliling desa untuk meminang anak gadis yang ingin menjadi istri anaknya.
Akan tetapi setiap keluarga yang mereka temui menolak pinangan orang tua I Tui Tuing tersebut. Hanya tersisa satu keluarga kaya yang belum mereka datangi untuk menyampaikan pinangan.
Dengan keinginan tulus, kedua orang tua I Tui Tuing kemudian membawa anaknya ke rumah keluarga kaya tersebut. Namun perlakuan yang mereka terima ternyata berbeda dengan masyarakat lainnya.
Keluarga kaya ini menerima I Tui Tuing dan kedua orang tuanya dengan baik. Bahkan sang bapak memanggil anak-anak gadisnya yang belum berkeluarga.
Orang tua I Tui Tuing kemudian menyampaikan maksud untuk meminang anak gadis yang mau menjadi istri anaknya. Akan tetapi, perlakuan anak-anak gadis tersebut berbeda dengan kedua orang tuanya.
Mereka malah mencaci kondisi I Tui Tuing dan menolak pinangan tersebut mentah-mentah. Akhirnya kedua orang tua I Tui Tuing hanya bisa pasrah dan mengajak anaknya kembali pulang.
Tidak lama kemudian, muncul anak bungsu dari keluarga kaya tersebut yang bernama Siti Rukiah. Anak gadis tersebut menyatakan bahwa dirinya mau dipinang dan menjadi istri I Tui Tuing.
Secara fisik, Siti Rukiah memang tidak secantik kakak-kakaknya. Siti Rukiah memiliki kulit yang kusam.
Namun I Tui Tuing tidak peduli dengan tampilan fisik Siti Rukiah. Dirinya sudah senang karena ada seorang wanita yang mengerti dan ingin menjadi istrinya.
Akhirnya I Tui Tuing dan Siti Rukiah menikah. Sejak saat itu, I Tui Tuing tinggal di rumah keluarga kaya tersebut.
Meskipun tinggal di rumah mertua yang kaya, I Tui Tuing tetap bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Siti Rukiah juga selalu mendukung setiap aktivitas yang dilakukan suaminya.
Keuletan kedua sejoli ini ternyata menarik perhatian Yang Maha Kuasa. Akhirnya Sang Pencipta memberikan kenikmatan bagi kedua suami istri tersebut.
Pada suatu malam, I Tui Tuing dan Siti Rukiah terkejut melihat kondisi fisik mereka. I Tui Tuing tiba-tiba berubah menjadi pria yang tampan.
Di sisi lain, Siti Rukiah juga berubah menjadi wanita yang cantik jelita. Ternyata wujud tersebut memang tampilan asli Siti Rukiah.
Selama ini dia diguna-guna oleh kakak-kakaknya yang iri dengan kecantikannya. Akhirnya I Tui Tuing hidup bahagia dengan keluarga kecilnya bersama Siti Rukiah.
Sumber:
- Reza, Marina Asril. 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi. Visimedia, 2010.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News