Kisah Samba Paria merupakan salah satu cerita rakyat yang bisa Kawan jumpai di Sulawesi Barat. Kisah dalam legenda ini menceritakan tentang seorang gadis yang berhasil menghancurkan penguasa yang tamak yang berkuasa di wilayah tersebut.
Bagaimana kisah lengkap dalam cerita rakyat Samba Paria tersebut?
Cerita Rakyat Samba Paria
Dikutip dari buku Cerita Rakyat Sulawesi Barat Samba Paria, kisah dalam legenda yang satu ini mengisahkan tentang seorang gadis cantik bernama Samba. Gadis ini hidup bersama adiknya di tengah hutan yang ada wilayah Mandar.
Rumah yang mereka diami sangat jauh dari pemukiman penduduk yang ada di sekitar wilayah tersebut. Di sekitar rumah kedua kakak beradik ini tumbuh tanaman paria. Oleh sebab itu, gadis ini kemudian dikenal dengan panggilan Samba Paria.
Samba Paria hidup sebatang kara dengan adiknya di rumah tersebut. Beberapa tahun sebelumnya, kedua kakak beradik ini mesti kehilangan orang tuanya yang meninggal akibat dianiaya pasukan kerajaan yang berkuasa di wilayah tersebut.
Sebelum meninggal, Samba Paria dititipi pesan oleh orang tuanya untuk selalu menjaga dan menyayangi adiknya. Samba Paria pun tumbuh dengan memegang pesan yang dititipkan oleh kedua orang tuanya tersebut.
Legenda Mentiko Betuah dari Aceh, Kisah Batu Sakti yang Bisa Mengabulkan Semua Permintaan
Pada suatu hari, Samba Paria bersama adiknya tengah menyantap makanan yang terbuat dari talas di depan rumahnya. Ketika sedang asik makan, adiknya secara tidak sengaja menjatuhkan salah satu makanan tersebut di tanah.
Samba Paria pun membiarkan makanan tersebut karena sudah kotor dan tidak bisa dimakan lagi. Mereka pun kembali melanjutkan makan makanan yang masih tersisa.
Di tengah hutan, rombongan raja ternyata sedang melakukan perbuatan. Raja ini dikenal sebagai sosok yang bengis dan tamak, serta tidak segan-segan melakukan segala hal untuk memenuhi kebutuhannya.
Ketika sedang melakukan perburuan, sang raja melihat salah satu ekor anjing buruannya menggigit sebuah makanan. Ternyata anjing tersebut menggigit makanan yang dijatuhkan adik Samba Paria.
Sang raja pun penasaran dengan asal muasal makanan tersebut. Setelah mencari beberapa saat, akhirnya sang raja menemukan rumah Samba Paria di dalam hutan tersebut.
Raja pun tertegun dengan kecantikan Samba Paria. Dia pun berkeinginan untuk mempersunting Samba Paria menjadi istrinya.
Samba Paria pun kaget dengan kedatangan sang raja di rumahnya. Dirinya mempersilahkan raja untuk masuk dan menyuruh adiknya menyediakan minum.
Namun persediaan air mereka di rumah sudah habis. Sang adik mesti ke sungai terlebih dahulu untuk mengambil air minum.
Sang raja yang sudah menyusun rencana busuk menyuruh anak buahnya untuk melubangi tempat penampungan air yang dibawa adik Samba Paria. Hal ini bertujuan agar sang adik berlama-lama di sungai karena air yang diisi tidak kunjung penuh.
Pada saat adiknya di sungai inilah, Samba Paria diculik secara paksa oleh sang raja untuk dibawa ke istana. Samba Paria yang tidak bisa melawan akhirnya dibawa oleh rombongan tersebut.
Akan tetapi, Samba Paria mengambil beberapa lembar daun agar sang adik bisa mengetahui ke mana dirinya dibawa. Ternyata maksud ini juga diketahui oleh sang adik ketika dirinya tidak menemukan siapa-siapa lagi ketika pulang ke rumah.
Sang adik pun mengikuti jejak tersebut. Sampailah dirinya di depan istana raja yang berkuasa di wilayah tersebut.
Dirinya kemudian memanggil nama sang kakak. Akan tetapi, dirinya tidak mendapatkan jawaban balasan karena Samba Paria tengah ditahan oleh sang raja.
Akhirnya sang adik pun kembali pulang ke rumah dengan tangan hampa. Samba Paria pun merasa sedih dengan situasi tersebut karena dirinya berpisah dengan sang adik.
Beberapa waktu berlalu, Samba Paria terus berusaha mencari cara untuk kabur dari istana raja. Akhirnya muncul sebuah ide dari Samba Paria agar dia kabur dengan menuruni dahan pohon yang menjalar di jendela dekat kamarnya.
Samba Paria kemudian melemparkan cincin pemberian raja ke arah sungai di sekitar istana. Dirinya kemudian menyuruh para dayang dan pengawal untuk mencari cincin tersebut.
Mitos Batu Larung di Merangin Jambi, Diyakini Sebagai Jelmaan Manusia yang Dikutuk
Pada saat mereka sibuk mencari cincin inilah Samba Paria berhasil melarikan diri dari istana. Sesampainya di rumah, alangkah terkejutnya Samba Paria karena sang adik ternyata tengah jatuh sakit.
Samba Paria kemudian memasak makanan dan menyuapi adiknya secara perlahan. Dia pun meminta maaf kepada sang adik karena mesti berpisah sebelumnya.
Namun Samba Paria menyadari situasinya pada saat ini masih belum aman. Dirinya sadar bahwa sang raja tidak lama lagi akan menyusulnya ke rumah bersama para pengawalnya.
Akhirnya Samba Paria menyiapkan beberapa bahan, seperti cabai rawit, merica, dan daun kelor. Bahan-bahan ini diracik dan dicampurkan dengan air menyerupai sebuah adonan kue.
Tidak lama kemudian, dugaan Samba Paria terbukti benar. Sang raja sudah sampai di depan pintu rumahnya dan memaksa Samba Paria untuk kembali di istana.
Pada saat sang raja mendekat, Samba paria kemudian melemparkan adonan yang sudah dia buat sebelumnya ke muka raja. Sang raja yang terkejut dan kesakitan karena matanya terkena adonan tersebut langsung terjungkal ke belakang.
Saat terjungkal inilah ternyata leher sang raja menghantam keras sebuah batu besar. Akhirnya raja tersebut meninggal seketika di tempat tersebut.
Pada akhirnya, Samba Paria bisa hidup tenang bersama adiknya sekaligus membebaskan masyarakat sekitar dari cengkeraman penguasa yang tamak dan serakah di wilayah tersebut.
Sumber:
- Suyatno, Suyono. Cerita Rakyat Sulawesi Barat Samba Paria. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News