Kelima warga negara Indonesia menjadi sorotan di Negeri Sakura. Lima pemuda yang tengah menjalani program magang di perakitan mobil Pabrik Daihatsu Motor Shiga (Ryuo) Jepang, menjadi heroic dengan menyelamatkan nyawa seorang nenek.
Kelima WNI tersebut adalah Ariyo Santali (22), Ahmad Jaelani (25), Ferdi Jaya Kusuma (25), Nur Fajri Agustian (25), dan Anang Dwi Bintoro (26). Mereka telah menolong nenek berusia 60 tahun yang terjatuh ke sungai di Kota Yasu, Prefektur Shiga.
Aksi heroiknya ini lantas mendapat penghargaan dari Kepolisian Kota Yasu, Jepang pada 1 November 2024 lalu. Tidak hanya itu, Daihatsu Motor Corp dan kantor pemadam kebakaran setempat juga memberikan penghargaan sekaligus cinderamata.
Raih Juara 2 dalam Ki Hajar Dewantara Award, Buktikan Inovasi Guru Indonesia Punya Kualitas Unggul!
Bahkan, mereka juga diundang untuk membagikan pengalamannya di hadapan para siswa sekolah di Moriyama. Harapannya mereka dapat memberikan motivasi kepada anak-anak muda untuk selalu berbuat baik.
“Tanpa disangka karena tindakan heroik mereka, sampai viral dan mengharumkan nama Indonesia di Jepang. Patut diapresiasi, semoga bisa memperbaiki citra WNI yang tinggal di Jepang,” jelas Hairul Anam, pembimbing magang WNI tersebut.
Masyarakat Yogyakarta yang Terbiasa Memilah Sampah untuk Nabung di Gemah Ripah
Kisah Hairul dan Kawan-Kawan, dari Memancing hingga Membantu Orang
Kisah ini bermula saat Hairul dan empat kawannya memutuskan untuk memancing di Sungai Yasu pada Sabtu (14/10/2024).
Saat tengah memancing, sekitar pukul 13.30 waktu setempat, mereka mendengar lenguhan seseorang yang disertai suara deburan air.
Mereka kemudian bergegas datang ke sumber suara lalu mendapati seorang wanita berusia 60-an jatuh ke sungai, yang berada sekitar 15 meter di bawah Jembatan Omifuji, Kota Yasu.
Uti Nilam Sari, Sosok yang Jadi Pionir Medical Illustrator di Indonesa
Terkendala Bahasa Bukan Berarti Tidak Melakukan Apa-Apa
Perasaan untuk menolong ini telah tertanam dan tumbuh subur dalam diri kelima pemuda WNI tersebut. Mereka sesungguhnya pemuda yang baru terbang ke Jepang tiga bulan lalu, tepatnya Agustus 2024. Bahkan, menurut Hairul Anam selaku pembimbing magang, mereka masih memiliki keterbatasan, terutama perihal bahasa yang digunakan dalam berinteraksi dan berkomunikasi.
“Pastinya bangga dan kaget, pertama mereka berlima baru saja datang awal Agustus 2024,” kata Hairul Anam.
Rasa bangga Hairul juga dilandaskan oleh rasa takjub bahwa Ariyo Santali, Ahmad Jaelani, Ferdi Jaya Kusuma, Nur Fajri Agustian, dan Anang Dwi Bintoro begitu berani bertindak spontan di negara orang. Apalagi, Indonesia dan Jepang meskipun masih dalam lingkup negara Timur, tentu memiliki perbedaan budaya. Meski demikian, terbatasnya mengenai pengetahuan budaya dan peraturan Negeri Sakura tidak lantas menjadi halangan bagi pemagang Indonesia itu untuk membantu sesama.
“Butuh nyali dan keberanian tinggi untuk mengambil tindakan pertolongan tersebut,” imbuhnya.
Tidak hanya kelima WNI ini, tiga WNI rupanya juga pernah melakukan hal serupa tiga tahun lalu. Tiga orang tersebut, Adi Reinaldi (27 tahun), Nazzil Zanari (29 tahun), dan Rohmadi (32 tahun), berhasil menyelamatkan seorang anak yang tenggelam di Kuninobu, Kota Oyama. Mereka juga mendapatkan penghargaan serupa dari pihak kepolisian Jepang setempat.
Mengingat Kembali Rudi “Bacok” Hartono, Pemuda Kalbar yang Raih Kalpataru 2022
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News